1- hancurnya wall Maria part 1 [Prolog]
Pada tahun 845, umat manusia mendapatkan ancaman besar. Mereka yang berada di Wall Maria telah kehilangan sebagian besar penduduknya akibat hancurnya Wall Maria yang selama ini melindungi mereka.
Hancurnya dinding itu disebabkan oleh titan kolosal dan juga titan zirah yang berhasil menghancurkan gerbang Wall Maria.
Dan penduduk Wall Maria harus mengungsi ke Wall Rose untuk menyelamatkan diri dan mencegah punahnya umat manusia.
.
.
.
.
.
[Opineng season 1-guren no yumiya by Linked Horizon]
_________
"Hah, Mikasa? "Ucap pemuda bersurai coklat raven. "Kita harus kembali. "Ucap perempuan bersurai hitam panjang. "Kenapa kau disini? "Tanya pemuda itu. "Apa kau berfikir sedang tidur nyenyak dan ini masih dalam mimpi? "Ucap perempuan bernama Mikasa.
"Tidak... Aku merasa sudah bermimpi yang sangat panjang. "
"Apa yang aku mimpi kan? "
"Aku tidak bisa mengingatnya. "Ucap pemuda itu memegang kepalanya. "Eren, kenapa kau menangis? "Tanya Mikasa.
"Hah? "
_________
Tahun 845
Distrik Shiganshina
.
.
.
"Jangan bilang bilang kalau tadi aku menangis. "Ucap Eren memperingati Mikasa. "Aku takkan mengatakannya. "Ucap Mikasa. "Tapi jika kau tidak tau alasan kau menangis, mungkin kau harus mengatakannya dengan oji-san. "Ucap Mikasa lagi.
"Jangan bercanda? "
"Aku tidak bisa memberitahu otoo-san tentang hal itu. "Ucap Eren. "Apa yang kau tangisi, Eren. "Ucap pria berambut pirang pendek dan wajahnya sedikit merah. Mungkin dia lagi mabuk.
"Hannes-san. "
"Apa Mikasa memarahimu? "Ucap Hannes. "Apa? Kenapa aku harus menangis? Kau bau sake. "Ucap Eren mengibaskan tangannya didepan wajahnya.
"Tak ada ada salahnya dengan itu. "
Terlihat disitu terdapat tiga pria sedang memegang botol dan mereka sedang mabuk ringan. "Kau mabuk mabukan lagi? "Tanya Eren.
"Kau mau bergabung? "Tawar Hannes. "Uhm.... Bukankah kau sedang bertugas? "Tanya Eren. "Ya.., saat ini kami sedang bertugas menjaga gerbang. "Jawab Hannes. "Kami telah bertugas sepanjang hari sehingga kami lapar dan haus. Bukan masalah besar jika kami meminum minuman yang ada sedikit sake. "Sambungnya. "Jika kau mabuk seperti ini bagaimana kau bisa bertempur? "Ucap Eren yang sudah kesal dengan sifat Hannes.
"Hah? Ketika kami harus melawan? "
"Apa kau serius menanyakan? Disaat dinding itu hancur dan mereka masuk kedalam. "Ucap Eren meninggikan suaranya. Dari kejauhan terlihat pemuda bersurai hitam pekat sedang memperhatikan Eren dan Hannes sedang berbicara.
"Tch, Baka! "
"Aduh. Eren, jangan mengatakan hal itu keras keras. "Ucap Hannes menenangkan Eren. "Hahahaha.... Kalau bukan anak Dr. Jaeger kau tidak akan mempunyai semangat ini. "Ucap seorang pria berbadan gempal menghampiri Eren. "Apa yang akan kalian lakukan kepada para titan jika dinding ini hancur? "Ucap seorang pemuda yang seumuran dengan Eren. "Jika akhirnya dinding itu hancur, kami tinggal melakukan tugas kami. "Ucap Pria gempal itu dengan percaya diri. "Kau terlalu percaya diri. "Ucap pemuda itu. "Apa kau tau tidak? Jika selama 100 tahun ini belum ada yang bisa menembus tembok ini. "Ucap Pria gempal. "Tapi! Otoo-san berkata saat seperti ini adalah saat yang paling berbahaya. "Ucap Eren.
"Jaegar-sensei berkata seperti itu? "
"Ya.... Dia benar. "Ucap Hannes. "Dia menyelamatkan kota kita dari wabah. Terima kasih saja aku rasa tidak cukup. Tapi titan lain lagi ceritanya. Aku melihat titan berjalan disekitar dinding setiap hari ketika aku memperbaiki dinding. "Sambungnya. "Kau tidak menyerang mereka? "Tanya pemuda bersurai hitam pekat yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mereka. "Sebagai prajurit aku tidak berfikir mereka bisa melakukan sesuatu dengan dinding setinggi 50 meter. "Jawab Hannes. "Jadi... Kau tidak memiliki tekad untuk melawannya! "Ucap Eren. "Begitulah. "Jawab Hannes dengan santai.
"Apa?! Kenapa kalian tidak berhenti menjadi penjaga dinding dan menjadi tukang perbaiki tembok. "Ucap Eren semakin meninggikan suaranya. "Kedengarannya menarik. Tapi, Eren jika orang orang melihat para prajurit sedang berperang berarti sesuatu yang buruk sedang terjadi. Semua orang senang jika kami tidak melakukan apa apa dan kami semakin disebut sebagai pengemis yang berguna. "Ucap Hannes. Eren semakin kesal dengan Hannes dengan sifatnya yang ia anggap tidak peduli dengan umat manusia. "Aku tahu kita tidak bisa keluar tapi kita masih bisa hidup selama kita masih bisa makan dan tidur. Tapi... Kita hidup sebagai... Hewan ternak. "Ucap Eren. Hannes cukup terkejut mendengar ucapan Eren.
"Hahahhaha... Bocah ini pintar ngomong ternyata. Tidak seperti dirimu, benarkan Hannes? "
"Uh, ya. "
Eren pergi meninggalkan Hannes karena ia sudah muak dengan sifatnya yang menjengkelkan, sementara Mikasa mengikuti Eren dari belakang. "Hei, Eren. "Teriak Hannes. Namun Eren tidak mendengarkan panggilan Hannes dan tetap pergi menjauh.
"Kau gila, nak. "
"Jangan jangan dia... Ingin bergabung dengan pasukan pengintai. "Ucap Hannes. "Akame, tolong susul dia dan pastikan hal ini. "Perintah Hannes kepada pemuda bersurai hitam pekat itu yang sedari tadi hanya diam saja. "Baiklah. "Ucap Akame. Dengan segera ia menyusul Eren dan Mikasa yang sudah pergi menjauh.
__________
"Eren, aku rasa kau tidak usah bergabung dengan pasukan pengintai. "Ucap Mikasa. "Apa menurutmu mereka juga bodoh? "Ucap Eren. "Bukan bodoh atau semacamnya. "Jawab Mikasa dengan tenang.
Teng....
Teng....
"Pasukan pengintai telah kembali. Gerbang depan akan segera dibuka. Para pahlawan telah kembali. "Ucap Eren menarik tangan Mikasa. Mikasa hanya pasrah ketika tangannya ditarik Eren.
"Kau pemuda yang hebat juga, Eren Jeagar. "
_____________
"Sial, aku tidak bisa melihat mereka. "Ucap Eren berusaha mencari posisi yang pas untuk melihat para pasukan pengintai. Tak lama kemudian, ia menemukan kotak kayu yang bisa ia gunakan untuk melihat para pasukan pengintai. Eren cukup semangat melihat pasukan pengintai datang. Namun wajah para pasukan pengintai terlihat tidak senang. Wajah mereka terlihat begitu suram.
Eren sedikit bingung ketika salah satu anggota pasukan pengintai melihat dirinya lalu membuang muka. Eren mencoba melihat barisan pasukan pengintai dari depan sampai kebelakang. Ia cukup terkejut melihat para pasukan pengintai yang penuh dengan luka yang begitu banyak. Wajah mereka dipenuhi rasa kesal, kecewa, sedih dan juga malu.
"Mereka yang kembali sangat sedikit. "
"Meraka telah banyak yang dimakan. "
"Itulah akibat jika kita keluar dari dinding. "
Semua perkataan tidak Mengenakan hati keluar dari mulut penduduk kota yang melihat barisan pasukan pengintai. "Moses... Moses... "Ucap seorang perempuan paruh baya memanggil nama anaknya. "Anaku, Moses... Aku tidak menemukannya. Dimana anakku? "Ucap perempuan itu. "Anda ibunya Moses. Bawa itu kemari. "Ucap salah satu anggota pasuka pengintai. Perempuan paruh baya itu diberikan sebuah gulungan kain putih oleh salah satu pasukan pengintai. Perempuan itu sedikit bingung dan ia mencoba melihat isi dari gulungan itu.
Tak disangka, ia melihat sebuah potongan lengan dari gulungan kain itu. "Hanya itu satu satunya bagian tubuh yang bisa kami selamatkan. "Ucap pria bersurai coklat yang merupakan anggota pasukan pengintai. Perempuan itu menangis sekuat kuatnya setelah melihat potongan tubuh anaknya. Perempuan itu menangis sambil memeluk bagian tubuh anaknya.
"Dia... Anakku... Ia berguna kan? Dia mungkin.... Bukankah pahlawan? Tapi setidaknya ia mati untuk menyelamatkan umat manusia, benar kan? "Ucap perempuan itu. Pria itu cukup terkejut mendengar ucapan perempuan paruh baya itu. "Tentu saja! Tidak... Selama misi ini, kami..... Bukan, setelah semua misi yang kami lakukan selama ini... Kita belum mendapatkan kemajuan! "Teriak pria itu. Semua orang termasuk wanita itu cukup terkejut mendengar perkataan itu.
"Aku telah gagal. Selama ini aku telah melihat prajurit mati di kiri dan kananku. Tapi, kita belum belajar apapun dari titan! "
"Yah itu pasti pahit. "
"Serius. "
"Jadi selama ini kita hanya menawarkan makanan gratis kepada mereka. "
Bugh....
Kepala salah satu pria yang ada disitu menerima sebuah pukulan dari batang kayu. Pria itu segera melihat kearah asal pukulan itu. Pria itu melihat Eren memegang sebuah kayu yang ia gunakan untuk memukul kepala pria itu.
"Apa yang kau lakukan, bocah. "
Secara tiba tiba Mikasa datang dari arah belakang dan menarik Eren menjauh dari kerumunan penduduk kota. "Hei, apa yang kau lakukan, Mikasa. "Ucap Eren berusaha lepas dari Mikasa.
"Hei, kembali. "
_________
"Mikasa! Aku bisa melakukannya sendiri. "Ucap Eren. Mikasa tidak menggubris perkataan Eren. Ia terus menarik Eren kemudian melemparkan tubuh Eren Hingga menghantam dinding.
"Apa yang kau lakukan? Lihat semua kayunya. "Ucap Eren berusaha mengumpulkan kayu yang berserakan. "Eren, apa keinginanmu untuk bergabung dengan pasukan pengintai tidak berubah? "Tanya Mikasa. "Itu benar, Eren. Apa kau tidak ingin mengubah keinginanmu itu? "Ucap Akame yang muncul dari belakang Mikasa. "Bantu aku mengumpulkan kayunya. "Ucap Eren mengalihkan pembicaraan. "Kayunya kan tidak terlalu banyak. "Ucap Mikasa membantu Eren.
________
"Memangnya apa yang salah? Kenapa kau tidak memukulku untuk membuktikan jika aku salah. "
"Kenapa aku harus melakukannya? Aku tidak ingin merendah diriku. Jika kau memukuliku karena kau tahu aku benar dan kau tidak bisa membuktikan jika aku itu salah. Bukan kau sudah mengaku jika kaulah yang salah. "Ucap Pemuda bersurai pirang panjang sedang dipukuli 3 orang pemuda.
"Hentikan argumenmu yang bodoh itu! "
"Hentikan! "Teriak Eren sedang berlari untuk membantu pemuda bersurai pirang itu. "Itu Eren. "Ucap salah satu daru mereka.
"Baka! Dia kembali lagi! "
"Dia ingin membalaskan dendamnya! "
"Kami akan memberimu pelajaran! "
Dari kejauhan terlihat Mikasa dan Akame berada dibelakang Eren. "Mi-Mikasa dan Akame bersamanya. "Ucap salah satu dari mereka. "Sial. Lari! "Ucap pemuda itu kemudian lari menjauh. "Hei, mereka kabur setelah melihatku. "Ucap Eren dengan bangga. "Bukan, Mereka lari setelah melihat Mikasa dan Akame. "Ucap pemuda bersurai pirang itu.
"Sakit. "
"Hei, kau tidak apa apa, Armin. "Ucap Eren mengulurkan tangannya untuk membantu Armin. "Aku bisa berdiri. "Ucap Armin menolak bantuan dari Eren.
"Begitu ya? "
_________
"Jadi setelah aku memberitahu mereka kalau manusia perlu pergi keluar. Tapi mereka memukuliku dan mengatakanku sesat. "
"Sial! Kita kan hanya ingin pergi keluar tapi mereka membenci kita. "Ucap Eren sembari melempar batu ke sebuah sungai.
"Kita telah hidup aman dan damai di dalam dinding ini selama 100 tahun terakhir. Titan mungkin tidak akan membiarkan orang keluar. Sehingga pemerintah melarang orang untuk keluar. "Jelas Armin dengan tenang. "Kita hanya tinggal mempertaruhkan nyawa kita. Tak ada yang boleh melarang hak kita. "Ucap Eren.
"Kau tak boleh melakukannya. "
"Tak boleh. "Ucap Mikasa melarang Eren. "Mikasa! Kenapa kau memberitahu orang tuaku? "Ucap Eren. "Aku tidak ingat kapan aku setuju membantumu. "Ucap Mikasa datar. "Jadi, kita akan kemana? "Tanya Armin. "Mereka tidak senang kita melakukan hal itu. "Jawab Eren. "Orang tuamu melarang? "Ucap Akame. Eren hanya mengangguk pelan.
"Aku pikir, hanya orang gila lah yang menganggap bahwa dinding ini akan terus melindungi kita. Meskipun selama 100 tahun kita tetap aman, tapi kita tidak ada yang tahu kapan dinding ini akan hancur. "Ucap Armin. "Kau benar, Armin. Meskipun aku sendiri berasal dari dunia luar, aku sudah lupa dengan namanya kebebasan, dan ketenangan. "Ucap Akame.
Mendadak suasana menjadi hening beberapa saat, hingga datang sebuah kilatan menyambar dan menciptakan dentuman yang cukup kuat hingga dapat membuat Eren dan yang lainnya terlempar ke udara.
"Apa itu? "Ucap Akame megang tangannya yang terkilir.
"A-apa yang terjadi? "
"Sebuah ledakan? "Ucap Armin bingung. Armin melihat beberapa orang yang berlari kearah ledakan kilat tadi. Dengan segera ia berlari ke sumber ledakan tadi. "Hei, Armin! "Ucap Eren mengejar Armin diikuti Mikasa dan Akame.
_________
Oc's Pov
Aku melihat Armin dan yang lainnya menatap kearah dinding dengan ekspresi tak percaya. Dengan segera aku melihat kearah dinding itu. Aku melihat sebuah tangan raksasa menggenggam dinding itu dengan kuat. "Tak mungkin.... Dinding itu setinggi 50 meter. "Ucap Armin.
'Mustahil jika itu mereka. 'Batinku. Aku sangat terkejut melihat sosok dari tangan raksasa itu. Sesosok titan berukuran 60 meter. Aku sangat terkejut melihat titan itu. Aku tidak bisa bergerak dari tempatku berada saat ini.
Titan itu menghancurkan gerbang Shiganshina dengan kakinya. Pecahan dari gerbang itu berterbangan. Membuat beberapa rumah hancur dan beberapa orang tewas.
Hingga aku sadar bahwa rumahku ada dekat sana.
"Otoo-san?! Okaa-san?!"
.
.
.
.
TBC
Halo semuanya, ini cerita aku yang pertama kali menggunakan alur dari anime. Mungkin disini agak absurd alurnya jadi mohon maaf dan juga kalo ada kesalahan nama, tempat, atau yang lainnya mohon dikritik dengan baik. Agar cerita ini bisa menjadi bagus.
And buat kalian yang udah nonton sampai s3 dan lagi nunggu final season. Mungkin bisa flashback dikit dari cerita ini😂.
Aku hanya pinjam karakter dari hajime Isayama dan sekali lagi maaf kalo ada salah.
No copyright
See you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top