Siaran Hari Ini Tentang Cokelat Valentine

Hai hai! Halo semuanya! Dari tadi aku sudah melihat banyak yang membahas jika siaran hari ini terlalu terlambat untuk dibahas sekarang di musim panas.

Sejujurnya, aku setuju, haha!

Tapi, hei, kau lihat, siaran ini hanya mengudara jika hujan. Sementara itu Februari masih tipis-tipis bersalju, jadi tidak ada siaran, tentu saja ini adalah pernyataan membela diri.

Baiklah, sepertinya hujan turun hari ini, bukan begitu? Selamat datang di kanal siaran Shigure FM, kanal siaran yang hanya mengudara jika hari hujan! Bersama kalian di ruang dengar yang tenang ini, Yoru, sebagai pembawa pesan.

Kali ini aku menemukan pesan menarik tentang cokelat pertama, apakah ada juga di sini yang mengalami membuat cokelat pertama kalian?


Selamat malam, Yoru, dan kalian yang sekarang sudah bergabung dengan siaran. Jika pesan ini dibaca aku akan sangat senang sekali!

Ah, Hanabira di sini. Omong-omong saat aku menulis ini, aku sedang minum cokelat panas di kamarku, sambil siap siaga siapa tahu adikku butuh bantuan dengan cokelat pertamanya. Karena hal yang dilakukan adikku itu lah, aku jadi teringat pengalaman membuat cokelat pertamaku dulu saat SMA.

Jika aku tidak salah ingat, hari itu dua minggu sebelum hari Valentine, teman sebangkuku menyenggol lenganku dan bertanya apa aku mau mengikuti kelas membuat cokelat dengannya.

Saat itu aku ragu, tapi kemudian, temanku itu menggodaku, haha. Dia satu-satunya yang tahu siswa mana tempat hatiku berlabuh di masa itu, seorang lelaki yang duduk dua bangku di depanku, jadi, praktis saat di kelas, aku hanya bisa memandangi punggungnya.

Saat itu aku pun mengiyakan ajakannya. Kursus membuat cokelat diadakan pada hari sabtu dan minggu, masing-masing memiliki dua pertemuan, dengan tujuan kami bisa mahir membuat cokelat saat hari H tiba, begitu lah.

Hasil percobaan dari kelas itu tidak terlalu baik, tetapi tidak terlalu buruk juga, aku merasakan kadar pahitnya agak sedikit, sementara manisnya kurang terasa. Gara-gara itu aku jadi sempat minder, bagaimana kalau aku mengacaukannya? Jadi, alih-alih membuat keping cokelat, aku membuat saus cokelat saja, sebagai gantinya aku membuat kukis.

Aku bukannya jago dalam membuat kukis, hanya bisa saja karena terkadang aku membuatnya dengan Ibuku. Semalam sebelum valentine, aku sudah menyiapkan adonan dan sausnya, jadi keesokan harinya, aku bangun pagi sekali untuk memanggang kukisnya.

Sialnya, aku baru sadar saat mencoba kukis itu di sekolah. Aku harusnya memasukkan bubuk cokelat ke adonan kukis, tapi sepertinya aku salah dan memasukkan bubuk kopi. Aku menjambak rambutku sendiri, kenapa bisa? Bukankah bau kopi itu sangat kuat? Tapi aku tidak menyadarinya?

Kukis itu tidak boleh aku beri ke orang yang aku sukai, begitu pikirku saat itu, jadi aku menyimpannya sampai pulang. Namun, orang yang aku sukai memergokiku membawa kukis itu. 

Ia bertanya apakah mungkin ia akan memberikan kukis itu ke murid laki-laki yang ia sukai, aku tidak menjawabnya, haha. Namun, aku justru balik bertanya sudah berapa banyak cokelat yang ia terima, dan ia mengatakan hanya tiga cokelat, itu pun dua dari cowok-cowok gengnya, katanya sebagai tanda “brotherhood”. Satu dari kakaknya yang memang seorang pemanggang kue.

Entah kenapa saat itu hatiku berdegup kencang, dan aku justru memberikan kukis itu langsung ke tangannya, lalu berpamitan dan lari pergi.

Saat itu wajahku pasti sudah semerah udang yang direbus untuk dikeluarkan kaldunya. Aku tidak pernah menanyakan rasa kukis itu sampai di suatu hari di musim panas yang telah mengubah hidup kami.

Sekian cerita dariku, Yoru!

—Hanabira.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top