Chapter 2 - Masih Butuh Banyak Tael
Zhu Mingmei berjalan menuju dapur yang tidak terlalu luas. Saudara perempuannya itu sedang duduk di samping sang ibu seraya menguapi wanita itu makan. Dia mengambil posisi duduk di samping kanan ibu saat Zhu Yuanning meletakkan mangkuk yang sudah kosong di atas meja kayu terdekat.
"Aku akan memetik beberapa wortel untuk Nuri," ujar Zhu Yuanning setelah Zhu Mingmei mengangguk mengiakan. Nuri adalah kelinci peliharaan mereka.
Pasti banyak yang bertanya-tanya mengapa sang ibu harus disuapi makan? Sejak lima tahun yang lalu wanita itu mengalami kebutaan karena tidak sengaja memakan daun jamur lidah yang beracun. Bagi orang yang tidak memahami tentang racun akan tertipu dengan rasa jamur lidah yang manis di indra pengecap. Biasanya tumbuhan itu tumbuh di tempat yang lembab.
Zhu Mingmei dan Zhu Yuanning juga sangat tidak menyangka hal itu akan terjadi. Barulah tahu mereka tahu setelah ibu diperiksa oleh seorang tabib.
Dia merasa tidak tega ibu mengalami kebutaan. Dihapusnya air mata yang tanpa disadari telah menetes.
"Mei'er kamu menangis lagi?" tanya Shen Dieyi saat dia merasakan tetesan cairan bening yang tak sengaja menetes di punggung kakinya.
"Ah, tidak, Bu. Mata Mei'er pedih jadinya menangis," dusta Zhu Mingmei.
Shen Dieyi bisa mendengar nada suara sedih saat putri keduanya mengucapkannya. Dia tahu apa sebab putri bungsunya menangis. Wanita itu menarik sudut bibirnya membentuk senyuman di wajahnya seakan tak ada beban di hatinya. "Ibu hanya kehilangan indra penglihatan saja, bukan nyawa," ujarnya dengan enteng. "Lagipula sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Yang terpenting Ibu bisa terus bersama kalian."
Tangisan Mingmei justru semakin menjadi-jadi. Cairan bening membasahi kedua sudut matanya hingga membasahi kedua pipi putihnya."Mei'er akan secepatnya mendapatkan biaya pengobatan untuk Ibu." Gadis itu berkata sambil memegang tangan ibunya erat.
"Tidak perlu Mei'er lebih baik biaya pengobatan itu untuk kamu saja itu akan lebih berguna di masa depan." Selalu saja Ibu mengatakan itu.
Zhu Mingmei bergerak membantu wanita yang sangat disayanginya itu untuk minum segelas air yang dituangkannya. "Minum lebih banyak Bu supaya organ tubuh ibu sehat."
"Sudah cukup Mei'er kalau terlalu banyak air yang masuk ke perut Ibu. Ibu nanti jadi seperti kaktus," canda Shen Dieyi berusaha untuk mencairkan suasana yang terasa berat.
Rupanya usahanya berhasil, Zhu Mingmei akhirnya tersenyum. "Ibu ada-ada saja."
Tangan sang ibu bergerak menghapus air mata Mingmei. "Jangan menangis lagi, ya!"
"Iya, Bu," jawab Mingmei berusaha untuk tak menangis lagi.
***
Di kamar yang tidak luas hanya seluas empat meter dikali tiga meter yang diisi satu ranjang kecil, lemari kayu kecil dan meja kecil. Seorang gadis bermata ungu tengah mengeluarkan tael-tael uang dari dalam kotak kayu berukuran medium meletakkan di atas meja dan mulai menghitungnya.
"Empat ratus dua puluh satu tael perunggu dan sepuluh tael perak. Oh, ya kantong uang dari Tuan Muda Liu belum aku gabungkan."
Zhu Mingmei menggabungkan total semua tael sehingga totalnya tujuh belas tael perak dan dua ratus enam puluh lima tael perunggu.
Gadis berkulit putih itu mengembuskan napas keras. "Masih butuh banyak tael untuk mengobati mata ibu." Dia memangkuh tangan di dagu, lalu menyenderkan punggungnya di kursi yang terbuat dari kayu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top