9




SHE WAS WRONG

CHAPTER

9









▫▫▫



















Tangan menekup sepasang mata . Senyuman Lufasz melebar setiap detik . Merangkul bahu Ellen bagi membantu tubuh itu bergerak ke hadapan.

Ellen sembunyi senyum , sudahlah matanya ditutup , bahkan telinga juga dipakaikan headphone oleh sang suami. Benar-benar kejutan baginya. Masakan tidak , pukul 3 pagi dia dikejutkan oleh Lufasz . Tidurnya terganggu namun sang suami tidak mengendahkan malah didukung tubuhnya sebelum masing-masing memasuki perut kenderaan.


Kini, dia dibawa entah ke mana.

" you ... lama lagi ke ? Bila nak sampai ? " ngomel Ellen tersisa rasa tidak sabar . Tangan Lufasz yang menutup matanya disentuh lembut . Sesekali langkah diorak ragu-ragu .



" dah sampai . Open your eyes honey —— " sejurus itu mata Ellen celik , meliarkan matanya ke sekitar mereka.
Lautan.

Mereka berdua berada di atas boat peribadi milik Lufasz , dan lautan luas terbentang di hadapan mata.


Mereka di tengah-tengah laut . Ellen tersenyum lebar , berpusing-pusing merasai bayu laut menyapa halus wajahnya.


Tidak lama , rangkulan lengan Lufasz memeluk pinggangnya dari belakang.

" you suka —— "

Ellen pantas memalingkan wajahnya ke sisi , menatap kasih wajah Lufasz .

" love it " mekar senyuman Lufasz sebelum dibisikkan pada telinga Ellen ,


" too early honey , look — "

Pantad Ellen membawa pandangannya ke hadapan , melihat sendiri panorama matahari terbit . Saat langit berubah cerah dek pantulan cahaya sinar pagi juga biasan sang mentari terbias di lautan biru jernih. Indah. Mendamaikan.


Pelukan Lufasz eratkan di pinggangnya , keduanya saling tersenyum bahagia . Menikmati keindahan alam serta kedinginan bayu laut.

" thanks honey ... sebab tunggu I ... terima all my past ... my flaws... I love you " bait-bait cinta ditutur manis .

Ellen memeluk lengan Lufasz yang melingkari pinggangnya ,


" thank you ... sebab you tak lepaskan I ... thank you sebab terima ... anak kita " birai matanya hangat lagi-lagi angin laut yang seakan menyucuk-cucuk kornea matanya.



Ellen menoleh ke sisi , menatap lama wajah sang suami. Lufasz senyum kecil lalu melabuhkan ciuman singkat dibibir sang isteri .

Mata saling bertaut , menghantar kasih yang terjalin , ikatan yang berkekalan.


" I tak akan tinggalkan you . Not now , nor in future "




























Buah-buahan di dalam mangkuk diambil lantas di masukkan ke dalam mulut. Manis buah. Ellen menukar siaran televisyen sementara matanya sesekali melirik Lufasz yang lagi mengemudi boat ini. Senyuman di bibirnya mekar namun tidak lama , kerana teringatkan bualannya dengan Dhia di telefon sejam lalu.


" ngee ! Tak beritahu nak honeymoon ! KAlau tak boleh buat combo sekali ... " ngomel Dhia di corong telefon , sesekali terdengar riuh melalui corong itu.

" eh , Dhia ... you pasang speaker eh ? Tutup cepat ! " selar Ellen lagi-lagi bila terdapat suara-suara riuh dari corong itu. Berbahang wajahnya tika itu . Sengaja Dhia ni !

" alah Ell... bukan orang lain pun... staf awak jugak.. diorang pun nak dengar pasal honeymoon awak tu.. "

Ellen sembunyi senyum , hela berat sengaja dibuat-buat .

" eh you all , I bayar gaji you all bukan untuk menyembang eh ! Pergi kerja sana ! " sengaja dilontar suara seorang ketua , telinga sempat mendengar luahan lemah oleh staf-staf butiknya. Si dhia ni memang rajin menyibuk di butiknya , katanya bosan duduk di hospital ! Ngee.. suami dia Lufasz sudah beri kuasa pengarah pada wanita itu , sekarang merungut pula .

" Ell diorang dah pergi dah.. sekarang ceritalah... cepat ..tak sabar nih "

" eh Dhia... you ni kan... gedik-gedik ni siapa ajar huh ? "

" lah... mestilah awak yang ajar saya. Bab-bab menggedik geletis ni awak kan sifu ! "

Tawa keduanya meletus , Ellen hampir mengalirkan air mata . Bangga akan satu-satunya pelajarnya itu. Berjaya akkhirnya terhasut dek sikapnya .

" hum... okey...I bagi hint sikit je... laut... boat ... " seloroh Ellen membuatkan Dhia menjerit riang di corong sana. Terpaksa dijauhkan seketika telefon itu dari telinganya.


" Ell !! Bestnye...sweet... ! " tawa Ellen bergema , tercuit dengan respond sahabatnya.

" tak apa.. nanti awak balik... full story mory tahu ! Saya tunggu.. kita siap buat ladies night nanti eh ! " cadangan Dhia dibalas gelengan tidak masuk akal oleh Ellen.

" uh yah ... Ell ... ada orang cari awak  . Perempuan . Staf awaklah yang beritahu... saya tak pulak terserempak dengan perempuan tu . Awak ada janji dengan sesiapa ke hari ni ? "

Ellen membisu. Minda cuba memproses .

" no , I tak ada appointment dengan sesiapa pun hari ni. Ikutkan... hari ni just nak tengokkan stok butik je. " 

" hum... maybe salah seorang customer awak tak . Sengaja nak melawat awak .. tapi ..tak perlu fikir sangatlah..sekarang yang lebih utama... your honeymoon ! "




" honey —— "

Ellen pantas melirik Lufasz yang mengemudi boat . Tanpa sedar , kakinya mengusung langkah ke arah suaminya.


Mangkuk buah di tangan dijuih ,

" you nak buah ? " soalnya sekadar berbasi-basi . Bosan pulak jika habiskan mana tengok tv , dekat rumah pun boleh . Bukankah tujuan utama mereka di sini adllah untuk luangkan masa bersama... jadi ..




Tanpa Ellen sedar , Lufasz sudah menghentikan boat mereka . Kemudi ditinggalkan lantas pinggangnya diraih.



" you bosan ? " soal Lufasz , memahami sikap wanita itu yang lebih genar melibatkan diri dengan aktiviti sama ada kerja mahupun shopping.

Anggukan kecil Ellen membuatkan senyuman Lufasz melebar. Anak matanya pantas jatuh pada mangkuk buah dalam genggaman isterinya.

Ceri , anggur juga hirisan epal berbentuk cube. Semuanya sudah disediakan sempurna oleh pekerjanya.



" you suka ceri kan —— " pertanyaan Lufasz membuatkan kening Ellen bertaut . Anggukan dibalas .

Lufasz sekadar mengganguk faham , lantas sebiji ceri diambil lantas ditekan di bibir Ellen.




" gigit , jangan makan " arahnya dengan wajah polos,


Ellen mengikut sahaja, menggigit sebahagian ceri itu , tergantung di bibirnya.

Lufasz senyum senget , merapatkan wajah mereka lantas ceri dibibir Ellen digigit sedikit semi sedikit sehingga mempertemukan dua ulas bibir mereka.

Bahagian terakhir sisa ceri itu dia tolak ke dalam mulut sang isteri. Ciuman dilabuhkan lama dibibir Ellen. Tersenyum saat bibir mereka bersatu.  Jelas , terasa hangat bahang wajah Ellen yang kemerah-merahan. Meski, secara teorinya... Ellen lebih kurang rasa malu dibandingkan dirinya apabila di khalayak umum namun ... Lufasz sudah masak dengan sisi Ellen yang satu ini. Hanya dengan cara ini mampu buat kekasih hatinya itu tertunduk malu.















Lucca  mengemam kuat bibirnya saat terdengar bualan seorang wanita dengan Ellen di corong telefon. Masakan tidak dengar bila mana speaker dibuka malah lebih kurang separuh dari staf butik itu berkumpul di sisi wanita bernama Dhia bagi mendengar kisah honeymoon Ellen !


Tidak menyangka sepantas ini pasangan itu berbaik semula. Sungguh tidak terjangka.

Buku lima dikepal kuat , namun iras matanya berubah sayu. Dompet kulit jenama buatan Ellen itu diberi kepada salag seorang salesgirl untuk proses pembayaran.

Potret Wajah Ellen yang diletakkan sebagai duta di hampir keseluruhan butik itu ditatap kosong.



' kalau dia yang kau pilih... aku akan terima. Cuma satu , jika dia lukakan kau lagi ... aku tak akan teragak-teragak untuk ambil kau dari dia. Janji aku terpateri buat kau '


















Tbc
Vote comment

😏😏
huhu... Sy buat double update rini.. korang ok ? Jgn lupa vote n comment fufuffu
❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top