59
SHE WAS WRONG
CHAPTER
59
███████████
Derapan langkahnya berhenti benar-benar dihadapannya . Membuatkan Ellen pantas terdongak ,
Tautan mata mereka bertaut . Tidak mampu dialihkan .
Tangannya perlahan-lahan dikaut ke dalam genggaman tangan lelaki itu . Birai mata menghangat .
Mata yang berkaca hanya pegun melirik pegangan tangan Lufasz dipergelangan tangannya ——
Masih kebisuan menjadi jurang antara mereka . Masing-masing tenggelam dalam emosi .
Pegangan Lufasz halus , hangat memperkemaskan pegangan di pergelangan tangan kanannya .
Lelaki itu , menatap dalam-dalam pada tangan kekasihnya . Terbias kehibaan dalam biasan matanya , wajah jelas terbeban dengan satu perasaan yang sangat mendalam . Sesak .
Kerinduan .
Getaran yang terasa saat menyentuh tangan wanita itu membuatkan Lufasz pantas membawa pandangan mata pada Ellen .
Detak jantung seakan terhenti sesaat , apabila melihat juraian air mata membasahi wajah wanita itu . Keningnya bertaut hiba , kerana sedar — kesakitan yang ditanggung kekasihnya berpunca darinya sendiri .
Sebelah tangan Lufasz melingkar dipinggang ramping Ellen sementara sebelah tangan lain masih merangkul pergelangan tangan wanita itu . Tangan dipinggang wanita itu bertahan seketika , sebelum ditekan belakang tubuh wanita itu agar terdorong ke dalam pelukannya ——
dia hanya menunggu ... menunggu andai dirinya bakal ditolak oleh Ellen .
Mata birunya jatuh pada wajah Ellen , menanti sebarang reaksi wanita itu . Sebarang penolakan ..atau —— apa-apa sahaja , dia bersedia menerima hamburan ... kemarahan wanita itu ... dia —— bersedia ...
Ellen masih membisu , bibirnya diketap rapat menahan esakan . Hanya air matanya membasahi pipi .
Apabila tubuhnya ditarik ke dalam pelukan lelaki itu , refleks mata tertutup mbiarkan wajahnya tenggelam di dada bidang sang kekasih . Membiarkan haruman maskulin yang dirindui itu menusuk ke hidung .
Masing - masing tidak mahu memulakan bicara . Takut ...takut untuk mengakhiri semua ini ——
Lufasz memberi waktu buat mereka , ruang untuk melepaskan kerinduan yang dibicarakan bisu . Tangan yang tadinya dipinggang Ellen perlahan naik ke belakang kepala wanita itu . Jemarinya menyentuh halus belakang leher wanita itu , ibu jari lembut mengusap belakang telinga itu sebelum diratakan disisi wajah sang kekasih .
Lufasz memejam rapat matanya saat dada terasa jelas perasaan perit dek kerinduan yang terlalu menyakitkan itu ...penderitaan yang begitu panjang ——
" I rindu you Ell — I miss you too fuckin' much —— "
Esakan Ellen pecah , tertunduk dalam pada air mata semakin berjuraian menemani wajah yang sedia basah . Tangan kiri Ellen naik menggenggam erat kemeja putih lelaki itu ,
Sekali lagi , mata saling bertentang . Masih dalam posisi sama .
Ellen ingin menghamburkan segala amarahnya , terbias dibirai mata yang berkaca . Julangan api kemarahan , namun hanya bertahan seketika kerana api itu terpadam sebaik mengingati perbualannya dengan bapa kandung lelaki itu saat pertama kali bertemu di — lapangan terbang .
" semua .. salah aku sebagai bapa dia . "
Wajah lelaki sebaya bapanya ditatap kosong , pertemuan pertama kali ... bukan ini yang dimahukan oleh Ellen .
" budak tu —— dah terlalu banyak menderita . Sejak lahir ... tak pernah merasa bahagia ... aku —— yang bersalah pada dia . Siapa pun dia ... sikap dia ... kebisuan dan derita yang dia pendam —— hanya sebab ... masa lampau dia . "
" —— dia membesar ... seorang diri bila .. ibu dia mati ..juga aku ... di penjara . Tiada siapa temankan dia ... macam mana ... budak seusia dia ... teruskan hidup ... bayangkan sahaja sudah buat aku menyesal seumur hidup . Bertapa ... kuat ... semangat dia untuk ... hidup . "
" tapi aku tahu —— kekuatan yang dia bina sebagai benteng dalam diri dia ... jadikan diri dia seperti diri dia sekarang . Benteng tu ... terbina dengan bahan yang negatif ... yang memakan diri dia sendiri . Memaksa diri dia lari dari segala kebahagian dan kasih sayang yang orang lain cuba ... berikan pada dia . Trauma yang dia alami ... menebal dalam dirinya , membuatkan dia takut ...takut merasai apa itu kebahagian ... sebab segala kebahagian waktu kecilnya diragut ... oleh orang macam aku .. the monster he is , the coward or anything of him , caused by me ... budak tu tak salah —— dia ..dah struggle untuk ..hidup ... dia dah cukup ...berusaha sampai ke tahap ni ... " lirih bersama linangan air mata sang bapa .
" jadi aku merayu pada kau ... jangan ...tolong jangan pernah lepaskan tangan dia walau sekuat mana dia cuba lari dari kau ... setekad mana dia cuba lepaskan tautan tangan kau ... jangan ...jangan lepaskan . Aku merayu —— aku ... aku nak lihat budak tu bahagia ... for once sebelum aku mati , aku nak tengok dia bahagia ... "
" jangan lepaskan dia —— "
Mata Ellen naik menatap wajah sang kekasih , sebak dadanya pabika melihat Lufasz tertunduk , kelopak mata terpejam rapat mungkin —— mungkin kerana tidak mampu bertentang mata dengannya . Semakin esakan kecilnya kembali meniti dibibir saat terpandang titisan air jernih mengalir dari hujung mata lelaki itu .
Tangannya pantas naik menyentuh wajah Lufasz , mengelus halus sisi wajah itu .
Sentuhan itu bukan sahaja membuatkan tubuh Lufasz kaku , malah sepasang mata biru itu celik menatap terus ke matanya . Kaget .
Senyuman melebar dibibir Ellen ,
" welcome home Lufasz "
Barisan ayat itu cukup , cukup membuatkan Lufasz memeluk erat tubuhnya kembali . Desah hangat jelas menampar telinganya , diselangi mantera indah yang meniti dibibir Lufasz .
" I love you "
██████████
Ciuman dilabuhkan ke pipi halus Aiden , jemari Lufasz mengelus lembut kepala anaknya bersama senyuman lebar . Matanya tidak lepas menatap setiap inci wajah Aiden .
Ellen yang memerhati hanya tersenyum gembira . Terharu , menatap setiap perbuatan lelaki itu . Andai Lufasz tidak mampu mengalihkan mata dari Aiden , maka dia pula tidak mampu mengalihkan matanya dari Lufasz . Kerinduan masih tersisa , masih perlu diubati .
Seakan sedar , Lufasz angkat wajahnya . Matanya bertemu dengan mata Ellen . Namum , tidak lama sebelum dilarikan ke tempat lain .
Senyuman Ellen berubah senget apabila mendapati perubahan wajah lelaki itu .
Lelaki itu —— malu .
" urm — Aiden maybe lapar . You tak buatkan susu — "
" dia dah kenyang minum susu tadi . Tu yang dia tak merengek — tapi sekarang I tengok you yang tak senang duduk ? Why hum ? " seloroh Ellen ,
" I — okey "
" really ? Tapi kenapa nampak macam you ... gelisah ... tak macam Lufasz yang I kenal ? Ke —— you still malu dengan I sebab tadi ? You was crying back there —— "
" I tak pernah malu sebab menangis depan you Ell . I tak segan tunjuk kelemahan I pada you . Sebab — "
" I terima diri you . All of you — lebih atau kurang . " jawapan Ellen jelas membuatkan lelaki itu tersenyum .
Kebisuan melanda kembali . Namun , diwajah masing-masing terbias kebahagian . Senyuman yang tidak lekang dari bibir .
Ellen menghela nafas berat , dia menghampiri sofa yang diduduki oleh Lufasz . Membuatkan mata biru itu hanya diam melirik setiap tindak tanduknya .
Ellen menggengam sebelah tangan Lufasz dengan kedua tangannya sambil berlutut disisi tubuh itu . Matanya menikam jauh ke dasar sepasang mata itu .
" I tahu ... you have been through a lot of storm in your life . I tahu , I tak akan dapat buang parut luka tu dari hati you , ingatan you — I tak akan boleh dengan mudah nak buat you lupakan segala perkara yang memeritkan you ... yang jadi mimpi ngeri you ... tapi I janji , I boleh temankan you — untuk create new memory dengan you ..dengan Aiden and our family ... I ada untuk temankan you lalui hidup you lepas ni —— you tak akan keseorangan lagi Lufasz . "
" there is no homeless in your life ever again —— because , I dan Aiden are your home . Your sweet home "
Pantas bibirnya menyentuh halus bibir Lufasz . Tersenyum .
Mata mereka bersatu , sebelum masing-masing jatuh pada bayi mereka yang tertawa halus ——
" I love you Ell "
" I love you too sayang "
████████████
THE END
~'•'~ '•'~'•'~'•'~'•'~'•'~
Ellen Kimberlin
°•°•°•°•°
Lufasz Harrison
████████████
Eunnie00
Secara rasmi , She Was Wrong tamat di chapter ke 59 . Chapter 60 aka Epilogue .
So , thanks to all readers yg dri mula tak henti2 support citer ni , thank u so much guys .
My first idea ingt nk buat sad ending , tpi ...melihat dari sudut pndg Lufasz yang sgt haru biru (tragik sgt hidup dia ) buatkan sy tak nak terllu kejam kpd encik hero kita .
Dia pun layak bahagia , hum .
Sy hrp korang pun ska dgn ending mcm ni ... sbb sy tak janji sy akn baik cmni utk HER MISTAKE nnti . Cet !
Anyway , bgi yg berminat nk thu psl kisah Elise aka kakak Ellen , dengan lelaki terhangat Demerez Black ,korang boleh truskan kpd buku tu . Yg mana yg nk bca buku sy yg dh complete ,mls nk tunggu2 nih ( sy fhm perasaan anda , sy pun reader gak ) boleh tgk bku2 sy kat profil Eunnie00 ,
Antara list book sy :
Murve:meet the darkness
(Book 1)
↓
Escaped: Hold me tight
(Book 2)
~•~•~•~•~
The survival
~•~•~•~•~•~
Thank u ,
From Eunnie00 ,
2018 , 10 May
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top