51







SHE WAS WRONG

CHAPTER

51




▁▁▁▁▁▁▁












Straw  minuman dipusingkan mengikut arah lawan jam . Hela berat meniti dibibir Ellen .

" awak tak rasa ke — Lufasz patut tahu pasal Aiden ? "

Ellen dongak , membalas pandangan Dhia sebelum menggeleng lemah . " — I tak rasa ... ia masa yang sesuai . Dalam .. keadaan ..Lufasz yang macam ni . " anak mata Ellen jatuh pada permukaan meja , lopak kecil kesan daripada ais yang mencair di sekeliling gelasnya .

Teringat kembali , wajah sang kekasihnya saat dihospital seminggu yang lalu . Kehangatan tangan lelaki itu memperkemaskan pegangan di pergelangan tangannya , serta bisiskan kata-kata ... itu .
Renungan lembut lelaki itu , senyuman kecil namun ikhlas dibibir ...

Ellen kemam bibir , terkelip-kelip tubir matanya saat linangan air jernih itu mulai bertakung kembali .

" Ell — " seruan Dhia membuatkan Ellen tersenyum kelat . Cuba menenangkan kembali emosinya .

" my life is so — fucked up "

" jangan fikir macam tu Ell . Tentu ada jawapan untuk semua ni . " tangan Ellen dipaut lembut oleh Dhia bersama senyuman kecil ,




" he is not mine anymore Dhia . I can't imagine ... whether we have ... a future together again . I wish ... to hold his hands ...calling him mine ... I really wish could be like that " 



" but I know — there is no chance for ... us "

Dhia terdiam , hanya mendengar luahan sahabatnya sambil tangannya memaut halus tangan wanita itu .




































Ellen  hanya melirik kepergian Dhia yang kebetulan perlu menamatkan perjumpaan mereka kerana ada hal di hospital . Manakala , Ellen sudah berkeputusan untuk kembali ke rumah ibubapanya . Lagipula , sudah sejam dia meninggalkan Aiden pada mereka . Walau sedalam mana kesakitan yang dia alami , tanggungjawab buat anaknya perlu digalas jua .


Baru beberapa langkah namanya tiba-tiba diseru . Ellen pantas menoleh ,


" do you have some time for me ? "


Pertanyaan Lucas membuatkan Ellen tersenyum kecil , menyambut huluran 'jemputan' itu .


Apabila Lucas suggest untuk ke restaurant kegemaran lelaki itu , Ellen hanya menurut . Membiarkan lelaki itu membawanya ke lokasi tersebut .


"

so, do you like it ? " soal Lucas ditujukan pada hidangan makanannya .


" yeah , its ... good " ujar Ellen masih menikmati hidangan itu sesekali anak matanya melirik ke sekitar restaurant Itali itu ,




Lucas menyisip sedikit winenya sementara matanya masih menikam wajah Ellen dalam sembunyi ,


Deheman sengaja bagi menarik perhatian wanita itu ,


" — so , Aiden macam mana .. lama jugak I tak jumpa dia . My schedule a little bit pack these several months — "

" uh, nah — he's good . Tak banyak ragam pun . Bila perut dah kenyang dia diam je — quite a good boy , just like his — urm " senyuman Ellen pudar apabila menyedari kemana hala tuju bicaranya . Senyuman kekok dilemparkan buat Lucas sebelum menyambung suapannya semula .




Lucas menundukkan sedikit wajahnya , cuba menyembunyikan perubahan wajahnya apabila nama sahabatnya hampir diketengahkan dalam perbualan mereka .

" uhm , Lufasz ada jumpa I beberapa hari lepas lepas dia discharge . Pasal — ingatan dia ... I'm sorry that you have to gone through this — "


Ellen tersenyum kelat ,
" its okey .  Not that this is his fault or anyone . "



" yeah , its quite frustrating how fate playing the both of you . Urm , sorry , I mean — " mungkin melihat perubahan riak wajah Ellen membuatkan Lucas cuba memperbetulkan bicaranya ,


" you betul . " senyuman sinis terpamer dibibir Ellen, sebelum menyambung lagi
" — Everytimes , I thought that we could have some future together ... that we could love each other like anyone  ... fate .. just .. twisting our  path ... and bring down our hopes at a snap of finger —— "




" sorry for that Ellen . You know that I do l — care about you right ? "


Anggukan menggantikan bicara Ellen , sisipan kecil wine menemui deria rasanya . Lantas , gelas tinggi itu kembali diletakkan di sisi piringnya . Mata difokuskan kembali pada Lucas , sahabat baiknya .



" stop talking bout me and let's start with you . When you're getting married Lucas ? Rasanya , dekat setahun juga you postpone , PA you tu berapa bulan dah ? Atau — dah "


Bicara Ellen terhenti apabila Lucas meletakkan kutlerinya agak kasar ke sisi piring . Dentingan halus kedengaran .

Ketegangan yang tadinya menyinggah di wajah lelaki itu sedikit luntur digantikan senyuman kecil .

" — bukan postpone but cancel . " mendatar jawapan Lucas sedikit dingin . Ellen mahu menyoal lebih namun melihatkan wajah Lucas yang agak tegang membuatkan wanita itu membisu .

" you tak nak tahu kenapa ke ? "

Ellen agak terkejut dengan pertanyaan Lucas ,


" Ah , I tak nak paksa you ... kalau you rasa tak ..selesa . "



Lucas tersenyum manis , senang mendengar jawapan wanita itu .


" Thank you for the consideration Ellen . I wish she is like you but damn — there is no one like Ellen Harrison . You are quite exclusive hun — " seloroh Lucas disambut tawa halus wanita itu , menyerikan wajah Ellen . Memekarkan satu perasaan yang sudah lama terkubur dalam jiwa Lucas .




Ellen tergeleng dalam pada tertawa kecil , tidak sedar mata Lucas yang pegun padanya sepanjang masa itu .


" well, I memang exclusive Lucas . One in a million "


Lucas senyum kecil , mata tunduk menekur napkin yang terdampar di atas pehanya .



" damn right Ell . " gumam Lucas perlahan , sebelum mendongakkan wajahnya menatap wajah Ellen .



Melihatkan mata Lucas yang pegun pada wajah membuatkan tawa Ellen pudar , kening terjungkit menyoal dalam bisu —



" what ? Is there something on my face ? "


Lucas senyum senget , lantas tangannya dilunjurkan menyapa sisi wajah Ellen . Lebih tepat disisi bibir wanita itu ,


Ibu jarinya menyapu halus sisa mayonis dihujung bibir itu , sementara jari telunjuknya menongkat dagu Ellen .


Ellen berdeham bagi mengurangkan rasa kekoknya sambil menolak lembut tangan Lucas .


" you could just tell me but — thanks anyway " ujarnya sambil mengelap sisi bibirnya dengan napkin . Saat anak matanya naik ingin melirik Lucas ,


Pegun .
Automatik jantungnya ibarat terhenti sesaat .
Pegangan pada kain napkin juga terlepas , terbiar napkin itu jatuh ke atas pahanya kembali .



Anak mata tajam melirik susuk tubuh pasangan yang berada dibelakang Lucas . PAsangan itu sepertinya baru memasuki restaurant ini kerana kelihatan pelayan menunjukkan keberadaan meja mereka .


Kerutan didahi Ellen bertambah ,
bersama rasa perih didadanya , setiap degupan jantung seakan mahu keluar dari sarang dadanya . Kesakitan seperti diasah pisau belati .



Anak matanya bertaut dengan Lufasz yang kebetulan sedang menarik kerusi buat pasangannya itu . Perlahan-lahan pandangan Ellen jatuh pada tangan Lufasz yang dibiar digenggam oleh wanita itu sewaktu pasangannya melabuhkan  duduk .


Senyuman manis terukir dibibir lelaki itu namun bukan buatnya ,
Jelas — bukan ditujukan padanya .




Ellen genggam tangannya kuat apabila melihat Lufasz menundukkan sedikit wajahnya , seperti berbisik pada pasangannya sebelum berlalu melabuhkan duduk dihadapan wanita itu .




Senyuman lebar diwajah wanita itu menghancurkan hati Ellen . Bibir Elle  bergetaran menahan rasa tubuhnya yang kini dimakan emosi .



Apabila Lufasz menggapai tangan wanita itu bersama senyuman manis lantas dibawa ke bibir menjadi satu kejutan buat tubuh Ellen .
Segera dialihkan pandangannya ke arah lain , mengetap bibir separa kuat .







































Lufasz   menajamkan matanya apabila melihat meja makan yang dihuni oleh Ellen dan ——


Sahabatnya .



Wanita disisinya dipandang sekilas , membiarkan pelayan restaurant itu membawa mereka ke meja yang ditempahnya .



Mata birunya dikecilkan pada susuk tubuh Lucas dari belakang . Teringat perbualan dengan salah satu manager restaurant ini dua hari lalu ,







" maaf , encik Lufasz . Bukan niat kami nak membelakangkan encik tapi — he insisted to get the table"



" tapi saya booking that table first , so — now you want to kick me out just because of him ? What ? Is he more powerful or succecsful than me that you have the nerve to treat me with these manner ? "

" — maaf encik Lufasz . Sekali lagi maaf . Cuma , dia ...terlalu mendesak untuk book table tu . Lagipun dia cakap, you know him — "


" — who was him ? "



" urm ... Mr Lucas and his date . "


" Lucas — then , just proceed "



" urm , you don't mind sir ? "



" just for this time , in the future I'm going to bring down your business if this repeating again "


" sure sir . "







Lufasz mengalihkan pandangannya pada Ellen yang jelas merenung tepat ke wajahnya tika itu .
Mata mereka bertentang —



Sesaat , renungan mata birunya kendur sebelum kembali kosong . Ditoleh ke arah pasangannya sebelum kerusi ditarik sebagai gentleman acts for the lady .





Senyuman wanita itu dibalas dengan senyuman sengetnya ,
Diambil napkin lalu dibongkokkan sedikit tubuh sebelum dihamparkan kain napkin itu ke peha pasangannya ,




Apabila tangan wanita itu mahu merangkul lengannya , lirikan tajam Lufasz menikam wajah itu .




" I told you no touching — Sandra "


Wanita bernama Sandra itu hanya menyepi , tangan ditarik semula lantas diletakkan diatas pahanya .



Apabila Lufasz mengambil tempat dikerusinya , Sandra tersenyum lebar .




" so — your wife's here huh "





Lufasz membisu , bersahaja mengemaskan hamparan napkin dipahanya .  Anak matanya naik melirik Sanda sebelum dengan pantas dituju ke arah Ellen .




" damn , that's love and longing I see in your eyes Lufasz " seloroh wanita itu sengaja ,



" shut up San — "




























Tbc
vote
Comment

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top