45
SHE WAS WRONG
45
●●●
Hela berat dilepas , kepala tertunduk menekur lantai . Lufasz kemam bibir , serba tak kena . Kekok .
Sesaat berlalu , kekuatan dicari sebelum kepala didongak menatap wajah sang kekasih .
Jantung seakan terhenti mengepam darah apabila matanya melirik sisa air mata diwajah wanita itu . Drastik , kaki menghampiri Ellen . Tergesa-gesa lantas wajah itu didongakkan dengan jarinya .
Air mata yang masih mengalir dari tubir mata Ellen diseka halus . MAtanya bergetaran melihat kondisi wanita itu .
Apabila esakan Ellen kedengaran , Lufasz tanpa menyoal lebih lanjut memeluk tubuh itu . Rapat ke dadanya . Lengannya merangkul erat bahu Ellen . Dielus . Didakap erat .
" shuh— its okey ... you're fine ... we're good ... nothings change hum — ? " pujuk Lufasz separa berbisik sambil tangan naik mengelus rambut Ellen .
Tubuh Ellen bergetaran , namun kedua lengannya tidak lepas membalas pelukan lelaki itu . Erat . Seeratnya , menyembamkan wajahnya ke dada bidang itu .
" look at me Ell — " ujar Lufasz meleraikan pelukan itu seketika sambil tangannya menyentuh sisi wajah Ellen .
Mata saling bertaut ,
" percayakan I Ell , I tak akan tinggalkan you . I will never repeat the same mistake . I'm not mad ... no ... "
Tangisan Ellen pecah lagi . TIdak terungkap perasaan bahagianya tika ini . Bersyukur kerana ... dia tidak akan kehilangan lelaki ini .
Tubuh Lufasz didakap sekali lagi , teresak-esak menangis . Kerana perasaan takut yang bermaharajalela dalam jiwanya ... kehilangan itu sakit . Benar-benar sakit hingga membuatkan jiwa terasa kaku . Numb . kosong hati hanya dengan memikirkan dirinya bakal ditinggalkan sekali lagi —
" I janji dengan you Ell . Kali ni ... I .. kita ... our relationship is not gonna end just because of ... that shit . Never . I akan pertahankan cinta ni ... macam mana you kejar I waktu dulu . I'm not gonna let go your hands . Never . I promise you . "
Ellen mendongak , menatap dalam-dalam mata biru itu , senyuman kecilnya terlakar apabila melihat ketegasan dalam biasan mata itu .
" just know that having someone to lose , is what make my life ... worth . And I — afraid to lose you my love"
" bangun perempuan ! "
Serentak itu , kolar baju Ellen direntap kasar oleh lelaki-lelaki asing itu . Memaksa wanita itu terdongak , merenung terus ke dalam sepasang mata yang bengis .
Tubir mata Ellen hangat sekali lagi . Kerana sejak sejam lalu , dirinya diseksa . Fizikal juga mental .
Siapa mereka ...
Dia tidak kenal langsung wajah-wajah itu . Namun ...
Lucca mengenali mereka ... mungkin ...
Kerana...
Sejak dia dikurung hanya nama itu meniti dibibir lelaki-lelaki itu . Lucca ... dan Lucca .
" mana bangsat tu ! " sekali lagi , soalan itu disoal oleh lelaki sama .
Apabila tiada jawapan dari Ellen , tangan lelaki itu naik pula merengkuh rambutnya. Terlepas jeritan dari wanita itu , air matanya sudah berlinangan di tubir mata .
Sekelip mata , muncung pistol ditekan ke bibir Ellen membuatkan matanya membulat . Peluh-peluh dingin melata di sekitar dahinya dengan keperitan dibahagian kepalanya akibat cengkaman lelaki itu . Air mata semakin deras mengalir . Dengan kudrat yang masih tersisa , Ellen menggeleng . Meminta simpati .
" stop Feng . "
Suara seorang lelaki yang mendatar namun tegas menghentikan tindakan lelaki itu . Muncung pistol yang tadinya ditekan ke bibir munggil Ellen diturunkan . Menapak ke belakang , seakan memberi ruang kepada lelaki yang baru memberi arahan tadi . Jelas , siapa ketua di sini .
Tubuh Ellen pantas melorot ke lantai . Naik turun nafasnya , sementara telinga jelas mendengar derapan ketua penjenayah itu menghampirinya . Debaran di dada memuncak naik . Terketar-ketar lengan Ellen dalam pada menampung tubuhnya pada lantai .
Sedar-sedar sahaja , kasut berkulit hitam berada benar-benar dihadapannya . Sejengkal sahaja lagi akan mencium kepala lutut Ellen .
Automatik, kepala Ellen didongakkan namun sekali lagi muncung pistol ditekan disisi kepalanya . Pegun wanita itu .
" angkat wajah kalau nak peluru ni tembus kepala kau sial ! " ugut lelaki sama yang mengugutnya dengan pistol tadi .
Ellen pantas tertunduk , menuruti segalanya bagai orang bodoh . Tangan dikepal erat disisi kakinya , menahan getaran tubuh yang bergoncang hebat .
" siapa perempuan ni ? "
" kekasih Lucca "
" kau pasti ? " mendatar pertanyaan ketua mereka , jelas terasa renungan tajam lelaki itu pada Ellen .
" urm ... saya rasa memang dia ni ada kaitan dengan Lucca kalau tak , tak mun — "
" kau rasa ? " sinis selaran ketua itu sebelum disusuli dengan decitan halus .
Muncung pistol yang ditekan ke sisi kepala Ellen digenggam lelaki itu sebelum memulasnya sehingga muncung senjata itu dituju pada dada orang bawahannya .
" kau nak perbodohkan aku dengan jawapan tu ke — "
" t-tak boss . S-saya minta maaf ! "
" Hugo " kini nama asing pula meniti dibibir ketua samseng itu . Kurang sesaat orang suruhan yang diyakni sebagai Hugo berdiri disisi ketua mereka .
" cari anjing tu sampai dapat .. bawa jumpa aku — perempuan ni ... suka hati korang nak buat apa "
" baik Tuan Demerez "
Puntung rokok disedut rakus , kepulan asap dilepaskan ke udara bersama keluhan . Dengusan Lucca bergantian , puntung rokok itu dikepit antara jarinya sambil mata meliar ke sekitar kelab malam itu
Kerutan didahinya semakin berlapisan , meski dihidangkan dengan muzik DJ dan manusia-manusia yang terkinja-kinja . Liar menikmati usia muda mereka .
Gelas yang diisi penuh dengan bir dicapai dengan tangan lain . Diteguk habis .
Genggaman dieratkan pada gelas itu . Renungan matanya gelap . Tajam .
" Demerez , bukan aku yan — "
" aku tak nak dengar . Yang penting , barang aku , kau ambil . Tak kiralah kalau kawan kau curi dari kau , atau alasan bodoh apa lagi . YAng aku tahu , kau ambil barang aku . Jadi bayar "
Matanya dilirik pada Ellen yang merekrot di sudut ruangan itu . wanita itu dijadikan tawanan tanpa rela .
" kau kena percayakan aku Rez . Bukan aku . Barang kau tak ada pada aku . Tolonglah ! "
Demerez hanya membatu . Lirikan tajam matanya menikam wajah Lucca sebelum dialihkan pada wanita yang menjadi tawanan mereka sejak 3jam lalu .
" bawa keluar crown aku "
Mata Lucca mencerlung saat arahan itu meniti dibibir Demerez . Darah gemuruh naik menerjah wajahnya apabila salah seorang orang bawahan Demerez menyuakan jarum suntikan yang jelas diketahui cecairnya .
Demerez bersahaja menjentik jarum suntikan itu , cecairnya samar-samar terpercik keluar melalui jarum halus itu . Mengundang ketakutan Lucca pantas lengan Demerez ditahan ,
" Rez tolonglah , dia .. dia mengandung . " anak mata Lucca dibawa ke arah Ellen yang kelihatan tidak bermaya .
" — kalau macam tu , apa kata kau — " jarum suntikan itu disua pada Lucca sebelum lelaki itu menyambung lagi ,
" — kau tentukan sendiri ... berapa dos yang perempuan tu akan terima . "
Lucca membisu , jelas terkesima dengan perubahan plot itu .
" sama ada kau nak suntik sendiri atau — orang aku yang selesaikan . Tapi jangam cakap aku tak warning . Belum tentu perempuan tu dan anak dia hidup kalau orang aku yang buat . "
Senyuman sinis yang meleret dibibir Demerez membuatkan Lucca tertunduk lemah . Dia sedar dia berada dalam posisi yang terdesak . This is not his game . He doesn't control them . Unfortunately , he just one of the player .
" decide Lucca . Wanna safe her baby ... or .. that woman . If you lucky , both of them could be safe . The decision is yours . I 'll give the honor to pick your choice . "
Semangat ..kekuatan dikumpul , jarun suntikan itu diambil dari tangan Demerez . Tubuh Ellen ditatap sayu , hanya seketika sebelum renungan matanya tajam .
Keputusan sudah dibuat .
And there is no turning back .
" you ... dah ingat ? " pertanyaan Lufasz dibalas anggukan . Ellen merapat ke dalam dakapan lelaki itu smmentara tangan mereka bersatu . Saling melengkapi masing-masing .
Lufasz melabuhkan ciuman disisi kepala wanita itu , lembut dan halus . Tangan Ellen digenggam erat .
" I'm sorry ... sebab tak percayakan you waktu tu . I'm truly sorry . I sepatutnya tahu ... kenal diri you macam mana ... tapi I — "
Telunjuk Ellen ditekan lembut dibibir Lufasz membuatkan lelaki itu terdiam seketika .
" I tak salahkan you . Situasi waktu tu ... yang membuatka diri kita ... berfikiran ... menilai sendiri . I faham . Lagipun , semua dah lepas . We got Aiden ... "
Lufasz mengangguk , senyuman kecil lelaki itu lebar . Terbias di anak matanya jua .
" tapi , kalau you dah tahu pasal .. Lucca . Kenapa you ta— "
" sebab I pentingkan you . " lembut suara Lufasz menjawab pertanyaan Ellen . " — I ada jumpa doktor you lepas ... dapat tahu hal sebenar tu . I dapat tahu pasal ... ingatan you yang hilang lagi-lagi waktu insiden tu berlaku . So , I don't wanna force you to remember those memories . I will just keep going ... and stay by your side ... even ... that bastard ... always be with you . I try to control my emotion ... my anger towards him ... all because of you my love . I will do anything ...anythings for you so that I could see your smile ... even those smile is not for me . I will bear it . Just for you . "
" Thank you ... and sorry for ... hurting you . " gumam Ellen lemah , menitis air matanya tika ini . Membayangkan semula sikapnya pada Lufasz .
" honey , semua orang buat salah . I salah sebab tak percayakan you ... I lari dari tanggungjawab I ...pada you ...pada baby kita . Sejak mula , I yang bersalah . "
Ellen diam. Membiarkan Lufasz berbicara . Dirinya merapat ke tubuh lelaki itu , merasai kehangatan tubuh mereka .
" salah ke kalau ... I kata Lucca ... selamatkan I juga ? "
" tak sayang . Itu penilaian you , I tak akan bangkang . Lagipun ,you lebih tahu hal sebenar — "
Ellen mengganguk lemah , jemari runcing Lufasz dimain-mainkan dengan jarinya .
" but he said that ... he will killed Aiden for me "
Terasa tubuh Lufasz kaku seketika , tegang otot lelaki itu apabila mendengar pernyataan Ellen .
Keluhan berat dihela Lufasz , " — tapi kalau bukan dia yang buat , kalau — orang-orang tu yang lakukanya ... I mungkin hilang both of you . Walau sebesar mana kemarahan I pada dia , he actually safe you . Both of you ... "
" itu pilihan yang dia putuskan waktu itu . I'm not going to judge him . Sebab I tak berada ditempat dia , berada dalam situasi begitu . Perlu memilih antara dua nyawa , satu kesilapan ...mampu buat dia hilang kedua-dua nyawa . " tenang Lufasz menerangkan segalanya .
" then kau nak aku buat apa ?! Biarkan dorang sendiri masukkan dadah tu dalam badan kau ! Kalau aku biarkan dorang , kau akan mati ! Sebab aku tahu dorang tak akan kisah berapa banyak dos yang dipaksa masuk ke dalam badan kau — aku ... aku cuma nak kurangkan peratusan itu . Aku hanya nak selamatkan kau ! Dan kalau itu bermaksud untuk pilih salah seorang antara nyawa kau dan kandungan kau ... aku tak teragak-agak pilih kau "
E
llen memejam matanya , terngiang-ngiang luahan Lucca tempoh hari .
" mungkin kau anggap aku ini kejam , sebab kau tak berada di posisi aku . Dunia aku ... aku membesar dalam dunia yang memaksa aku buat pilihan dan lepaskan pilihan lain . Keputusan aku tetap tidak akan berubah meski diputar waktu , aku akan teguh — "
" iya , I tak layak untuk judge dia — "
●●●
Tbc
Vote
COmment
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top