44
SHE WAS WRONG
CHAPTER
44
●●●
Berpijar rasa tapak tangannya tika ini . Sengal.
Bibir yang bergetaran diketap perlahan sambil anak matanya merenung tepat ke wajah lelaki itu .
Terpaku seketika , namun riak wajah Lucca kembali kosong meski jelas terasa sengal tamparan wanita itu diwajahnya .
Decitan sinisnya kedengaran , sebelum tajam matanya menikam wajah Ellen ,
" ini yang aku dapat lepas back up kau ? "
Ellen melepas hela yang sedari tadi ditahan . Tangannya dikepal erat , bersama lahar amarah yang menggunung tinggi .
" — you tak patut buat macam tu ! De-depan media ! Apa yang you fikir waktu tu huh ? "
" kenapa ? Kau takut dia nampak ? Sebab kau dah berbaik dengan dia ? Sebab tu kau nak buang aku ? " selar Lucca meluahkan segala yang terpendam di dadanya .
Naik turun nafas Ellen tika ini , marah ... takut .. segalanya bercampur baur . Ya , memang dia takut ... takut hubungannya dengan ...Lufasz bakal terjejas lagi ...
" you are right . " tegas Ellen membuatkan raut wajah Lucca berubah suram . Drastik . Renungan mata lelaki itu makin tajam , gelap .
" — You tak boleh ambil kesempatan macam tu ! You tak sepatutnya masuk campur urusan I ! You just make it worst ! Everythings ruin now ! Are you happy ?! "
Senyuman sinis terlakar dibibir Lucca , lantas setapak demi setapak lelaki itu menghampiri Ellen . Tatapan matanya kosong namun gelap . Kelam . Menghantar satu rasa gelap dan berbahaya pada wanita itu .
Ellen drastik berundur setapak ke belakang . Berkerut dahinya apabila diperlihatkan sisi lain lelaki ini . Sisi gelap .
" apa yang you tak faham lagi , I dah cakap — I anggap you hanya bodyguard yang diupah papa . I've told you so man —— " bicaranya mati serta merta apabila pergelangan tangannya dicengkam kuat sebelum ditarik ke arah lelaki itu .
" Lucca ! "
Tangannya cuba ditarik , cuba melepaskan diri daripada cengkaman lelaki itu namun kata-kata Lucca menghentikan pergelutan itu .
" aku nak kau , kau tak faham ke ! "
Tegang wajah lelaki itu menahan rasa , jelas rahangnya diketap bengis . Matanya tidak lepas daripada merenung tajam wanita itu . Semakin dikuatkan cengkaman pada pergelangan halus itu meski bibir wanita itu sudah merengis sakit .
" aku ada kau seorang sahaja dalam dunia ni . Perlu ke aku melutut pada kau supaya kau nampak aku ! " naik seoktaf suara Lucca membuatkan tubuh wanita itu bergetaran hebat .
Ellen tergamam , tiada bicara terluah . Segalanya mati dipertengahan kotak suaranya . Hanya mata mereka saling bertentang .
Tentangan yang dipengaruhi amarah , kekecewaan ... kesakitan .
Birai mata Ellen hangat , bibir yang terus-terusan bergetaran melekuk senyuman pahit .
" then , kenapa you sanggup biar I dalam keadaan macam tu ? "
Jelas pertanyaannya membuatkan Lucca tergamam . Lelaki itu seakan keliru seketika membuatkan Ellen menyambung bicaranya ,
" baby I ... hampir mati sebab you — you ingat I tak tahu ?! You ingat ingatan I terus lupus macam tu sahaja lepas you inject dadah dalam tubuh I ! " sejurus selaran itu Ellen merengkuh kuat tangannya dari cengkaman Lucca .
Kini , Lucca yang berubah rentak . Matanya bergetaran dek kerana kenyataan yang baru menampar wajahnya . Wajah Ellen dicari dalam gesa , ingin diraih lengan wanita itu namun pantas ditepis .
Melihatkan wajah Ellen yang basah dengan air mata membuatkan kaki Lucca goyah . Sesalnya memakan diri .
" Ellen, aku — "
" I tak nak dengar apa-apa . I tak perlukan penjelasan bila I sendiri ingat insiden tu ! I ingat ! Macam mana ... orang-orang .... that fuckin' man toss me around like a freakin' bag — because of somethings that I din't even involved ! You drag me down into your hell hole of life — "
" and now ... you are forcing me to accept you ? How dare you — kalau tak disebabkan I masih ... fikirkan soal hidup you ...masa depan you , you tak akan ada dekat sini . Your place is in that fuckin' prison"
" Ellen , please ... let me explain ... aku cuma nak selamatkan kau . Kalau bukan aku sendiri yang — "
" you pilih untuk bunuh anak I . You tahu I pregnant masa tu but you still "
" then kau nak aku buat apa ?! Biarkan dorang sendiri masukkan dadah tu dalam badan kau ! Kalau aku biarkan dorang , kau akan mati ! Sebab aku tahu dorang tak akan kisah berapa banyak dos yang dipaksa masuk ke dalam badan kau — aku ... aku cuma nak kurangkan peratusan itu . Aku hanya nak selamatkan kau ! Dan kalau itu bermaksud untuk pilih salah seorang antara nyawa kau dan kandungan kau ... aku tak teragak-agak pilih kau "
PANG !
Sekali lagi wajah Lucca ditampar , kali ini lebih kuat , menghantar sepenuhnya rasa kesakitan yang dibelenggu dalam diri Ellen saat nyawa anaknya dipijak -pijak .
" itu anak I yang you sedang cakap ! Anak I ! "
Lucca membisu , hanya tertunduk tidak mampu bertentang mata dengan wanita itu .
" aku tak menyesal . Biarpun , kandungan kau terkorban sekalipun waktu tu ... aku tak akan menyesal" getaran suara Lucca jelas menampar gegendang telingan Ellen sebelum mata mereka saling bertemu .
" sebab hanya kau yang aku mahu . Nyawa kau ... yang penting bagi aku . "
Esakan Ellen pecah , sakit tika ini tidak dapat diluahkan dengan butir bicara . Sakitnya dada ini saat nyawa anaknya dinilai seperti sampah sedangkan selama ini , separuh nyawa dia bertarung demi memasikan anak itu dapat melihat dunia .
" mungkin kau anggap aku ini kejam , sebab kau tak berada di posisi aku . Dunia aku ... aku membesar dalam dunia yang memaksa aku buat pilihan dan lepaskan pilihan lain . Keputusan aku tetap tidak akan berubah meski diputar waktu , aku akan teguh — "
" pilih kau — biar nyawa lain jadi galang ganti "
Paparan di skrin Ipadnya dilirik tajam . Keningnya bertaut bengis , rahang diketap . Tegang seluruh otot wajah dan lehernya .
Dipejam kelopak matanya , cuba diusir segala gambaran Ellen dan lelaki jahanam itu . Seakan api yang merebak , marak dengan isu Ellen dan lelaki yang sepatutnya bertugas sebagai pengawal pribadi sahaja ! Tidak terkecuali ... wanita itu !
Wanita yang sudah membuat onar dalam hidupnya ! Menghancurkan hubungan yang terbina dengan Ellen .
Bibirnya diketap kuat , bersama tangan yang dikepal erat apabila gambaran lelaki itu mencium Ellen terlayar dibirai matanya seakan wayang !
" kau masa lalu dia . Dan aku masa depan dia . " tenang sahaja ungkapan lelaki itu namun cukup menaikkan bahang amarah dalam diri Lufasz .
" kau mungkin her first love , fuck even first in everythings for her but you're not going to be her last . Aku akan rebut dia dari kau . Dan aku akan berjaya ! "
" perasaan kau .. akan musnahkan Ellen aku "
Lucca hanya tersenyum sinis mendengar bicaranya , gelengan lelaki itu drastik menangkis segalanya .
" no , perasaan aku ... akan hidupkan dia balik . Aku akan hidupkan hati dia yang dah mati sebab kau ,lelaki tak guna dalam hidup dia . Being with you , was her mistake . "
Bersama jaluran hangat yang membakar jiwa, tanpa sedar lengannya menepis kasar segala barang dan dokumen di atas meja itu . Nafas yang turun naik seakan ombak besar yang mulai menelan isi bumi , dengusan yang berlarutan memekik di segenap ruangan pejabat sebelum kebisuan melanda ruang itu .
Kerana , lelaki itu menekup wajahnya dengan kedua tangan . Desah nafasnya kedengaran berat , lemah ... fragile .
Air mata tanpa disangka-sangka menuruni sisi wajah maskulin itu .
Sel besi itu dibuka dari luar , membenarkan tubuh Elise menapak keluar dari kurungannya . Dia dibawa oleh beberapa pegawai wanita ke ruangan pelawat .
Anak matanya menikam belakang tubuh itu , sebelum pelawatnya itu berpusing menunjukkan wajahnya .
Senyuman Elise mati serta merta , malah kedua matanya mencerlung pada wajah pelawatnya itu . Jelas wanita itu tidak pernah membayangkan hari ini bakal tiba .
Wajah pelawatnya memaparkan tenungan kosong . Polos namun tidak terselindung iras matanya yang gelap dan penuh muslihat .
" long time no see bitch . Unfortunately , I never expect to meet you in this ... place "
" anyway , its suit you well enough , I guess "
Kunci kereta diletakkan diatas meja ruangan tamu . Suasana kelam menyelubungi ruang rumahnya , membuatkan Lufasz meliarkan mata ke sekitarnya . Sunyi sepi . Dilirik pula jam tangannya , hela berat dilepas berat saat melihat jarum jam sudah menginjak jam 2 pagi . Kelopak mata lantas dipejam sesaat sambil jarinya naik mengurut sisi dahinya .
Seakan tersedar bayangan atau lebih tepat renungan oleh seseorang membuatkan Lufasz menoleh .
Tatapan matanya hiba melirik pada Ellen yang berdiri dikoridor itu . Masing-masing diam , hanya membiarkan mata saling bertaut . Berharap mampu menghantar isyarat yang terbuku dijiwa , namun itu hanyalah angan-angan . FAntasi .
Kerana , meski kata-kata itu tidak diperlukan dalam meluah rasa , namun ... kebisuan dan perasaan yang dibiar tiada bicara ...hanya dipendam mati di dalam jiwa hanya akan ... memutuskan sebuah perhubungan .
Kerana , sebuah bicara dari hati itu mahal . Mahal kerana keikhlasannya , namun
Ianya akan sia-sia andai ditelan dalam hati . Tanpa diluah .
●●●
Tbc
Vote
Comment
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top