38





SHE WAS WRONG





CHAPTER




38




▫▫▫























Aiden yang tertidur seusai menyusu direnung dengan penuh kasih olehnya . Tangan kecil itu digenggamnya halus , senyuman dikoyak lebar apabila melihat anaknya tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka .




" awak buat saya cemburulah Ell —— " luahan Dhia membuatkan Ellen tersenyum senget , dipandang sahabatnya yang sanggup terbang ke sini semata-mata deminya . Malah , Finn Qaees juga datang bersama . Namun, lelaki itu tidak bersama mereka di dalam bilik ini , mungkin sedang bersama ... Lufasz di luar . Lelaki itu ... benar-benar degil . Puas ditengking , diusir tetapi masih bertegas untuk menemaninya ...






" Ell —— "


" yes ? Sorry ... I mengelamun tadi ... you cakap apa ? "



Sahabatnya itu tersenyum kecil , sebelum kedua tangan Ellen digenggamnya erat .







" saya tahu ... saya tak berada diposisi awak . Tapi , saya nak tengok awak bahagia Ell . Saya betul-betul nak awak ... Aiden ... happy ... have a perfect family together ... maybe awak fikir saya menyebelahi Lufasz .. tapi tak . Saya sokong awak ... saya faham penderitaan awak .. tapi masa yang sama ... saya nampak awak menderita kerana awak ...masih sayangkan dia . Dalam hati awak — masih ada dia . "



Ellen mematung , bersama hela berat diluahkan rasa hatinya ,







" I love him Dhia ... he is my first ... we have been together for five years —— I can't simply erased him from my life ... Its too hurt to love him but its more pain to forget about us ... all that we've done as a couple ... "




Kedengaran Dhia mengeluh pendek , sebelum pertanyaan wanita itu membuatkan Ellen tergamam sekali lagi ,




" don't you want to spend your life with him again ? With your son ... "





" I ... tak tahu Dhia ... "




" Ell , awak lebih faham ..lebih tahu mengenai Lufasz ... his past ... his flaws .. you know him well ... even dia banyak berdiam diri ... tak terlalu exposes his feelings ... you know them ... just by looking at him ... he love you Ell ... and he regret that he choose to leave you ... to let go of your hand ... "






Ellen tersenyum kelat , dilirik sekilas pada Aiden sebelum kedengaran suara-suara asing dalam bilik itu .





Terus anak matanya terpaku pada Lufasz dan Finn Qaees yang menghampiri katilnya . Finn Qaees pantas memeluk bahu isterinya sebelum menghantar senyuman kecil buat Ellen . Manakala , Lufasz pula menghampiri bayi mereka . Ceria wajah lelaki itu saat menatap wajah bayi mereka , tidak lama lelaki itu melabuhkan ciuman halus disisi kepala anak mereka . Hangat terasa dalam hati wanita ini .




" you boleh discharge petang ni — " ujar Lufasz lalu membuka loker milik wanita itu , dimasukkan pakaian dan barang-barang milik Ellen ke dalam beg .


Melihatkan pasangan itu seakan memerlukan ruang privasi pantas sahaja Dhia dan suaminya beredar keluar meninggalkan mereka berdua dan Aiden .








" you balik rumah I "




" what ? You merepek apa ni ? " separuh berbisik selaran Ellen sesekali melirik anaknya .



Lufasz masih mengemaskan begnya , dizip penuh sebelum berpusing menghadap wanita itu .





" I akan jaga you dan Aiden . Papa pun dah beri kebenaran . "



" no , I tak nak . I boleh jaga diri I sendiri , and kalau parents I nak buang I sekalipun, I boleh balik ke appartment I . "



Renungan mata Lufasz berubah gelap , jelas lelaki itu kurang bersetuju dengan pernyataan Ellen .




" tak ada siapa buang you Ell . Papa and mama nak beri you masa dan ruang , so I offer myself to take care of you ... our son ... so please , don't think low bout them "





" you pernah buang I . Tak ada beza pun "


Lufasz terdiam , pegun seketika sebagaimana jantungnya tertusuk belati . Jelas menikam ke dada .



Pantas Lufasz melarikan pandangannya ke arah Aiden ,





" I tahu , don't need to remind me Ell —— " mendatar suara Lufasz membuatkan Ellen serba salah  , apalagi melihat raut wajah lelaki itu yang berubah seratus peratus .





" kalau you tak boleh pandang I sebagai ex-husband you ... then look at me as your friend . If that is too much for you then , don't even look at me ... but please let me take care of you and Aiden ... "







Birai mata Ellen menghangat bersama tautan kening , tertunduk mendengar segala bait lelaki itu .




" you tak nampak ker ... kita menyakiti sesama sendiri . Jadi tolong berhenti ... berhenti berharap ... " lemah luahan Ellen membuatkan Lufasz merenungnya dalam-dalam .





" if the pain worth it , I will survive —— there is nothing hurt me than to loses you and Aiden . "





Ellen melepas hela beratnya , wajah Lufasz ditatap kosong . Tekadnya mahu mematikan segala keteguhan lelaki itu . Senyuman sinis dilemparkan buat lelaki itu ,






" then, Lucca akan ikut bersama , apa-apa pun dia yang selamatkan I dan Aiden bila you ... tiada disisi I waktu I betul-betul
perlukan "




Seakan satu tamparan tepat ke wajah Lufasz dengan pernyataan itu , jelas rahangnya diketap kuat . Tangan dikepal seeratnya .




Namun , senyuman Ellen pudar apabila kata-kata itu meluncur dari Lufasz ,




" kalau itu boleh buat you bahagia "








































Aiden didakap ke dalam pelukannya sementara anak mata melirik wajah ibubapanya silih berganti . Lucca pula berdiri tegak disisinya menguak pintu kereta buatnya , sementara Lufasz berbual seketika dengan pemandu teksi sewaktu bagasi mereka disimpan ke dalam bonet .



Kimberlin Hans melemparkan senyuman buat anak dan cucunya , dielus lembut kepala Aiden ,






" take care Ellen and ... my little boy ... " ujar Kimberlin Hans sebelum menolak perlahan tubuh isterinya ke arah Ellen , hiba terbias diwajah ibunya sebelum tubuh Ellen didakap sisi .



Berlinangan air mata ibunya , dipeluk erat anaknya . Meratapi segala perbuatannya juga perpisahan ini .







" mama minta maaf sayang —— I'm sorry for everything ."





Tubuh Ellen dilepaskan lantas ciuman dilabuhkan diwajah bayinya . Seusai itu , terus sahaja Puan Kimberlin kembali ke dalam dakapan suaminya . Teresak-esak menangis .



Tidak terkeluar sebarang kata dari mulut Ellen , hanya tautan keningnya melengkuk hiba . Tanpa membuang masa , dia memasuki perut teksi itu sebelum diikuti Lucca .



Lufasz hanya membisu , melirik kosong wanitanya ditemani ... lelaki itu . Pedih namun terpaksa ditelan segala rasa itu . Dipendam sahaja . Seusia sahaja mengucapkan selamat tinggal buat kedua mertuanya lantas Lufasz bergerak memasuki teksi , tempatnya disebelah pemandu .



Sempat anak matanya melirik melalui cermin pandang belakang , Ellen mengelus wajah bayinya sementara lelaki itu memperkemaskan balutan ditubuh anaknya . Jiwanya hancur ... sehancurnya .



























Tisu ditarik lagi buat sekian kalinya , air mata diseka sementara sebelah tangan menekup mulutnya  . Menghalang esakan terlepas ,




Kerana hatinya benar-benar sakit apabila tertangkap renungan sayu Lufasz pada Aiden dari jauh memandangkan seat lelaki itu agak jauh dari seat dia dan Lucca . Jantungnya seakan ditikam berkali-kali apatah lagi apabila lelaki itu melarikan pandangannya saat bertaut dengan matanya . Sedangkan dia tahu , dia sendiri membina jurang antara mereka ... bicaranya sendiri bermaksud untuk melukakan lelaki itu .

Tapi ,mengapa... hatinya yang merana tika ini ... mengapa jiwanya terseksa ...







Ketukan berkali-kali didaun pintu tandas itu bersama seruan namanya membuatkan Ellen pantas menyeka segala sisa air mata . Dikuak pintu itu ,



" kau okey ? " pertanyaan Lucca dibalas kebisuan , sedaya upaya diselindung wajah sembapnya daripada pengetahuan lelaki itu .



Namun, tidak lama sesuatu menerjah dibenaknya , keningnya berkerut serta merta ,




" you tinggal Aiden seorang diri ?! "


Seakan tersedar , berubah terus riak wajah lelaki itu membuatkan Ellen pantas menolak ke tepi tubuh Lucca dan berlari anak ke arah seat mereka . Tidak dihiraukan pandangan penumpang mahupun cabin crew yang lain . Lebih penting tika ini adalah bayinya !




Namun , langkah yang tadinya laju mulai hilang rentaknya apabila melihat Lufasz sedang mendukung bayinya , dilihat lelaki itu mengelus halus kepala Aiden sebelum ciuman melabuh diwajah anaknya . Senyuman diwajah Lufasz menghantar rasa aneh dalam dirinya . Kehangatan membaluti jiwa wanitanya .





Namun, saat matanya bertentang dengan mata Lufasz ... senyuman lelaki itu seakan pudar . Tanpa sedar , Lufasz menghampirinya sebelum perlahan-lahan disuakan Aiden padanya kembali .



Ada satu rasa ... berat membebani hati Ellen saat menyambut tubuh bayinya dari Lufasz , anak matanya tidak bisa dilarikan dari terus menatap wajah lelaki itu .



Tiada bicara yang meniti dibibir Lufasz , kerana seusai memberikan Aiden semula padanya , lelaki itu terus bergerak ke arah tandas . Kepergian Lufasz yang bersifat sementara itu bukan sahaja memberi rasa aneh dalam dirinya namun membawa pergi seluruh hatinya . Ellen menoleh , menatap sayu tubuh Lufasz dari belakang ,





" Aiden ... " gumam Ellen , mencium ubun-ubun bayinya dengan penuh kasih sebelum melabuhkan duduk di seat nya semula .



Ellen melirik ke arah jendela , dikerdipkan matanya yang mulai kabur dek air mata . Sebelah tangannya mengeluh halus rambut Aiden .









What have we done ...
We kept hurting each other ..
I will endure them ..
Trust me , I will ..







▫▫▫

Tbc
Vote
feel free to Comment

💜💜💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top