37






SHE WAS WRONG

CHAPTER

37








ΠΠΠΠΠΠΠ





















Anak mata Ellen naik melirik wajah Lufasz sebelum dilarikan pandangannya ke arah lain . Dia tahu , lelaki itu sudah melihat anak mereka . Aiden . Membisu mereka berdua tanpa bicara .


" He is cute ... just .. like you —— " halus suara Lufasz , memulakan perbualan mereka . Ditatap wajah wanita itu , cuba meraih perhatian Ellen .





" more like you "




Pernyataan Ellen membuatkan Lufasz tersenyum kecil . Meski dia sedar kehadirannya kurang disukai oleh Ellen namun cukup mendengar suara halus wanita itu . Sudah cukup memberi satu sinar dalam hidupnya .



" You dah jumpa Aiden . You boleh pergi — " mendatar arahan Ellen , langsung tidak dilirik wajah lelaki itu .


" Ell , I mean it what I've said ... "


" and I mean it too that I don't want you anymore ! Don't you understand ? " selar wanita itu , menghambur segala rasa yang tersirat dijiwa selama ini .


Kedua pasang mata saling bertentang . Kebisuan menjadi jurang antara mereka . Setiap detik berlalu demi detik .




" you tak nak tahu ke macam mana I tahu pasal drug tu ? How ... did I know that you're not guilty —— "




Ellen terdiam sejenak , sebelum senyuman sinis terlakar perih dibibir .




" tak guna ungkit hal lepas . I dah tak perlukan ... kepercayaan you ——  even you knew the truth ... its too frekin' late "


Kening Lufasz berkerut , bibirnya dikemam bersama rahang yang diketap erat . Sesaat berlalu demi sesaat , hela berat meniti dibibir Lufasz . Lemah kedengaran . Seakan mengalah , akur dengan segalanya . Tatapan matanya berubah sendu , dilirik dalam-dalam wajah Ellen .




" I tak akan tinggalkan you Ell ... not again ... I've learn my mistake . I akan buktikan keikhlasan hati I ... I nak hidup dengan you ... Tolak I sejauh yang you nak ... benci I sedalam mana you
mampu —— but , I will never stop chasing you ... you're the only one I love ... "







Daun pintu yang ditolak dari luar mematikan segala perbualan mereka . Anak mata Lufasz pantas jatuh pada Lucca yang sempat melirik wajah mereka . Renungan mata Lufasz berubah bengis , dilirik tajam lelaki itu yang mulai melangkah ke arah Ellen .
Naik turun nafas Lufasz , bergetaran tangannya menahan rasa .



" you boleh keluar dah , Lucca dah ada di sini "



Bicara Ellen pantas menyiat-nyiat hati Lufasz , namun didiamkan sahaja . Hanya anak mata birunya naik menikam wajah Lucca yang jelas sedikit lebam dek kerana tumbukannya tadi .
Masih terkesan lagi keperitan dijiwanya saat dirinya diganti dengan lelaki ini oleh Ellen . Perit . Benar-benar menyakitkan .



" kalau you tahu apa yang I tahu Ell —— " gumam Lufasz lemah bersama gelengan kepala . Bersama keluhan Lufasz mengusung langkah meninggalkan bilik wanita itu .






Pemergian Lufasz dilirik lewat ekor matanya , sebelum bicara Lucca menyentak dirinya ,





" parents kau ada di sini . Mereka ... sedang lawat Aiden "


Liur ditelan perih , dicapai ubat yang diberikan oleh Lucca sebelum ditelan bersama air kosong . Gelas dikembalikan pada Lucca ,



"  kau tak n —— "




" I nak tidur . " pantas Ellen mencatas segala bicara Lucca , dia memalingkan tubuh ke arah bertentangan sebelum comforter ditarik naik menutupi tubuhnya .



Lucca terdiam , kosong anak matanya merenung susuk wanita itu yang membelakanginya . Gelas kosong diletakkan di atas meja , melirik wanita itu sekali lagi sebelum membawa langkahnya ke arah pintu .

Daun pintu yang tertutup membuatkan Ellen mencelikkan kembali matanya . Genggaman dieratkan , keningnya bertaut hiba bersama linangan air mata hangat menyapa wajahnya .































Bahu Lufasz digenggam Kimberlin Hans , mengejutkan lelaki itu dari lamunan siangnya . Senyuman kelat dilemparkan buat lelaki berusia itu .




" dah tengok anak kamu ? "

Lufasz mengganguk lemah , senyuman serta merta melebar saat teringatkan anaknya itu , Aiden ... Aiden Harrison .



" Ellen ? " soal Kimberlin Hans lagi , namun melihatkan bekas menantunya itu hanya membisu dilepas hela berat .





" take it slow ... she is hurt right now ... give her some space —— " nasihat lelaki itu , ditepuk perlahan bahu Lufasz cuba menaikkan semangat lelaki itu .



" Saya faham pa . I knew that I've done too many things to her .. and its not easy for her to just ... forget them and .. accept me again . I understand . "





Kimberlin Hans mengangguk faham ,



" papa tak pergi tengokkan Ell ? " soal Lufasz pula , dilirik sekitar mereka apabila mendapati bahawa Puan Kimberlin tiada bersama mereka ,


Kimberlin Hans mengeluh berat , " ibu kamu ada dengan Ell sekarang . They need some personal space ... Both of them ... have been hurt by each other ..." walaupun hakikatnya ... tindakan isterinya adalah keterlaluan namun ... siapa dia untuk menidakkan kekecewaan dalam jiwa wanita itu ...



" pa — boleh tarik balik isu bodyguard Ellen tu ? "



" but why ? Kamu ada apa-apa masalah dengan dia ? Dia ada buat salah ke ? "


Lufasz membuka mulut namun tiada bicara yang terluah , seakan tersekat di kerongkong sahaja .


Keningnya bertaut , pelbagai perkara bermain di benaknya tika ini . Dilirik sekilas wajah Kimberlin Hans ,





" macam mana ... papa boleh teguh untuk percayakan Ell waktu isu dadah yang lepas ? "




" She is my daughter Lufasz . I trust her words . "


Bicara Kimberlin Hans membuatkan Lufasz terdiam .  Dia hanya mampu tertunduk menekur lantai .


" Hans —— " seruan dari Puan Kimberlin menyentak dua manusia itu , terkesima Lufasz saat melihat wajah ibu mertuanya yang sembap dan kemerah-merahan . Masih kedengaran esakan wanita itu sebelum Kimberlin Hans mendakap tubuh isterinya .




Lufasz mengerti perasaan ibu mertuanya . Dia tahu benar bertapa sakit di dada saat dibenci orang yang disayangi . Perlahan-lahan Lufasz beredar dari kawasan itu , memberi ruang privasi buat pasangan itu . 


Diusung kakinya ke arah vending machine . Dimasukkan beberapa not sebelum ditekan buton minuman pilihannya .



Diteguk rakus minumannya , sebelum tiba-tiba ada bayang disebalahnya . Tajam anak matanya apabila menikam wajah Lucca yang bersahaja membeli minuman dari mesin itu juga . Erat genggaman pada tin sehingga kedengaran bunyi salutan tin yang remuk .



" siapa kau sebenarnya ! " tajam selaran Lufasz ,


" aku assume kau dah tahu —— "



Rahang Lufasz bergerak-gerak , bengis . Dengusan jelas kedengaran ,





" aku tahu sejak awal kau memang akan rosakkan hubungan aku dengan Ellen . Aku tak sangka —— sampai macam ni sekali "



Lucca terdiam , berubah pandangan matanya .



" kau juga buat salah pada dia " mendatar suara Lucca cuba mempertahankan dirinya ,





" jangan kau samakan aku dengan kau sial ! "


Lucca meneguk sehingga habis minumannya , dipusingkan tubuh menghadap Lufasz .



" memang tampak berbeza , tapi hakikatnya sama . Kau .. aku ... sama-sama pentingkan diri sendiri . Pada masa yang sama ... mahukan cinta Ellen . "



































Ellen  bangun dari tidur , celik sahaja matanya terus terpandang susuk tubuh itu , sedang tertidur dengan berlapikkan lengan . Halus kedengaran nafas lelaki itu .
Benar-benar di sisi wajahnya tika ini . Jika dia bergerak pasti sahaja lelaki itu terjaga .




Anak mata Ellen tajam menikam wajah itu . Ditenung sedalamnya dari lekukan kening hingga ke bibir itu .




" —— I wanna be with you again ... "




" being the selfish me , I'm going to make you mine again "






" I will make you fall hard "



Kerutan melakar didahinya , cuba diusir segala bayangan itu jauh dari benaknya ! Namun , kata-kata lelaki itu masih terngiang-ngiang di telinganya .


" I prefer kalau you tak terjaga waktu macam ni "




Tergumam seketika Ellen , dipandang wajah Lufasz yang sudah tegak bersandar ke kerusi . Dalam kesamaran cahaya biliknya yang hanya diterangi biasan lampu diluar bangunan hospital itu , dilihat Lufasz yang merenung dalam wajahnya .




" apa yang you buat dekat sini ? Bukan I dah cakap
I tak —— "





" I tak akan paksa you Ell . But ,please ... let me stay the night . "




Ellen mematung , hanya melirik setiap tindak tanduk Lufasz yang mengisi air kosong ke dalam gelas . Disua padanya namun Ellen menolak pelawaan itu .



" kenapa you tumbuk Lucca ? Apa hak you untuk pukul bodyguard I ? "



Lufasz menyisip air kosong itu sebelum gelas  diletakkan semula di atas meja . Rahangnya diketap .



" you nak bincang hal tu malam -malam buta macam ni ?  Pasal lelaki tu and bukan pasal kita . " mendatar luahan Lufasz ,



" suka hati I nak cakap pasal apa pun . Sekarang ni I tanya kenapa you pukul Lucca ? No reason , right ? Kalau tak disebabkan Lucca ,  Aiden pun belum tentu you dapat tengok sekarang ni . So , listen here Mr Lufasz ... you have no right to —— "



" you know me Ell , I don't take order from anyone . Mungkin hal lepas buat you lupa something ——  I tak akan lepaskan apa yang menjadi milik I apalagi benarkan orang lain rebut dari I . I am a possesive man and you wouldn't want to test my limit  babe  . Its not going to end well ... If you deal with a devil itself honey —— "





" call me selfish or arrogant , asshole .. anything but there is no one would take what's mine ... especially you "












Tbc
Vote
Comment

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top