36






SHE WAS WRONG


CHAPTER





36






ΠΠΠΠΠΠΠ






















Ellen  meletakkan sudu di atas meja . Anak matanya dilirik pada Lucca yang baru sahaja memasuki biliknya .




Bungkusan makanan diletakkan oleh Lucca dihadapan mata wanita itu .



" makanan untuk kau . " ujar lelaki itu sambil melabuhkan duduk di sofa ,
" aku tahu kau pun naik bosan dengan makanan hospital "



Ellen hanya menilik bungkusan itu , sebelum ucapan terima kasih meniti dibibirnya .


" I nak tengok Aiden " mendatar suara Ellen apabila menyebut nama bayinya . Menghantar satu rasa aneh dalam diri Lucca , bibir digigit lemah sebelum mengangguk .



" Sekarang ke ? Kau tak nak makan dulu ? " soalnya , mulai menghampiri Ellen . Tangannya sudah mencapai bekas makanan dari dalam bungkusan itu , namun kata -kata Ellen segera mematikan niatnya ,




" I nak peluk anak I sebelum terlambat "



Anak mata Lucca naik menikam wajah itu . Lesu dan lemah . Ellen hanya membuang pandang ke luar jendela . Tiada senyuman di bibir wanita itu  sebagaimana mentari hilang sinarnya. Seakan bulan hilang cahayanya . Gelap gelita .




Lucca angguk , melepaskan bungkusan plastik sebelum menolak wheelchair buat Ellen sebelum dibawa wanita itu kepada anaknya .
























" Aiden ... anak mama " lembut pertuturan Ellen sesekali jarinya menyentuh balang inkubator itu . Senyumannya bergetaran , bersama tautan kening melengkung hiba saat menatap wajah anaknya . Birai matanya hangat serta merta . Ingin sekali didakap tubuh halus itu , dicium ubun-ubun anaknya , dihidu haruman seorang bayi dalam dakapannya ... sebelum ...segala-galanya terlewat . Sebelum tragedi terburuk dalam hidup menemuinya ...






Esakan yang hampir terlepas dari bibir cepat-cepat ditekup dengan tangan  . Digigit bibir bagi menahan bunyi-bunyi yang akan mengganggu bayinya itu .



Wajah bayinya yang banyak mengikut genetik Lufasz ditatap syahdu . Tangan kecil yang dikepal jelas tampak kemerah-merahan , ingin sekali disatukan dengan jarinya . Rambut anaknya yang sedikit tercacak ingin sekali dielus . Berat jiwanya dibebani hasrat yang merodak tinggi .





" sayang ... mama minta maaf  ... sebab ... tak dapat ... beri ... kamu keluarga .. yang lengkap ...  mama ... gagal ... pertahankan ... keluarga kita —— " esakan kecilnya terlepas jua , berjuraian air mata sang ibu menangisi nasib anaknya .






Lucca yang berada di luar ruangan bayi itu hanya menatap sayu pada Ellen . Lemah helanya saat melihat wanita itu teresak-esak menahan tangis . Kelopak mata dipejam rapat , dipalingkan tubuh ke arah lain . Tidak sanggup melihat keadaan wanita itu . Tangan dikepal erat bersama rasa yang bercampur aduk dalam jiwa lelakinya  .


Derapan tapak kasut yang kedengaran kelam-kabut membuatkan Lucca mencelikkan semula matanya . Matanya terus naik menikam tubuh lelaki itu yang tercungap-cungap mencuri nafas . Jelas kelihatan wajahnya bimbang dan takut .


Saat mata mereka bertaut , terus berubah wajah lelaki itu . Sedar-sedar sahaja , satu tumbukan padu menemui wajah Lucca .







































" Ellen , please ... say something —— " pujukan Lufasz yang entah keberapa kalinya masih tidak berjaya memaksa wanita itu bersuara .



Ellen membisu , membuang pandang ke luar jendela .  Memaksa Lufasz untuk bertindak drastik , digenggam kedua tangan wanita itu . Ellen pantas bereaksi , ditarik tangannya dari genggaman Lufasz namun tidak berjaya apabila lelaki itu menambahkan daya pautannya .





" Look at me Ellen  ! Spit it out ! Curse me ! Yell at me ! Just ... please ... say something ... " rayu Lufasz lagi kerana sejak 10 minit lalu wanita itu langsung tidak membuka mulut malah memandang dirinya juga jauh sekali .




" Hands off of me —— " mendatar suara Ellen buat pertama kali memaksa Lufasz untuk akur akhirnya . Dilepaskan pautannya pada tangan wanita itu .






" mana you tahu I dekat sini ? Atau ... you ... nak ambil —— "







" no Ellen . No . I risaukan you . I tak sangka .. sampai macam ni sekali kakak you buat pada you —— fuck ! Its all of my fault ! Kalau I tak — "




" I tak benarkan you ambil Aiden ! " selar Ellen tegas , membuatkan Lufasz terdiam serta merta .


Raut wajah lelaki itu berubah lembut , " you named him ... Aiden ... " senyuman dibibir Lufasz melebar . Jelas tergambar kebahagian diwajah itu , sekali gus membuatkan Ellen melarikan pandangannya . Sedikit tersentuh saat melihat senyuman kekasih hatinya itu kerana anak mereka .




" Papa you sendiri dah report pasal Elise . And I pun akan pastikan dia dapat hukuman yang setimpal . But , now stop talking bout her ... I wanna speak with you about us . "




" there is no us anymore Lufasz , you dah lupa apa yang you cakap dulu ? " sindiran Ellen tepat menikam jiwa lelaki itu , namun Lufasz pasrah . Dia tahu , perbuatannya sudah melukakan hati wanita itu dan dia bersedia ... bersedia dengan segala consequence yang bakal berlaku .





" I was wrong ... totally wronged . I should trust you "



Kini , Lufasz mendapat sepenuhnya perhatian Ellen . Jelas , wanita itu bingung dengan ucapannya sebentar tadi .


" I patut percayakan you ... during ..that drug issue " jelas Lufasz , hela berat kedengaran dibibirnya sebelum dia menyambung lagi , " —— I'm sorry for all I've done ... for all I've said .. I'm sorry ... I'm so sorry Ell "





Ellen mematung , kosong wajahnya tika itu . Anak mata hazelnya naik menatap wajah Lufasz yang jelas penuh dengan kekesalan .




" there is nothing to be fix ... as you've said before , this was a mistake . You ... and me ... was a mistake . "




Lufasz menidakkan , cuba diraih tangan wanita iti namun Ellen pantas mengelak . Raut wajah Ellen dibayangi keperitan beban yang ditanggungnya selama ini , mematahkan segala percubaan Lufasz .



Perlahan-lahan anggukan lemah diberikan Lufasz , memahami perasaan wanita itu .


" I tahu I dah banyak sakitkan hati you . I knew it . But please , for the last time ... please give us a chance ... I wanna be with you again ... and this time ... I promise ...to never let you go again "




Liur ditelan perih , tidak seperih hatinya saat mendengar bait-bait itu .
Kelopak mata dipejam erat bersama hela berat ,



Wajah Lufasz kembali ditatap kosong , meski rasa cinta itu masih bertapak dijiwanya namun ... hatinya terlalu sakit ... terlalu kecewa ...







" I tak nak ada apa-apa lagi dengan you Lufasz . No more . "


" Ell please ... just one last chance .. I will proof to you that I'm going to change ... I'm not going to leave you anymore ... I nak hidup dengan you .. dengan anak kita ... please ... let me fix everythings "







" there is nothing to fix because its all broken ! Just stop already Lufasz . Stop !  You tak akan dapat balik apa yang you dah lepaskan ! Suck it up !  There is no second chance or third or any of it ! No more !  You throw me away so don't expect me to run to your embrace again  ——  You stabbed my heart twice Lufasz ...  and I ... tak mampu terima you dalam hidup I lagi . "


Luahan itu merubah terus wajah Lufasz . Bergetaran mata biru itu merenung tepat ke wajah Ellen .




Kejam  , namun itulah hakikatnya . Hati sang wanita itu sudah terluka , sukar disembuhkan .




Lufasz tertunduk menekur lantai , tangan dikepal erat sebelum hela berat dilepas lemah . Mata Ellen dicari sebelum ditatap sedalamnya ,





" I faham , my action hurts you the most . My words stabbed you to the core . But , being the selfish me —— I'm going to make you mine again Ell . I will make your heart beat again for our love ... our son ... and our future . "










" I will make you fall for me again same as  5 years back "






" And this time , I'll make sure you  fall hard so that  there is no reason for you to leave me . I'm going to make you stay —— "











Tbc
Vote
Comment

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top