30



SHE WAS WRONG

CHAPTER




30






ΠΠΠΠΠΠΠΠ





















Kaki diusung terus berlarian anak di sekitar kawasan  Internatinal Airport   .  Tidak dihirau lagi tenungan orang ramai . Kepala diteleng ke kiri kanan , mata terus melakukan pencarian .


" excuse me , flight untuk ke Chicago pukul berapa ? " soalnya pada pekerja di bahagian kaunter pertanyaan itu sesekali anak birunya naik membaca paparan penerbangan di skrin .


" I'm sorry sir , penerbangan ke Chicago dah berlepas 15 minit yang lalu — "


Lufasz mengangguk lemah ,kaki dibawa ke ruangan menunggu . Dilabuhkan duduk di salah satu kerusi .



" hello ? "


" kau jumpa tak dia ? " pertanyaan Lucas di corong telefon itu dibalas kebisuan .


" aku kena pergi rumah mentua aku " tegas bicara Lufasz , tangan naik meraup rambut . Kesal !




Kedengaran keluhan panjang oleh Lucas sebelum lelaki itu menyambung ,




" kau tak cuba call Ell ? Maybe ..dia masih ada dekat sini ? Mana kau tahu dia terus balik rumah parents dia ? "



" dia dah tinggalkan apartment , there is nothing there ... I'm sure she'll go to see her mom . "


" then , kau tunggu apa lagi ? Terus ambil flight for tonight . Pasal ... urusan syarikat .. aku boleh tolong ... tapi cuma ni je .., kalau pasal skandel tu ... kau kena selesaikan sendiri . But, now ... kau fokus pada Ell . "




Lufasz membisu , ditadah sahaja telinganya . Seusai itu , panggilan dimatikan dan kaki kembali diarah ke arah matlamatnya .













Cermin mata gerhananya diturunkan sedikit , mata melirik keindahan kota ini .
Hela berat dilepas lalu luggage ditarik ke arah sebuah teksi .


Sepanjang perjalanannya ke hotel , Ellen hanya diam meneliti tempat-tempat menarik yang ada di situ .




Senyuman dikoyak kecil apabila teringatkan perbualan dengan ibunya.




" kalau memang itu kemahuan kamu ... then , mama akan terima ... cuma .. please I beg you ... jaga diri kamu .. ingat , kamu tu pregnant  . "


" Ell tahu . Ma jangan risaulah ... I can take care of myself and ... baby — "


Ibunya mengeluh , berat hati dengan keputusan itu namun sedaya upaya difahami situasi anaknya tika ini .


" boleh mama tanya ... kenapa ...Norway hum ? Sebelum ni ... tak pernah kamu sebut pasal tempat tu ... selalunya Japan or NYC je ... "





Senyumannya sedikit hambar , mata jatuh pada jemarinya yang ... kosong . Kosong dari sebarang perhiasan dinamakan cincin .


" saja-saja ... teringin tengok nature di kawasan ni ... " bohongnya , cuba diselindung degupan jantungnya yang bergema kuat saat mengimbas semula  perbualan dengan Lufasz dahulu . 



" miss — we've arrived "



















" macam mana ? "


Lucas menggeleng , telefon disimpan semula ke dalam kocek seluar . Mata melirik adiknya , Dhia yang murung disamping suami iaitu Finn .




" memang patut pun Ell lari ! Dapat husband macam tu !" Luah Dhia tidak puas hati ,




Suaminya , Finn hanya mengeluh pendek dengan sikap isterinya . Dipandang abang iparnya ,




" perempuan tu tak ada call kau ? Bukan kau dengan dia kawan baik ke ? "


Lucas berdecit sambil melabuhkan duduk di sofa bersama-sama mereka .
Teko teh dituangkan ke dalam cawan .




" tak semua benda dia share dengan aku . Lagipun , kalau kawan baik ... isteri kau lagi rapat dengan Ell — " balasnya membawa pandangan ke arah Dhia  .



" kalau saya pun lari jugak ! Dapat lelaki curang macam tu ! Apa yang Lufasz fikir sebenarnya huh ? Sampai ceraikan Ell ? Apa bagus sangat ker perempuan luar tu ! "



" sayang — your tone . " pendek sahaja tegahan dari Finn , membuatkan wanita itu membisu .




" perempuan tu tak ada kena mengena pun dengan Lufasz . Lufasz sendiri beritahu aku ... dia bukannya kenal sangat perempuan tu . Tup-tup muncul and then ruin everythings . " jawab Lucas cuba memberi kefahaman buat mereka .



" kau kenal ke perempuan tu ? "



Pertanyaan Finn membuatkan Lucas membisu , keluhan panjang dihela lelaki itu sambil anak matanya merenung tepat ke wajah Finn ,



" Kesya . Aku pasti kau kenal dia — "



" what ?! Perempuan tu lagi ! " jelas naik seoktaf selaran Dhia sebelum jelingan dihantar dari suaminya .



" simpan awak punya death glare tu eh — ini pasal rumah tangga kawan saya yang hancur sebab perempuan gila tu tahu tak ! Apa , dia tu dah kemaruk sangat ke nak bersuami ! Bila tak dapat awak dia cari suami orang lain pulak ?! "



Finn menundukkan wajahnya bersama keluhan lemah ,




" sayang , kau marah Kesya ke ...atau marah aku ? " mendatar pertanyaan Finn membuatkan Lucas yang bersama mereka tersenyum senget ,

" ada nampak saya marah awak ke huh ?" Ngomel Dhia apabila dipersoal sebegitu ,


Masing-masing membisu sahaja apabila seorang wanita bersuara . Beralah sahaja yang mampu dilakukan oleh sang suami demi sayang .
























Ice cream  ditangan sesekali dibawa ke mulut sementara mata meliar ke arah pemandangan bukit menghijau dihadapan mata . Kabus-kabus yang berarak menyembunyikan sedikit puncak pergunungan dan bukit-bukit di situ .




Tenang . Mendamaikan jiwanya yang lagi rapuh . Dihirup udara segar sambil memejam kedua mata , senyuman meniti di bibir meski tidak tergambar perasaan sebenar di birai mata .




" kau patut ambil gambar — "


Dikalih ke kirinya , merenung tepat ke wajah Lucca yang memandang ke hadapan .



" kau tak datang jauh-jauh hanya untuk pulang dengan tangan kosong . Perantau pulang dengan memori " sambung lelaki itu ,



" kalau you nak ambil gambar , teruskan . Tak perlu suruh I itu ini  , I bukan budak -budak — " selar Ellen tajam ,



Lucca senyum senget ,
" yeah , bukan budak lagi , dah jadi mak budak dah kan . Tapi pemikiran masih tak matang — " sinis kata-kata Lucca membuatkan wanita itu kemam bibir kuat .



" eh , apa masalah you ni huh ? I dah cakap jangan ikut I ! I dah pecat you , apa yang tak faham lagi huh ! I tak perlukan bodyguard ! I don't need you ! I don't need anyone ! "



Lucca menoleh sekilas padanya , tidak terjejas meski baru sahaja ditengking .


" terima hakikat , kau ... perlukan seseorang "


Ellen sudah dilanda amarah , naik turun nafasnya menggila . Kesal kerana lelaki itu mengetahui kelemahannya , membaca setiapa gerak tubuh mahupun personalitinya dengan mudah . Membongkar segala isi hatinya yang cuba disembunyikan !


Tangannya yang memegang kon ais krim itu tanpa sedar  dinaikkan sebelum dirodok ke wajah Lucca ,



Tap !



Pergelangannya kejap dicengkam oleh Lucca , sepantas kilat dipusing sehingga terlepas kon itu dari tangannya ,


" face the truth ... you're weak and need someone by your side . Stop pushing someone who cares , and stop living in your past "



Bibir Ellen bergetaran menahan sebak di dada , pergelangannya perlahan-lahan dilepaskan oleh lelaki itu .



" berfikir dan bertindak seperti seorang ibu  . Bukan budak yang baru putus cinta " tegas selaran Lucca menghunus jantungnya ,




























" baru sekarang you nak tanya pasal anak kita ? Really, Hans ? "



Kimberlin hanya membisu , meski disindir oleh isterinya namun cuba dibuang segala ego .



" I tak tahu Ellen pregnant . Kalau I tahu dari awal ... kalau anak you beritahu kita awal-awal ... benda ni tak akan jadi . I tak akan — "


" enough , Hans . Kalau Ell tak pregnant sekali pun , you tak sepatutnya cuba nak pisahkan dia dengan Lufasz ! Apa , di mata you hanya Elise sahaja kah anak you huh ? Kebahagian Elise je ker yang penting ! You tak kisah korbankan Ell demi Lise ! Macam tu ! "


Kimberlin Hans menghela nafas berat , pandangan dibuang ke arah balkoni . Kesal meruntun di hati ,


" you jangan masuk campur hal Ell lagi . Biar dia tentukan sendiri hidup dia lepas semuanya hancur ..salah satu sebab you jugak ! I nak tengok berapa lama you bodohkan diri you percaya dengan pembohongan Lise . Apa lagi yang you nak hancurkan semata-mata demi budak tu . Just one word HAns , think ! "





















Anak mata mereka saling beradu , cuba menentang sesama sendiri sebelum senyuman dikoyak lebar di bibir Kesya .



" so , apa yang penting sangat nak jumpa I ? I kenal you ker ? "




Elise berdecit sinis, ditenung wanita bersama Kesya itu dengan renungan mautnya sebelum dipalsukan kembali wajahnya . Senyuman manis diukirkan buat Kesya .



" yeah , you tak kenal I . Tapi I kenal you . Kesya right ? You yang ... terpalit dalam skandel Lufasz dan Ellen "


" bukan terpalit tapi memang I . ANd you are ? "



" elise , kakak Ellen . "

" oh , really . Then , apa urusan you nak jumpa I ? Kalau nak suruh jauhkan diri I dari Lufasz ...rasanya dah terlambat . Sebab I tak akan lepaskan dia "


Elise menahan tangannya yang bergetaran , ikutkan hatinya mahu sahaja melempang wanita itu namun demi rancangannya , dipalsukan segala reaksi dan gerak tubuhnya .




" baguslah . I nak ucap congrates . Sebab I memang dah lama nak pisahkan dorang . " selamba Elise berbicara , memancing minat Kesya



" oh , boleh I tahu kenapa ? Or ... you pun sama nak kan Lufa — "



" bukan sebab tu , I memang tak sukakan Ellen dari kecil . FAmily I terlalu ambil berat pasal dia ... semua benda dia buat dorang support ... tapi kalau I ...huh ... "


Kesya angguk , semakin berminat dengan perbualan itu ,


" dendam adik beradiklah ni "



" please , don't mention about siblings ... totally disgusting . " selar Elise , jelek .


" cuma kali ni , I masih tak puas hati dengan perpisahan dorang . I nak buat Ellen lagi sakit hati ... you tak tahu bertapa dia cintakan Lufasz selama ni ... so , I want to use this scandel to crush her heart  pieces by pieces . You know right that she's pregnant ? "


" I nak dia sampai gugur "


















ΠΠΠΠΠΠΠΠ

Tbc
Vote
Comment


Wow! Chpter lpas mmg sy happy sgt sbb vote tinggi dari yg biasa dpt . Thanks sbb vote and support citer ni ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top