29





SHE WAS WRONG

CHAPTER

29




ΠΠΠΠΠΠΠΠ
















Dua tiket penerbangan itu ditatap kosong oleh Ellen . Satu tiket daripada keluarganya , satu lagi adalah tiket yang dibeli sendiri .

Satu tiket untuk pulang ke rumahnya , manakala satu lagi adalah tiket kebebasannya .


" ma tak sangka sampai macam ni sekali Ell ... kenapa tak beritahu mama ? "

Panggilan dari ibunya menjadi titik tolak segalanya . Jelas , isu rumah tangganya kini sudah diketahui seluruh keluarganya .

Senyuman pahit meniti di bibirnya ,

" ma ... Ell .. pun tak tahu nak cakap apa ... I'm sorry "

Kedengaran ibunya mengeluh panjang di corong telefon ,
" ma tak salahkan kamu Ell . Bukan kemahuan kamu . Cuma ... ma kecewa ... sedih bila hal ni berlaku jugak .. sedangkan .. mama dah berusaha untuk bantu kamu selamatkan hubungan kamu berdua dari papa sendiri ... mama bersalah — "


" ma ... ini bukan salah sesiapa . Ini ... keputusan Lufasz sendiri ... dan ... di-persetujui ... Ell — " lirih jawapannya ,

" mama tak akan soal apa -apa ... cuma .. mama harap kamu pulang ke rumah ... balik ke sini ... biar mama teman kamu ...lalui semua ni .. mama kan dah janji ... tak akan tinggalkan kamu ? "

Ellen koyak senyuman meski hambar , kedua matanya yang sembap sesekali terkatup dek kerana kurang tidur juga .

" Ell bukan tak nak balik rumah tapi —— "


" sebab papa ? Atau .. Lise ? " naluri sang ibu menebak segalanya ,

Kebisuan Ellen menjadi balasan , memberi kefahaman  buat ibunya .

" mama faham . Tak apa ... ma tak paksa kamu .. apa yang terbaik untuk kamu .. terbaik buat mama "



Anak mata hazelnya masih melirik silih berganti tiket itu . Keputusan yang berat dan mengelirukan ..

Ellen melepaskan keluhan lemah , disandar tubuh ke sofa dengan kelopak mata yang tertutup .

Lengan Lufasz dipaut sebelum menyatukan kedua tangan mereka . Diangkat ke paras matanya dengan senyuman lebar .

" so , you suka tempat yang boleh tengok nature ? Pergunungan macam tu ? "

Pertanyaan itu membuatkan Lufasz tersenyum kecil . Mata birunya melirik sekilas pada Ellen sebelum kembali menikmati keindahan alam dihadapannya . Pantai .

" hurm.. tak sangka orang macam you pun suka tempat-tempat macam tu ... ingatkan you prefer big city lagi — " ngomel Ellen ,

" never judge someone by their appearance babe — " rangkulan Ellen dileraikan , kaki diusung ke arah persisiran pantai . Sebelah kaki dilunjur ke arah ombak yang menghempas pantai .

Ellen hanya merenung dari belakang lelaki itu . Tersenyum bahagia ,

Lufasz menoleh , melemparkan senyuman manis buatnya sebelum lelaki itu menghampirinya .

" ada satu tempat yang I nak bawak you satu hari nanti ... tempat yang I ... paling suka ... " luah Lufasz sambil mengenggam tangannya ,

" tempat yang beri I ... kekuatan ... semangat ... untuk I ... terus hidup ... sebab ia tempat first ...yang buat I kagum dengan scenery dia "

" really ? Where is it ? "

" Norway ... "





























" apa maksud kau yang kau tak tahu ? AKu fikir ini semua —— "


" aku tak sekejam tu Lucas ! " selarnya apabila disalah tafsir sebegitu . Jujur , ini bukan yang dia inginkan ! Bukan sebegini !

" then ? Macam mana boleh terpalit skandel kau ? Siapa perempuan tu ? "

Lufasz mengeluh berat , tidak terbayang olehnya perasaan Ellen tika ini . Bimbang . Jika diikutkan hati dia mahu melawat wanita itu , bagi memastikan keadaannya namun ... tiada daya mahupun kekuatan untuk bersemuka dengan ...wanita itu .



" perempuan tu tak penting pun ! Aku tak ada kena mengena  dengan dia ! she just appeared in our life and — ergh ! " kekesalan yang sudah tidak tertanggung membuatkan Lufasz kalah dengan emosinya .

" Ell ada call kau ? Or ... your sister ? "


Anggukan Lucas sedikit sebanyak meredakan sedikit kerisauannya .

" how is she — "

" what do you think... mate ? Absolutely destroyed ... she's crying out her heart ... you totally break her heart into pieces — "

Bibir dikemam kuat Lufasz , perasaan bersalah menggunung tinggi . Terasa bagai mahu rebah sahaja tika itu .

" aku tak bermaksud langsung untuk — "


" save it mate . Its too late ... to freakin' late "


Raut wajah Lufasz berubah riak , pucat . Seakan baru tersedar dari mimpi ngeri .
Percanggahan pendapat mulai mencengkam benak fikirannya ,

Sama ada ... keputusan yang sudah dibuat ... adalah tepat atau ... tidak ?



















" sila beri ulasan ! "

"— apa betul isu yang dikaitkan dengan Encik Lifasz berkaitan orang ketiga ?! "


" apa pendapat cik Ellen ? Apa benar perpisahan ini adalah secara baik atau— "


" sile beri pendapat anda ! Encik Lufasz ! "

" adakah anda berdua kembali berbaik semula ? Apa maksud kedatangan cik Ellen ke sini ?! "


Riuh , gempak-gempita persoalan dari para media yang berkerumun dihadapan bangunan syarikat Lufasz .


Ditempat kejadian , terlihat jelas Lufasz sedang melindungi seseorang wanita yang disalah anggap sebagai Ellen oleh para wartawan itu .

Berpusu-pusu wartawan itu mengerumuni pasangan yang mulai memasuki perut kereta itu . Kelihatan Lufasz sedang membukakan pintu di sebelah pemandu sambil menolak tubuh wanita itu ke dalamnya . Sut hitam miliknya digunakan bagi menutup wajah wanita itu dari khalayak .

Keriuhan para wartawan itu mulai kelam apabila tubuh langsing Ellen tiba-tiba muncul membelah lautan manusia itu , bergerak terus ke hadapan .

Benar-benar dihadapan matanya , dilihat Lufasz bersama wanita lain . Malah , lebih memeritkan lagi apabila lelaki itu cuba melindung wajah wanita itu !

Kebisuan melanda ruang hadapan bangunan syarikat CEO muda itu , semua mata kini tertumpu pada Ellen sebenar sebelum dilirik pada wanita yang mulanya disalah anggap sebagai dirinya .

Sedetik berlalu , menyaksikan kebisuan bertukar kepada bisikan dan tebakan liar oleh para media  .


Namun Ellen hanya menatap sedalamnya wajah Lufasz yang jelas terpempam dengan kehadirannya pada waktu itu . Lelaki itu hanya mampu pegun dalam pada tangannya masih berpaut pada belakang bahu wanita itu .

Bergenangan air mata wanita ini . Hati yang sudah hancur kini sudah benar-benar menjadi abu .

Perancangan awal hanya untuk melihat lelaki itu buat kali terakhir sebelum dia berlepas namun lain pula yang berlaku . Detik-detik  akhirnya , dihadiahkan sketsa murahan  ...


Lufasz membisu , masih kaget dengan apa yang berlaku . Situasi dimana dia digempur oleh wartawan -wartawan , dalam dia cuba menyelamatkan keadaan sebelum parah ... akhirnya ... perkara yang paling tidak diingini berlaku dihadapan mata !

Wajah kekasih yang dirindu selama berhari-hari kini berada di depan mata ... namun dalam situasi yang jauh tidak disangka .

Kakinya mulai mengorak langkah namun terhenti apabila Ellen sendiri yang menghampirinya .

Saat ini , hanya wajah itu ditatap . Tidak dihiraukan pihak media yang merakam mahupun mengambil gambar -gambar mereka . Tika ini , hanya Ellen difikirannya .


Keningnya bertaut , penuh kesal saat melihat bertapa susut tubuh wanita kesayangannya . Wajah Ellen yang lemah ... pucat dengan sepasang mata hazel yang sembap .


" Ellen I boleh explain — " dia sendiri terkejut dengan bicara yang terluah dari bibirnya . Entah dari mana kekuatan itu muncul sedangkan sebelum ini dia hanya 'melarikan diri ' , mengelap apabila dipersoal oleh wanita itu .


Ellen membisu , hanya anak matanya terus menerus menatap lelaki ini . Lelaki .. yang diberi seluruh jiwa raganya ...diberi seluruh hidupnya buat cinta mereka .


Perlahan-lahan, pandangan Ellen dialih pada wanita asing itu . Wanita yang dianggap ... orang ketiga dalam hubungan mereka .



Wanita yang berjaya membuatkan lelaki ini berpaling darinya ... mengkhianati cinta mereka ... meninggalkan ... benih yang sedang membesar dalam dirinya ...



" Ell please ... let me explain ..this is not —— " lengan Ellen dipaut Lufasz , cuba menarik fokus Ellen padanya berbanding dengan wanita itu .


Apabila Ellen hanya membisu tidak beriaksi , pantas lelaki itu menyambung lagi rayuannya ,


" honey please — "



Senyuman Ellen hambar , penuh tragis . Linangan air mata sudah pecah , dibiar menuruni pipinya .


Nafas panjang dihela dalam , cincin dijari manisnya ditanggalkan . Jelas dilihat oleh Lufasz yang sudah memucat . Bergetaran anak mata lelaki itu , setanding dengan rentak jiwanya yang gempita .



Cincin disua pada Lufasz , sesaat berlalu masih tiada reaksi dari lelaki itu membuatkan Ellen membungkukkan tubuhnya . CIncin itu diletakkan dihadapan kasut Lufasz , di atas permukaan jalan tar itu . Bersaksikan orang-orang disekeliling mereka .


" I grant ... your wish . "



Degupan jantung lelaki itu seakan terhenti setelah mendengat bait dari kekasih hati . Nafas seakan tersekat di kerongkong , otak ibarat hilang maklumat , tubuh terasa hilang koordinat .



" think wisely mate —— "



" I'm afraid that this time ... there is no turning back —— "



"—— you will regret it "









And he ... regret it .







ΠΠΠΠΠΠΠ

Tbc
Vote
Comment



Let me know what you think ...
Sama ada psal Ell atau Lufasz ...
I really love to read ur comment
❤❤







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top