27
SHE WAS WRONG
CHAPTER
27
▫▫▫
" Is it true ? Yang kau ... keluar dari rumah Lufasz ? "
Datangnya tidak dijemput ,
malah kehadiran wanita ini buat kedua kali menjadi sialan buat Ellen .
Ellen membisu , sekadar tidak mahu memberi jawapan yang semestinya bakal dirai oleh Elise , kakaknya . Daun pintu apartment mewahnya dikuak , mengusung kaki ke dalam rumah .
" dia halau kau ke ? " sekali lagi Elise menyoal ,
Tas tangan Ellen letak di sofa , sebelum tubuhnya dihenyak ke sofa bertentangan . Perbualan dengan Lufasz tadi masih terngiang -ngiang di benaknya . Menghantar terus jaluran pedih ke segenap darah .
" betullah kan ? Tsk , aku dah agak ! Dia akan tinggalkan kau jugak satu hari nanti . "
" kau sukalah kan ? " selar Ellen dengan melontar jelingan tajamnya ,
" tapi kau jangan lupa something , Lufasz pernah mengalah ... jatuh pada aku dulu . Dan aku tak kisah kalau aku perlu stalk atau berkepit dengan dia macam budak kecil . Demi anak aku... aku akan dapatkan hati dia semula . "
Elise tersenyum senget dengan luahan adiknya ,
" satu benda jugak yang kau dan aku tahu pasal Lufasz ... dia ... bencikan orang yang tak matured . Childish . Kalau kau terkejar-kejar dia ... dia hanya akan menjauh lagi dari kau . " sambung Elise lantas hela berat sengaja dilepas sebelum bibirnya melekuk senyuman sinis .
" aku harap korang bercerai"
Ellen mematung . Sedar bahawa Elise belum mengetahui status sebenar hubungan mereka membuatkan dia bersyukur . Walau sedikit , namun dia masih berharap agar hubungannya dengan Lufasz kembali baik ... walau tampak sukar namun dia akan usahakan . Sekurang-kurangnya isu ini masih dirahsiakan oleh Lufasz dari pengetahuan media . Masih ada peluang untuk dia memperbaiki hubungan mereka . Dia yakin .
Wajah kakaknya ditatap kosong ,
" daripada ... nak mempertanggungjawabkan Lufasz ke atas anak tu ... kenapa tak kau pergi minta bapa kandung anak kau untuk bertanggungjawab ? "
Senyuman Elise pudar , jelingan matanya menikam terus ke wajah adiknya .
" aku dah cakap sebelum ni . Lufasz yang paling layak . Kau tak perlu nak brainwash aku pasal bapa pada anak aku ! Aku tak perlukan lelaki tu kalau aku boleh dapat lebih baik macam Lufasz . " bersahaja Elise berkata sedemikian meski jelas bahawa lelaki yang dimaksudkan adalah adik iparnya sendiri .
" aku adik kau Lise ! Kau tak kesian ke dekat aku ? Dia suami aku ! Bapa pada anak aku ! Kenapa kau hati busuk sangat huh ?! "
" Ell , kalau kau nak cakap pasal kesian ... then aku lebih kasihan berbanding kau . Anak aku pun perlukan bapa , bukan anak kau seorang jer — "
Ellen sudah tidak mampu lagi bertahan , gelodak marahnya sudah naik melonjak . Meluap-luap rasa itu hingga tidak mampu lagi ditahan . Tanpa membuang waktu , terus tubuh Elise ditolak keluar dari apartment nya . Daun pintu dihempas kasar betul-betul dihadapan wajah Elise .
Elise tersenyum senang , diusap perlahan lengannya yang sedikit berbirat dek cengkaman adiknya tadi .
Telinganya mendekat ke arah daun pintu yang sudah tertutup rapat itu . Cuba memasang telinga andai ada simptom -simptom meroyan pada adiknya seperti meraung atau meratap .
" apa kau dah buat ? "
Terus terkaku tubuh Elise , didongak wajah menatap Lucca yang berwajah dingin .
Senyuman Elise mekar , dilirik daun pintu sebelum dibawa pandangan sinis ke wajah lelaki itu .
" kau dah fikir baik-baik ke apa yang kau nak buat ni ? Aku takut kau menyesal nanti " luah Lucas , ditenung sahabatnya penuh perhatian . Sejurus lelaki itu mendapat panggilan dari Lufasz terus sahaja mereka bertemu di pub itu .
Lufasz diam , hanya menyisip champagne dalam pada anak matanya tunduk menekur lantai .
" aku tak fikir kau nak lakukan hal ni mate , you're not in your right mind . " sambung Lucas lagi ,
" aku dah tak nak fikir lagi Lucas . Aku nak lupakam semuanya — these bullshit ... all of these ... I want to get rid of them . "
" that thing you called bullshit is your own feelings , mate . Your feelings towards her ... kau tak boleh tipu diri kau yang kau sayangkan dia lagi . Sudahlah Lufasz ... stop all of these ... and go back to your lover ... you are hurting
her ... "
Lufasz membisu , sedikit sebanyak kata nasihat itu menyentuh hatinya . Masakan tidak , hatinya sendiri menderita namun sedaya upaya ditipu diri sendiri . Dihasut hati sendiri agar membelakangkan segala hati nurani . Dibuang segala rintihan jiwa lelaki yang merindu sang kekasih .
Dipendam segala rasa . Agar kelemahan yang disembunyikan kekal tersembunyi .
" aku percaya Ell akan faham dan terima kau bal — "
" aku dah buat keputusan . Ini yang terbaik untuk
dia .. " gumam Lufasz lemah , disambar pula bir selepas champagne sudah habis diteguk .
" terbaik untuk dia atau untuk kau ? " sinis selaran Lucas menyentak lelaki itu .
Dibalas kebisuan , Lufasz hanya meneguk se - tin demi tin bir itu .
Bunyi bising dari arah luar rumah mengganggu tidur Ellen . Pantas wanita itu bangun , melirik jam dinding sebelum turun dari katil .
Terpisat-pisat wanita itu seraya melangkah ke arah daun pintu . Saat tangan mengenggam tombol pintu , barulah kewarasannya menjengah .
Siapa pula yang datang pagi buta macam ni ? Buat bising pulak tu .
Dalam pada berhati-hati , Ellen menguak sedikit daun pintu rumahnya ,
Dilihatnya ada susuk tubuh seseorang sedang bertinggung di depan rumahnya .
Mata dikecilkan cuba meneliti susuk tubuh dibalik sweater hitam . Apabila terdengar suara rengekan garau itu barulah Ellen sedar siapa gerangannya .
Bergegas wanita itu keluar mendapatkan Lufasz yang kini membisu sambil jari telunjuk menjolok tin bir yang kosong . Sesekali tertawa , sebelum merengus .
" Lufasz — " lemah seruan Ellen sambil memaut bahu lelaki itu . Sebak hatinya melihat keadaan Lufasz tika ini .
Dengan kudrat yang tersisa , wanita itu berusaha untuk memapah tubuh lelaki yang dua kali ganda besar daripadanya . Seingatnya dia bisa memapah lelaki ini sebelumnya namun tidak berjaya kali ini kerana Lufasz tidak mahu bekerjasama . Masih teguh duduk dihadapan rumahnya , tidak mahu bergerak walau setapak !
" Lufasz bangun please ... kita masuk dalam ... " rayu Ellen ,
Masih tidak berhasil malah lelaki itu bertindak menarik lengannya sehingga tubuh Ellen jatuh di sisinya . Kini keduanya saling duduk di atas lantai , Lufasz berpusing mengadap wanita itu . Jelas , bola mata itu kemerahan . Wajah juga sembap dengan mata yang sesekali terkatup .
" Ell — "
" kenapa Lufasz ... kenapa macam ni keadaan you ? Did you really hate me this much ? You want to get rid of me ? "
Meski dalam keadaan mabuk, Lufasz masih membisu . Hanya tangannya naik mengelus wajah Ellen , halus menyentuh pipi itu sebelum jarinya terhenti di bibir Ellen .
Kening Lufasz bertaut ,
" kenapa ... takdir ... temukan kita Ell ? Kalau ... akhirnya ... pisahkan kita — just why should ... our life ... cross ..when ... we're only hurting ... each .. other ... why would F-Faith do these to us ! To ... me ... I'm .. hurt enough ! I've been ...through a lot ...why ..why couldn't I feel happiness ? Why should I be ... in these ... siuation..again ! Why me ? Why did Faith take you ..from me ! Why ! "
Air mata Ellen tumpah juga , tidak sanggup lagi melihat keadaan lelaki itu pantas didakap erat tubuh sasa itu dari tepi . Dibiar jiwa lelaki itu menangis semahunya , meluahkan segala rasa ... kerana dia tahu ... lelaki itu sudah lama menahan rasa .. memendam segala duka .
" you have done enough today Lufasz ... its okey ... I'll be your shoulder and ears ... I 'm here ... and I'm not going anywhere ... I will stay here my love ... by your side ... "
" I love you ... so ..so ..much Ell ... so ...fucking ..much ..that I could.. loses my ..mind — " gumam Lufasz dalam dakapan hangat itu . Esakan tengelam timbul dibalas dengan pujukan halus Ellen .
Its to late to regret it ...yes ?
Tbc
Vote
Comment
ΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠ
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top