26
SHE WAS WRONG
CHAPTER
26
▫▫▫
Americano Ice Lufasz sisip sementara anak mata melirik skrin Iphone . Cuba disibukkan diri supaya lupa akan hal pagi tadi . Meski sudah 10 jam berlalu sejak perjumpaan dengan ... bapanya itu , namun masih berbekas di ingatannya .
Iphone X diletakkan di sisi meja bersama hela berat . Minuman dihadapan mata ditenung sedalamnya .
" tak sangka ... papa boleh jum — "
" aku bukan anak kau ."
Terdiam lelaki tua itu . Tertunduk menekur lantai sebelum mengangguk perlahan . Senyuman tipis dilemparkan buat Lufasz .
Lufasz buang pandang ke arah lain dengam sebelah tangan menyeluk poket seluar . Dingin dan kosong lirikan mata birunya .
" apa yang buat kau muncul depan aku ni huh ? " sinis pertanyaan Lufasz menyentap lelaki itu . Jelas , Lufasz tidak senang dengan kehadirannya .
" papa cuma datang nak jenguk kamu — "
Tawa sinis terlepas dari bibir Lufasz . Sinis senyumannya tika ini sebelum mata melirik tajam pada lelaki yang bergelar bapa padanya suatu ketika dahulu .
" jenguk aku ? Tsk , apa yang warden penjara tu ajar kau hum ? Erti kehidupan atau ... kekeluargaan ? "
Encik Johnny hanya membisu , sedikit terkesan namun apalah sangat kata sindiran oleh anaknya dibandingkan dengan kesilapan lalu .
" dapat tengok kamu ... berjaya ... papa bangga . "
Lufasz membatukan diri . Lirikan diarah pada bapanya . Pemakaian yang biasa dengan jaket yang besar berbanding saiz tubuh , jeans luntur warnanya serta sepasang kasut lusuh . Segera dilarikan pandangan ke arah lain apabila ditangkap oleh mata bapanya .
" papa dengar ... kamu .. dah berkahwin .. betul ? " lambat-lambat Encik Johnny menyoal ,
Raut wajah Lufasz pantas berubah . Terkesan sekali dengan pertanyaan itu ,
" bukan urusan kau "
Encik Johnny hanya mengangguk faham , senyuman kecil masih meniti di bibirnya . Ditatap sedalamnya wajah Lufasz . Melepaskan rindu dan rasa serba salahnya pada darah dagingnya itu .
" papa doakan kamu bahagia Lufasz . " lembut bicara itu menampar gegendang telinga Lufasz .
Seusai itu , derapan langkah Encik Johnny menjadi petunjuk bahawa lelaki itu mulai meninggalkan ruangan pejabatnya . Pemergiannya dihantar ikut lirikan mata Lufasz .
Keriuhan suara-suara yang bergema membuatkan Lufasz terganggu . Diangkat kepala melirik ke arah punca bunyi itu .
Sekumpulan remaja berkemungkinan pelajar universiti atau sekolah tinggi berkumpul dengan sesuatu benda seakan pedang mainan ditangan mereka . Gelak tawa serta perbualan mereka semakin lama semakin riuh . Malah , ada juga remaja yang ditugaskan untuk mengagihkan pedang mainan itu pada para pengunjung yang bergerak keluar dari kafe ini .
Kening Lufasz sudah bertaut , tertanya-tanya dengan sketsa di hadapan mata .
Sehinggalah , apabila para pekerja kafe itu membuat pengunguman tentang sambutan Earth hour , barulah Lufasz faham .
Anak mata dikerling pada jam tangannya , jarum jam menunjukkan 7: 45 malam . 15 minit lagi sebelum sambutan itu .
Tidak mahu menghabiskan masa di dalam kafe ini , lantas Lufasz mulai mengusung kaki ke arah pintu keluar .
Kaki diusung terus melangkah . Meredah lautan manusia yang tiba-tiba ramai pula pada waktu ini .
Ellen hanya buat biasa , diayun langkah dalam pada mengunyah burger McD yang baru dibeli tadi . Menikamati masa bebasnya dari Lucca .
Sesekali anak matanya melirik kumpulan -kumpulam remaja yang berkumpul di satu tempat . Ketawa riang .
Ellen turut sama tersenyum , alangkah bahagianya dia di usia itu . Tidak perlu dihiraukan segala masalah dunia ini ... indah ... bebas .
Buk !
Terkejut tubuhnya saat dilanggar oleh kanak-kanak yang baru sahaja meluru keluar dari kafe . Sekumpulan kanak-kanak lain turut sama keluar dari kafe itu .
" adik okey ? " soalnya ramah , ditilik kanak-kanak lelaki itu yang menyapu debu di kaki seluarnya dan bahagian punggung . Comel !
" urm ... okey . " malu-malu kanak-kanak itu saat bertentang mata dengan Ellen .
Ellen pantas bertinggung , dicuit pipi kanak-kanak itu , meraih senyuman malu kucing dari anak kecil itu .
" adik datang dengan cikgu ke ? Ada aktiviti luar kelas eh ? "
Kanak-kanak itu mengangguk sambil kemam bibir . Anak mata biru kanak-kanak itu sedikit sebanyak mengingatkan dirinya dengan kekasih hati . Rindu .
" Liam datang dengan cikgu ...kawan sekolah . Hari ni ... Liam nak selamatkam bumi ... "
" selamatkan bumi ? "
" humph , Liam guna lampu mesra alam . Jadi , bumi tak akan sakit lagi . Cikgu cakap bumi dah tua ... tak boleh kena lampu -lampu macam tu — " jari kecil itu diarah ke arah bangunan-bangunan pencakar langit yang cerah bersinar dengan pelbagai lampunya .
Ellen koyak senyuman lebar , dielus lembut rambut Liam .
" jadi, kita kena guna lampu macam Liam pakai ni lah ? " ditunjuk pada lampu berbentuk bola dengan pemegangnya digenggaman Liam .
" kalau macam tu ... akak nak juga boleh ? "
Liam angguk , sebelum berlari ke arah kawan-kawannya dan kembali semula dengan crown .
Katanya Ellen lebih sesuai pakai tiara di kepala , sebab auranya bagai princess . Tertawa sahaja Ellen bila mana dipuji sebegitu . Tiara itu dipakaikan ke kepalanya oleh 'raja kecil Liam ' .
Seusai sketsa itu , Ellen kembali melangkah . Namun , langkahnya terhenti bila mana melihat orang-orang di sekitarnya berhenti berjalan . Masing -masing fokus pada bangunan-bangunan di sekeliling mereka . Kurang beberapa saat , cahaya lampu bangunan itu mulai malap . Indah sekali aturan itu kerana satu persatu bangunan itu memadamkam lampunya . Kini , orang-orang di situ terutamanya remaja mula menghidupkan lampu mesra alam mereka yang seakan pedang .
Tiara di kepala Ellen hidupkan juga dengan menyentuh punat on . Meski agak malu dengan reaksi masyarakat di situ namun dia buat tak endah sahaja . Diusung kembali langkahnya namun sekali lagi mati ,
Apabila matanya bertaut dengan sepasang mata biru Lufasz yang mungkin sedang mahu membuka daun pintu kereta .
" so , how is your life ? " soal Ellen memulakan bualan memandangkan Lufasz hanya membisu sejak tadi ,
" what do you think ? Of course my life is good . " sinis , namun sekurang-kurangnya lelaki itu mahu menjawab pertanyaannya .
Ellen buang pandang ke arah taman permainan itu . Disebabkan sambutan Earth Hour , taman ini menjadi kunjungan masyarakat terutama yang berkeluarga .
Bangku kayu yang diduduki mereka dipilih agar sedikit jauh dari kawasan permainan . Mujur sahaja Lufasz tidak membantah bila mana Ellen mengajak untuk berbual .
" You cakap ada benda nak bincang . " sambung Lufasz sedikit dingin ,
" yeah , I memang cakap macam tu ... tapi sebetulnya ... I cuma nak jumpa you . " pengakuan beraninya membuatkan Lufasz kaku . Pegun sambil mata biru itu merenung tepat ke wajahnya .
Tak lama, Lufasz segera larikan pandangannya ,
" stop being like this Ell and act as a matured young adult . " tegas selaran lelaki itu menyentap sanubari Ellen .
Bisa lagikan pedih . Senyuman Ellen pudar ,
" this is me . I'm not going to change myself for someone' s sake . "
" suit yourself . " mendatar balasan Lufasz sebelum mula bangun dari bangku panjang itu namun sempat dihalang Ellen ,
" why did you changed ? Mana Lufasz yang I kenal ? "
" Mind your own bussiness miss Kimberlin . Need me to remind you that we are nothing ? So please , keep your hand for yourself . "
Tergamam . Lantas pautan di lengan sasa itu terlerai sendiri . Lirikan tajam lelaki itu membuatkan Ellen mematung . Hilang segala butir bicaranya .
Birai matanya menghangat serta merta . Bergetaran bibir wanita itu menahan segala rasa .
" we're over . Kept that in your mind . " seketika Lufasz menghela nafas berat . Buat tika itu , dia menatap dalam-dalam wajah wanita kesayangannya . Luluh jiwanya melihat air muka Ellen yang berubah . Jelas terkesan dek kata-katanya .
Tangannya yang bergetaran dan kaki yang mulai menapak ke arah wanita itu ditahan sedaya upaya . Dimatikan segala niat di hati .
" I've told you Ell ... I couldn't stay ... and you could get someone ... something better in your life ... better without me . So , please ... face them and stop thinking about us . There is no us anymore ! "
" why Lufasz ? Kenapa buat buat I macam ni ? Apa salah I ? Am I wrong ? If yes , then what is it ? Tell me and I will change myself ... for you ... for our baby . "
" No need to . You couldn't change anythings . This ... is my decission . "
" one thing I need to ask you ... just one thing ... " ujaran Lufasz membuatkan Ellen terdongak . Jelas sisa air mata wanita itu di bawah matanya ,
Sebelum kata-kata itu menghancurkan seluruh hidup Ellen ,
" stay away from me "
Tbc
Vote
comment
ΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠΠ
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top