25




SHE WAS WRONG

CHAPTER




25







▫▫▫













Rambut disanggul tinggi , lalu gincu berwarna unggu gelap dioleskan ke bibir . Wajah yang kusam diserikan dengan make up .


Brush diletakkan di atas meja solek . Anak mata hazelnya merenung biasan wajah sendiri . Kosong .

Keluhan lemah Ellen lepaskan sebelum menjatuhkan pandangannya pada cincin di jari manisnya . Cincin yang menjadi simbol pernyatuan dia dengan Lufasz .


Kelopak mata dipejam seketika . Cuba ditenangkan hatinya yang berbolak-balik .


" what is this ? "

Meja yang dihias indah dengan sorotan lampu , serta hidangan makanan yang terhidang elok di atas meja dilirik sekilas .

Wajah Lufasz dicari dalam kesamaran malam , hanya ditemani biasan bulan serta lampu -lampu neon yang tergantung di laman . Tumbuhan -tumbuhan hijau , pepohon rendang tergantung lampu-lampu itu . Cantik .


Lengannya dipaut , bersama lirikan senyuman manis Lufasz .


" have a sit my lady — " ujar lelaki itu lalu menarik kerusi buatnya sebelum kembali ke tempatnya . Duduk saling bertentangan .

" okey ... so ... ada apa-apa yang special ke malam ni ? "

Lufasz mengangguk . ANak mata saling bertaut dengannya , sebelum kedua tangan Ellen digapainya .


Ellen gugup, namun sedaya upaya beriak biasa . Tidak mahu tampak gelojoh .

Melihat reaksi Ellen , pantas Lufasz senyum senget . Dilabuhkan bibirnya dibelakang tangan wanita itu .

Ellen masih membisu meski hati sudah melonjak gemuruh dengan sikap Lufasz . Disabarkan hati menunggu ucapan seterusnya oleh lelaki itu .

" maybe ... this ... is too simple for you . Tapi , I still nak buat special for us . "

Memdengar sahaja perkataan 'us' membuatkan Ellen senyum kecil .

" — I wanna be with you ... stay by your side ... and be your husband ...for eternity  "

Ellen tergamam . Tidak mampu berkata apa . Hanya menatap mata biru itu sedalamnya .

" sorry sebab I ambil masa sikit ... I tak ada niat untuk buat you tunggu I . I cuma ... perlu fikirkan kemahuan I ... matlamat hidup I . All of my past ...flaws... my family's history ... everythings . I perlu fikir aspect tu . Sebab I tak nak ... susahkan you in the future . I tak nak you menyesal nanti and the most important things is ... I don't wanna hurt you . "

Kehangatan terasa di pipi , lantas jari dibawa ke wajah . Diseka air mata itu .

" don't wanna hurt you — "


Tapi kenapa sekarang lain ... hatinya merintih . Persoalan demi persoalan bermaim di benak fikirannya sepanjang malam . Memburukkan lagi kondisi tubuhnya .

Perutnya diusap perlahan ,
Semakim hari semakim membesar . Jelas kelihatan perutnya membesar menandakan nyawa yang sedang berkongsi tubuh dengannya membesar dengan baik . Ada nyawa lain yang perlu dia ambil berat .

" kenapa daddy buat kita macam ni baby ... ? Sampai hati dia tinggalkan mummy . He doesn't want me anymore is it ? "





















Tablet diskroll tanpa bicara . Sesekali Lufasz menolak cermin mata bulatnya ke atas apabila terlorot . Pemandunya hanya membisu , fokus dengan pemanduannya .

Jarinya berhenti apabila terpandang iklan pendek di web yang sedang dia lawati .


Kepala pantas mendongak , melirik bangunan-bangunan di sekelilingnya . Sekali lagi matanya terpaku pada skrin mega yang digantung pada salah satu bangunan mewah di bahu jalan . Iklan sama dipaparkan di situ .

" hari ni ada Earth Hour ? "


" ya Tuan . Kalau tak salah , pada pukul 8 malam sehingga 10 malam . "

Anggukan faham dibalas Lufasz , fokus kembali pada web yang sedang dibaca sedari tadi , sebelum tiba -tiba panggilan masuk kedengaran ditelefonnya  .


" Lufasz speaking — "


" selamat pagi boss . Urm , ada urgent arrangement pagi ni boss . "

" proceed "


" urm ... meeting pagi ni cancel ... and ... boss ada tetamu . "



" siapa ? "

" dia cuma beritahu nama dia Johnny Hutsmitch . And dia tak buat temu janji langsung but really insist to meet you . Perlu saya panggil security ke ? "


Tubuh Lufasz pegun . Kaku . Kerutan di dahinya timbul , melata . Rahang diketap kuat , bergeseran dengan tulang pipi .


" no need to . Suruh dia tunggu dalam ofis aku . "


" baik boss . "


Panggilam dimatikan . Keluahan berat yang ditahan sejak tadi dilepas . Matanya kembali kuyu , dipejam sekilas dalam pada menolehkan kepala ke luar tingkap .


Bibit bergetaran dalam pada buku lima dikepal seeratnya . Saat mata dicelikkan kembali , renungan mata berubah gelap dan tajam .



























aku cari kau merata tahu tak ? Kenapa keluar tak beritahu aku dulu ? " selaran Lucca dibuat tak endah malah wanita itu terus membelek beg -beg di butiknya .

Tap !

Anak mata lantas jatuh pada genggaman erat lelaki itu . Tajam dijeling olehnya sebelum direngkuh kasar sehingga terlepas dari cengakaman Lucca . Tubuh dibawa ke bahagian pakaian jenamanya pula . Ditilik satu persatu tag harga yang sudah tergantung di pakaian tersebut . Derapan langkah lelaki itu semakin menghampirinya .


" doktor suruh kau rest kan ? Kenapa degil sangat nih huh ? Kau lupa ... kau tu mengandung ke huh ? Ta sayang anak tu dah ? Nak jadi pembunuh pulak ! " tengking Lucca mencuri perhatian semua pekerjanya .


" eh you boleh stop tak ? I tahu jaga anak I so , you tak perlu nak tengking-tengking I . Ini tempat I bekerja ! Hormat sikit . " lalu tubuh Lucca ditolak ke tepi ,



Kaki diusung ke ruangan pejabatnya , sedar lelaki itu turut sama mengekorinya hingga ke situ lalu dipusingkan tubuh menghadap lelaki itu .



" I tak kira apa deal you dengan papa I , tapi I nak pecat you . I tak perlukan bodyguard . "

Lucca diam . Cuba bersabar dengan sikap wanita itu .

" ok , I'm sorry . Aku tak ada hak tengking kau macam tu . Tapi aku fikirkan kesihatan kau ... dan anak kau . Tolonglah , fikirkan anak dalam kandungan kau tu . "

" Lucca , please I beg you ... I tahu apa I buat . I tak akan buat something yang memudaratkan anak ni . Cuma , buat masa ni ... I need time for me to cool down . To forget all of these ...shit . You tak akan faham perasaan I saat ni . And I tak harap pun you faham I , I cuma minta you tolong jangan ganggu I . Please ... "

Lucca membuka mulut namun dipendamkan sahaja segala bicara yang ingin disampaikan . Bibir mengeluh lemah . Dia sedar dia perlu sekurang-kurangnya bertolak ansur dengan wanita itu .

" Fine . Aku tak akan ganggu kau buat masa ni . Tapi aku still awasi kau macam biasa . Is that okey with you ? "


Ellen mengangguk , lalu tangan diarah ke pintu meminta lelaki itu untuk keluar . Segera dipatuhi oleh Lucca yang mulai bergerak keluar dari bilik itu .





















Tangan menggengam erat tombol pintu pejabatnya itu .
Denyutan jantung sudah berentak lain . Pedih apabila memikirkan masa silamnya . Lagi -lagi apabila orang yang terlibat secara langsung deegan silamnya berada betul-betul dibalik daun pintu ini .



Lahar amarah dan dendamnya kembali meluap naik . Bergetar seluruh tangannya saat menolak daun pintu itu . Kaki diusung setapal demi setapak ke dalam ruangannya .

Seakam sedar kehadirannya , lelaki yang berjaket hitam itu bangun dari sofa . Memandang terus ke wajahnya .

" Lufasz — " senyuman melebar di wajah lelaki itu meski wajahnya sudah dimamah usia .

Dengan langkah yang tergesa-gesa , lelaki itu menghampiri Lufasz sebelum tangannya dipanjangkan ingin menyentuh wajah Lufasz .


PAp !




Ditepis kasar . Anak mata Lufasz merenung tajam ke arah lelaki itu .















Tbc
Vote comment

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top