23








SHE WAS WRONG

CHAPTER

23



▫▫▫






Luggage dimasukkan ke dalam bonet kereta . Ellen segera menutup bonet itu lantas bergerak ke arah bahagian pemandu .

Daun pintu kereta Porche hitamnya dikuak , bersama hela berat diliarkan pandangan ke arah pintu .

Lelaki itu berdiri kaku di situ . Sekadar melirik pemergiannya .

Tawar , kelat wajahnya saat bertaut mata dengan lelaki itu . Tidak mampu lagi berkata apa . Hanya mampu berserah . Berserah pada takdir .


" this —— " sebuah kotak perhiasan yang amat dia kenal disua oleh Lufasz . Sedar-sedar sahaja lelaki itu sudah berada di sisi keretanya , bertentangan dengan Ellen .

Kotak perhiasan itu diletakkan di atas bumbung kereta Ellen ,

Anak mata Ellen yang memaku pada kotak itu . Kotak perhiasan choker  pemberian Lufasz . Pantas , tangan meraba lehernya yang kosong .


" I tahu you suka choker ni . Kept it . " mendatar sahaja Lufasz berbicara , mengambil langkah ke belakang setapak .




Suka ... lagi suka kerana pemberian ... kekasih hati I ...

Senyuman Ellen pudar , ditatap sekali lagi wajah Lufasz . Lama . Berat hatinya mahu melepaskan hubungan ini  , yang sudah lama terbina ... hancur dalam situasi sebegini . Dalam pada , ada nyawa lain dikandungnya .


Kotak diambil , sedaya upaya dia cuba melambat-lambatkan waktu . Cuba meluangkan lebih banyak masa ...detik-detik terakhir dengan kekasih hati .


Apa daya lagi yang mampu dirinya perjuangkan andai ... lelaki ini sudah bersedia untuk melepaskan segalanya  ——



" take care "

Sejurus bicara pendek itu , Lufasz berpusing mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya ... meninggalkan Ellen keseorangan .

Tubuh lelaki itu dilirik sehingga hilang dibalik pintu . Kotak digenggam erat . Lalu , segera wanita itu memasuki perut keretanya . Kotak diletakkan di kerusi penumpang di sebelahnya .


Genggaman di stereng dieratkan , keluhan berat dihela lantas pedal minyak ditekan .

Thud !

Daun pintu utama ditutup rapat ,  Lufasz menapak lemah ke arah dapur kering. Dilabuhkan duduk di kerusi tinggi di bahagian island counter itu .

Kuyu sahaja anak matanya merenung lantai . Buku lima dikepal kuat hingga berubah pucat . Menyerlahkan lagi jaluran urat di sekitarnya . Jar kaca yang terisi red wine ditolak , terhempas di lantai .

Serpihan kaca yang berlopakkan cecair merah mulai bertakung di lantai marmar itu bersama raungan hiba seorang lelaki .































Tajam anak mata hazelnya menikam wajah kakaknya yang tiba-tiba muncul di butik pada hari yang sama kejadian ini menimpa ! Bala ! Malang sekali hidupnya !



" apa kau buat kat sini Lise ? "

Elise tersenyum sumbing , sesaat mata kakaknya melirik ke bahagian perutnya sebelum kembali menikam wajahnya .


" sebagai kakak , tak salahkah kalau aku nak jen—— "

" bullshit . Tak perlu berlakon sangatlah Lise , I'm not in the mood . " selar Ellen tanpa berselindung , kaki diusung ke arah stor . Kotak-kotak yang masih baru dibuka , memunggah segala stok baru buat butiknya . Sekurang-kurangnya jika dia menyibukkan diri , tidaklag difikirkan sangat hal yang baru menimpanya . Meski sejujurnya , tidak akan pernah hilang  dari ingatannya bahawa kini dia bakal bertukar status ! Rumahtangganya musnah , diambang maut !

" fine , aku just nak tengok kau . Kau pun ... jenguk kami sekejap je kan . Lagipun , pasal lelaki kau yang ... you know —— pulang awal tanpa kau . So , I just want to check on you ... "

Sesi memunggah stok barang terhenti , senyuman sinis terbit di bibir Ellen . Loya dengan segala pembohongan kakaknya . Darah dagingnya !

Benar-benar menjijikkan !

Ellen pantas berpusing , memeluk tubuh sambil merenung tajam ke arah kakaknya , kening terjungkit sinis .



" kau risau pasal aku or kau nak tengok sendiri hubungan aku dengan Lufasz hancur ? Tak perlu selindung sangatlah Lise . Muak aku tengok . Kau tak sesuai dengan watak baik-baik ni , jangan disimpan sangatlah your bitch side  . Aku tahu , kau gilakan Lufasz . "

Bibir Elise melengkung , tersenyum lebar lantas topeng dibuka bebas .
" baguslah kau tahu  . Sekarang , tak perlulah aku susah-susah nak burukkan lelaki kau tu kan ? Serious talk , aku nak Lufasz  . "

Ellen membisu , bertahan sedaya mampu . Hanya nafasnya yang menggila . Rahang diketap kuat .


" kau boleh dapat yang lain but kau tetap nak rebut aku punya kan ? Apa yang kau tak puas hati dengan aku huh ? Papa berpihak pada kau ... our family legacy ... semua berpihak pada kau even kau jadi punca maruah keluarga Kimberlin dilabel murah oleh media ... semua salah silap kau ... papa akan sentiasa back up . Akan ada orang selesaikan segala perkara yang kau buat . And aku , langsung tak mengeluh ... even nak memberontak ... tapi kenapa ... kenapa Lufasz ? "


Elise tersenyum , mencebik dengan setiap pengakuan dan luahan adiknya ,

" Lufasz ada di tempat dan waktu yang sesuai . He fits them all . He is perfect for me . Together , we'll be a perfect couple . FYI , papa pun setuju . "

Liur ditelan perih  ,
" what ? Papa ? So ... selama ni ... papa bukan tak sukakan Lufasz . Dia tak suka aku bersama LUfasz ?! IS that what you mean ? "


" kau rasa ? " sinis jawapan Elise membakar jiwa wanitanya .

" lelaki macam Lufasz ... sesuai dengan aku Ell . Kau tahu tu . I'm a lot better than you in every aspect . Lufasz boleh dapat lebih banyak advantages bila dengan aku , lagi-lagi dengan support papa . Yet , dia still  pilih kau . Lima tahu aku tunggu ... sebab aku tahu ... orang macam Lufasz tu . Sekali dia pernah buat silap, gerenti dia akan repeat them in future . But now , I doubt it because of the child . " jari telunjuk diarah ke perutnya yang sedikit membonyot .



" aku tahu itu anak Lufasz  . Tapi , aku tertanya-tanya ... nak ker Lufasz terima ? Sebab apa-apa pun, itu bukan anak pertama dia kan —— , dia pernah ada anak lain ... anak yang menjadi faktor utama dia tinggalkan kau dulu . Auni kan ? Poor you sis , "


Ellen sudah menghela nafas berat , menjeling tajam pada kakaknya . Sebelum mulutnya dibuka mahu membalas setiap selaran itu , suara lain menyampuk dalam bualan mereka .



" Ell ? "

Wajah Dhia ditatap sekilas , sebelum kembali dilirik kakaknya yang bersahaja . Amarah yang memuncak cuba ditarah . Ketenangan dikejar lalu wajah manis dilemparkan buat sahabatnya , Dhia .





































" saya nak jumpa Lufasz ! "

Lengan Dhia pantas dipaut, menghalang wanita itu bertindak di luar jangkaan .
Latte yang baru diterima tadi disisip  perlahan .

" awak tak boleh diam je ELl ! Awak kena tanya dia kenapa... reason dia ... suka-suka hati dia sahaja nak tinggalkan awak dalam keadaan —— " luah Dhia sambil merenung ke arah perut Ellen . Kesal bertandang dijiwa , tidak menyangka sebegini teruk situasi pasangan itu ! Kesal dengan sikap Lufasz !


" I tak tahu Dhia . I tak tahu macam mana lagi nak ... cakap dengan dia . I hilang punca . "

Tangan Ellen diperkemaskan dalam genggamannya . Memberi ruang dan waktu buat wanita itu meluahkan apa yang terbuku di hati .



" Dia cuma ... call lawyer ... then ... everythings happened in a blink on eyes . He sign them in front of me , brutally ! My mind just shut me up —— "

" awak tak cuba pujuk dia ... minta dia beri penjelasan ? Maybe , all of these just ... misunderstanding ? "


Ellen mengeluh lemah , gelengan jadi jawapan .
" dia diam je Dhia . Dia tak beri alasan apa pun . He just lock himself in his room and .... that's all . No explanation... no argueing ... nothing . He just said that these all are for my own sakeness — "


" then maybe its the time for you to accept it —— "




Bicara lancang dari Lucca yang tiba-tiba muncul membuatkan Ellen mengetap bibir . Wajah DHia yang sudah kebingungan dengan kehadiran lelaki asing itu dipandang sepi . Tumpuan ELlen kini menikam lelaki itu !















Tbc
vote
Comment

❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top