22
SHE WAS WRONG
CHAPTER
22
▫▫▫
Fail dilempar kasar ke atas meja . Anak mata Lufasz tajam menikam wajah Kesya yang tersenyum sinis .
" so ... you dah baca ? How was it ? Dah boleh percayakan I ? " kening dijungkit , sengaja .
" mana kau dapat benda ni ? Dan macam mana kau tahu ? "
Kesya bermain -main dengan straw minuman , lirikan mata dibawa pada dokumen salinan hospital itu .
" macam mana I tahu ... itu ... atas usaha I sendiri . Yang penting , salinan itu sahih . You sebagai bekas pengarah hospital tentunya lebih arif right ? Boleh beza yang mana betul atau fake ? "
Lufasz ketap rahangnya ,
" then, apa tujuan kau tunjuk benda ni pada aku ? APA yang kau harapkan huh ? Nak hancurkan hubungan aku dengan isteri aku supaya kau boleh masuk gantikan dia ? Jangan berangan . " sinis selaran Lufasz mengejutkan wanita itu .
Senyuman Kesya lumpuh ,
" you ni waras ke tak ? Wife you dah tipu you kut . She was pregnant and ... huh... gugur pulak tu ! Bukan seorang but twin ! Anak - anak you !you tak kisah ? Like seriously ? "
Api amarah menjulang naik di birai mata Lufasz namun sedaya upaya diselindung . Tidak mahu menunjukkan rasa sebenar pada orang luar .
" itu urusan aku dan wife aku . Kau tak perlu masuk campur . Dan jangan ingat semudah ini kau nak porak-perandaka keluarga aku . Sekali lagi aku tegaskan , tiada seorang pun wanita atas dunia ni ... boleh ganti posisi wife aku Ellen . Dan selamanya begitu . Kau simpan sahaja angan-angan kau tu , kerana perkara itu tak akan berlaku . Setia aku hanya pada Ellen sama ada dia kekal isteri aku atau tidak "
Lufasz menyisip coffee sementara membuang pandang ke luar balkoni . Malam ini , malam ... terakhir buatnya memegang status suami kepada Ellen ... malam terakhir dia punya kekasih di sisinya ... kerana itu ...dia tidak sanggup melelapkan mata . Dipaksa diri bersengkang mata . Bercawan-cawan air coffee diminum ,
" jadi ... memang Ellen ... "
" iya , tuan . Puan memang pernah gugur ... tak silap saya ... lima tahun lalu ... waktu ... puan datang sini pertama kali untuk jumpa tuan .. waktu dia gugur ... baru dia tahu ... dia pregnant tuan . "
" macam mana —— "
" puan accident malam tu . Teruk juga ... terus kena tahan wad ... dan disahkan ... gugur ... waktu tu ... memang saya kasihan sangat pada puan ... saya sarankan untuk call tuan , tapi puan tak nak . Sebab ... "
" dia tahu saya tak akan jawab . Sebab saya tak akan jawab langsung call dari dia ... " lirih luahan Lufasz melalui corong telefon itu .
Sejurus isu ini bangkit , dia terus menelefon bekas pembantu rumahnya . Cuba menggali lebih banyak kebenaran di sebalik semua ini .
" iya . Puan tahu ... tuan tak nak angkat call dari dia . Disebabkan itu , saya hanya diam . Saya temankan puan sepanjang dia ditahan . Dekat seminggu juga . Seorang pun tak tahu hal ni ... hanya saya ...dan doktor . "
" kemudian ... bila puan dah keluar wad ... dua tiga hari lepas tu ... dia demam panas . Waktu itu baru dia paksa tuan balik ke rumah ... sebab ... fail perceraian yang tuan hantar sampai pada dia . "
" saya ... tak tahu nak cakap apa ... saya tak sangka —— "
" tuan , itu semua perkara yang dah lalu . Memang sakit , tapi kita perlu belajar untuk terima hakikat ..bahawa perkara itu sudah berlaku . Jujur, saya memang nak salahkan tuan ... tapi ... noda -noda silam bukan menjadi pengakhiran pada kelangsungan hidup manusia , masa sekarang yang menjadi titik pemula segalanya .. jadi ... saya mengharapkan ... tuan tidak akan lakukan kesilapan sama lagi . "
Kesilapan sama ...
Lufasz mengeluh berat , kekosongan dalam hati tidak mampu lagi dipendam . Lantas kaki diusung ke arah pintu , dikuak .
Mata terus terpaku pada susuk tubuh isterinya. Tegak berdiri di muka pintu . MAsing-masing membisu . Membiarkan waktu berlalu pergi bersama rintihan dua jiwa .
Ikutkan hati ,mahu sahaja dipeluk dakap tubuh itu . Namun , segera Lufasz usir rasa itu . ANak mata birunya kosong meniti diwajah sang isteri ... mungkin ...tidak lama lagi ..bakal bekas isteri . Aneh ... perit .
" I cuma nak tanya satu sahaja ... " mendengar lirih suara Ellen membuatkan Lufasz telan segala rasa perit . Anggukan diberikan .
Tampak Ellen membasahkan bibir , cuba meraih semangat yang sudah mati sejak pagi tadi .
" you tak maksudkan semua ni kan ? Bukan kemahuan you right ? You terpaksa kan ? "
Tebakan Ellen dibalas kebisuan . Hanya lirikan kosong mata biru itu membalas segalanya . KErana mata menceritakan segalanya ...
Anak mata Lufasz turun pada cincin dijari Ellen . Masih tersemat indah . BAgaimana nanti andai cincin itu tidak lagi disarung di situ ... tidak terbayang kesakitan yang memakan jiwanya nanti .
" Cincin " pendek Lufasz berbicara , membuatkan wanita itu menjatuhkan pandangannya pada cincin perkahwinannya ,
" tolong pulangkan kembali pada Lucas ... walau apa pun, itu ... hadiah dari dia . "
Raut wajah Ellen berubah , benar-benar terkesima dengan bicara Lufasz . Tepat menikam qalbunya . Sama juga buat Lufasz . Kata-kata sendiri membunuh dirinya . Ditelan segala rasa pahit ,
Ellen sudah tertunduk , matanya yang tadi kering mulai hangat . Bersama rodakan di jiwa wanitanya . Bibir pantas diketap kuat , melarikan pandangan ke arah lain .
Lufasz menyambung lagi ,
" I dah siapkan tiket flight untuk you balik ke rumah fami —— "
" no . I tak nak balik ke rumah family I " pantas Ellen membantah , anak matanya naik menemui Lufasz . " buat apa I balik sana kalau you ada dekat sini ? Papa pada anak I ... ada dekat sini ... kalau dia pilih untuk jauh dari I sekali pun , I tetap ... tak akan tinggalkan dia . Atas alasan apa sekalipun . " semangatnya kini kembali mengisi ruang jiwa .
Tautan mereka bersatu . Lufasz terkedu , hanya mampu menatap wajah sang isteri . Bibir tidak mampu berbicara meski hati sudah menyusun kata . Tidak terluah . Hanya mampu dipendam .
" jangan sakiti diri you Ellen especially for someone like me . " gumam Lufasz ,menundukkan pandangannya ke lantai .
" you patut stop minum coffee . You tahukan ia tak baik untuk kesihatan you ? " ujar Ellen bila mana matanya terpandang pek-pek coffee di atas meja kerja suaminya .
" berapa banyak you minum ? Apa yang membuatkan you paksa diri untuk bersengkang mata malam -malam ni ? Kalau you tak sanggup untuk lelapkan mata then you patut fikir pasal I . You ingat I boleh tidur lena ke huh ? Sudahlah ... you nak halau I pagi -pagi buta pulak tu ! Apa you ingat I ni kucing kurap ker huh ! Kalau I ni kucing pun ... ni yang bunting ni ! ANak you tahu tak ! " luahan demi luahan diselangi esakan Ellen bergema sekali lagi , jelas di mata Lufasz ... kekasih hatinya menangis dengan penuh tragis dihadapannya , hati ingin tertawa pada masa sama menangis .
Tubuh Ellen sudah melorot jatuh ke lantai , teresak -esak tubuh itu menangis . Menghambur segala rasa di dada .
Lufasz duduk bercangkung dihadapan wanita kesayangannya ,
Lama anak matanya meneliti wajah sang isteri . Mengingati dengan jelas . Cuba disimpan baik-baik dalam memorinya .
Tubuh Ellen didakap perlahan-lahan , membiarkan wanita itu meluahkan segalanya ... biarlah ini jadi memori terakhir mereka ... pelukan ... terakhir .
Rambut Ellen dielus halus , kelopak matanya dipejam rapat .
" ini yang terbaik untuk you Ellen ... ini yang terbaik . "
" anak ? Apa betul itu Ellen pregnant ? ! "
Anak buahnya mengangguk . Pantas membuatkan Kimberlin Hans picit dahinya . Semakin rumit hal ini .
" kami dapati cik muda Ellen hamil lebih dua bulan . Dan itu bermakna —— "
" mereka rahsiakan sejak mula ... Ellen mengandung ... waktu dia datang melawat kami . Tapi kenapa dia tak maklumkan pada kami , keluarga dia sendiri ?! "
" mungkin .. tak berkesempatan ? Lagipun .. maaf untuk lancang , tapi tuan lebih tertumpu pada Lufasz . Dan ... masalah cik muda Elise —— "
" jadi kau nak salahkan aku pulak ? "
" maaf , saya tiada niat begitu . " sambut pembantunya lantas menunduk menekur lantai .
Pada masa yang sama , Elise menutup perlahan daun pintu pejabat Kimberlin . Bibir dipaut kemas , tidak terjangka akan hal kehamilan adiknya . Buku lima dikepal kuat . Lantas , dipusing tubuh ingin melangkah pergi sebelum tiba-tiba namanya diseru .
" kamu jumpa papa lagi ?! " selar ibunya yang baru ingin bertemu sang suami .
Elise mencebik meluat , dibiarkan sahaja pertanyaan ibunya tanpa balasan malah dengan segera diusung kaki meninggalkan ruang koridor itu .
Tbc
Vote
comment
❤❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top