21





SHE WAS WRONG

CHAPTER

21





▫▫▫













FROM : Ellen
U dinner kat rumah eh malam ni ? I masak .



Lufasz membisu . Mata sayu menatap mesej itu . Sebelah tangan menggenggam stereng , erat . Kelopak mata dipejam erat cuba menahan rasa perit di dada  . Pedih pembuluh hatinya . Kepala dilentokkan di stereng . Linangan hangat di birai mata cuba diselindung . RAdio dipasang kuat , sekurang-kurang bagi mengelakkan dirinya berfikir ... buat masa ini . Hanya tika ini ... dia mahu lupakan segalanya ...



Adakah kita harus bersama ... rasa hati ini ...




Hujan membasahi bumi . Tidak terkecuali bumbung keretanya yang kini berhenti di bahu jalan . Dengan signal yang berkelip dalam kepekatan malam .

Aku tidak mampu bertahan ...























JAm dinding dilirik Ellen , kerutan di dahi sudah timbul lagi -lagi apabila titisan hujan semakin lebat di luar . Jiwanya merintih risau akan keadaan Lufasz . Sudahlah mesejnya turut tidak dibalas . Semakin khuatir . Bimbang andai terjadi perkara buruk terhadap sang suami .

" you nak pergi mana ? " soalnya saat melihat Lucca sudah bersiap dengan jaket kulitnya .

" makanlah , tak kan aku nak tengok kau dengan lelaki kau dinner macam tiang lampu ? "

" hujan kan ... tak perlulah . I boleh simpankan untuk you . I ni bukannya kejam sangat —— "

Lucca koyak senyum senget sambil jari menggaru hujung kening .

" masakan kau ... untuk lelaki kau . Bukan aku . Aku tak akan makan makanan yang bukan untuk aku . Bawa bala nanti . " sinis lelaki itu menyindir sebelum meloloskan diri dibalik pintu utama itu . Meninggalkan Ellen terpinga-pinga di situ bersama rasa sebal .

Ellen mengeluh , meski cuba ditahan sejak tadi akhirnya dia lelah . Pengakuan berani mati Lucca tadi benar -benar buat dia jadi tidak keruan . Tidak pasti reaksi mahupun respond apa yang sepatutnya dia beri . Kekok  janggal .


" you ... you mabuk ke sekarang ni ? Sebab I rasa macam ... serius ... I .. "

" aku tak mabuk . Waras . 100% . Jadi , tak perlu kau buat-buat bodoh pulak . "

Ellen ketap bibir , " then , apa yang you cakap tadi ? Partner ? GAmble ? "

ANak mata Lucca tajam menikamnya , menghantat seribu satu isyarat  .

" seperti yang aku pernah beritahu kau . AKu ... tak akan ambil hak orang . KAu ... hak dia buat masa sekarang . Jadi aku perlu bertolak ansur dengan masa dan ruang . "

" I tak akan tinggalkan Lufasz so you better patah hati sahaja . Lagipun, dengan rupa paras you ni ... comferm beratur perempuan lain nak kan you . You will get someone better ... " ujar Ellen ,

" nope . Don't worry , I'm good in waiting . Cepat atau lambat , aku akan tunggu "





Bunyi pintu dikuak dari luar menyentak perhatian Ellen .
Namum, senyuman melebar dibibir saat melihat susuk Lufasz memaku di situ  .


" Lufasz , kenapa lambat sangat ? " soalnya pantas merapati lelaki itu . Ditelek wajah sang suami ,

" you okey tak ni ? Pucat je I tengok ? YOu tak sihat ke ? " tangan pantas ditekak ke dahi Lufasz sementara sebelah tangan lagi ditekap ke dahi sendiri .


Panas . Benar-benar panas seakan cerek yang mendidih .


" you demam panas ! I call doktor Carliph —— " belum apa-apa tangan Ellen dipaut kemad oleh Lufasz  . Kedua pasang mata saling bertaut . Lama . Seakan cuba menghantar satu rasa ... rasa yang tersirat di dada ... yang kemas tersimpan di lubuk hati . Semakim dipendam semakin sakit .



Lufasz tanpa banyak saol melentokkam kepalanya dibahu sang isteri . Kelopak mata dipejam rapat bersama hela berat yang menghangat .


" what's wrong sayang ? Ada apa-apa yang berlaku ke ? " soal ELlen sambil tangannya mengusap perlahan belakang bahu Lufasz . Hatinya sudah memerit kerana pelbagai rasa yang bersatu . Risau ... bimbang .


Lufasz tidak menjawab , hanya mengeratkan lagi pelukan di pinggang Ellen . Tubuh hangat Ellen dikemaskan dalam dakapan , meski jaluran rasa yang menikan jiwa semakin meruap ke seluruh tubuh .


" just for this time . I promise —— " gumam Lufasz dekat dengan telinga Ellen .













































" his  body temperature will drop at any time . Just make sure , take the medicines on the right time ... and ... the antibiotic . " pesan doktor Carliph , salah seorang doktor pribadi mereka sejak 5 tahun lalu .


" thanks Carl " ucap Ellen , dilirik sekilas pada Lufasz yang terbaring di katil .


" don't mention it . Apa-apa call I ... kalau tiada apa , I balik hospital dulu . " pamit Doktor itu lalu bergerak keluar dari bilik .


Lemah keluhan Ellen sementara kaki diusung ke arah Lufasz . Dilabuhkan duduk disisi sang suami .

Rambut Lufasz dielus lembut , ditilik sang suami yang elok tertidur dek kesan ubat . Tangan Lufasz pantas dikaut dalan genggaman . Melabuhkan ciuman singkat di tangan itu .



" Jangan buat I risau macam ni sayang ... kalau you rasa sakit ... sedih ... you tell me ... I akan sentiasa jadi telinga dan bahu buat you ... I tak akan tinggalkan you . I akan selalu support you so please ... jangaan pendam seorang diri . Kongsikan beban tu  dengan I .  I am your wife ... " lembut pujukan Ellen yang kini serak basah dek kerana linangan air mata yang mulai meniti di tubir mata .



" biar kita sama -sama ... harungi semua ni ... okey ? "



Ellen terus berkata -kata , Lufasz juga terus membisu . Mendengar dengan teliti segala ungkapan sang isteri meski mata tertutup . Jiwa lelakinya meraung perit . Terseksa .



Lelaki itu langsung tidak menelan apa-apa ubat . Malah , ubat-ubat itu digenggam erat dalam tangan lain . Debaran dada menyesakkan , benar -benar menyakiti diri . Lagi -lagi bila mana mendengar luahan kekasih hati yang kini turut bersedih . Andai ini sahaja sudah cukup mencarik -carik jiwanya apatah lagi selepas ini ... apabila keputusan itu dibuat .





Mungkin kau bukan untukku , dan aku ... bukan untuk mu —




























" you masak untuk I semalam . "


Ellen pantas menoleh , cepat-cepat dihampiri tubuh Lufasz yang baru turun dari tangga .


" you kan tak sihat lagi ? Kenapa turun ? " ngomel Ellen pantas memaut lengan sasa Lufasz . Dibawa lelaki itu ke arah meja makan . Sarapan sudah disiapkan dan mulanya dia plan nak bawa naik sarapan itu buat Lufasz namun lelaki ini lebih awal bertindak sendiri !


" you makan ni ... then telan ubat ni . Hari ni tak perlu pergi kerja ... or I patut call your PA , cuti seminggu terus . " cadang Ellen sambil dituang minuman hot choco buat Lufasz .



Lufasz membisu . HAnya anak matanya melirik Ellen lama . Tidak mahu melarikan pandangannya dari wanita itu . Sedaya upaya cuba menikmati masa yang tersisa buat mereka .
Cuba .


Anak mata Lufasz jatuh pada bubur itu . " you masakkam bubur ni ? "


" I try , hopefully ikut cita rasa you ... " balasan Ellen membuatkan Lufasz senyum . Bahagia .
Kebahagian yang memedihkan .


" thank you honey , for everythings . " mendatar bicara Lufasz dibalas anggukan bahagia Ellen . Baru hendak dilabuhkan duduk di samping suami , deringan loceng rumah mereka kedengaran . Ellen pantas berlalu mendapatkan pintu . Manakala , Lufasz sudah tertunduk lemah . Genggaman pada sudu dilonggarkan sebelum kepala diangkat semula dengan tatapan polos . Kosong .



" urm ... you panggil ... lawyer ... ? " pertanyaan Ellen dibalas kebisuan , mata melirik sekilas pada peguam yang diupahnya , memberi signal dengan anggukan kecil .



" saya perkenalkan diri saya , Darwen Hudson , peguam bagi anak guam saya , Encik Lufasz Harrison . Menfailkan perceraian pada Puan Ellen Harrison . "



" what ?! "


Wajah Lufasz dicari dalam gesa , tidak terungkap dek kata-kata , bingung . Segalanya berlaku pantas , tidak meninggalkan walau sedikit ruang buat Ellen .


Sebuah fail diserahkan kepada Lufasz bersama pen , selamba disambut lelaki itu seakan dokumen kerjanya sahaja . Tanpa perasaan .

" apa you buat ni Lufasz ! " tangan Lufasz yang baru hendak menurunkan tandatangannya ditahan .


" I nak cerai Ellen . I want to end this relationship "


" but why ? Sebab papa I ? Is it ? Please Lufasz .... hiraukan sahaja papa I ... please jangan buat I macam ni ... please ! " pen ditangan sang suami direntap kasar membuatkan Lufasz terdiam . Peguam yang bersama berada di situ hanya membisu , cuba memberi ruang buat pasangan  itu .



" you dah janji Lufasz ! You dah janji tak akam tinggalkan I lagi ! You janji !
mana janji you tu ! I nak tuntut sekarang ! I nak you kept that promise now ! Right now ! I don't care and I tak nak dengar benda lain dari you ! "


Lufasz mengeluh berat ,
" perasaan I pada you dah berubah Ellen . Totally change . Ini yang I nak . I don't want to spend my life with you anymore . "


Ellen ketap bibir kuat , masih cuba menghafam baik segala yang berlaku .



" I pregnant . You tak boleh ceraikan I ! " kad pertahanan terakhir terpaksa dia gunakan . NAmun , hatinya kembali khuatir apabila Lufasz langsung tidak terjejas .


Please jangan ....



" I lepaskan hak penjagaan pada you . I tak akam minta apa-apa , I will leave you and your child alone . " mendatar jawapan lelaki itu membuatkan ELlen hampir rebah namun sempat memaut pada kerusi .



" ini anak kita Lufasz ! Kenapa you buat macam ni bukan anak you ?! Why ! What is wrong with you ! What is it Lufasz ?! "


tangan Ellen digenggam separa kuat , sepantas kilat pen ditarik dari genggaman wanita itu .


Sedar-sedar sahaja , tandatangan sudah diturunkan membuatkan dunia Ellen berpusing . Esakannya bergema , perih .



" you tak boleh buat I macam ni Lufasz ... why .... " lirih luahan Ellen bila mana pen sama ditekan ke dalam genggamannya oleh Lufasz .


" I pernah buat ... I cuma ulang balik perkara yang sepatutnya berlaku lima tahun lepas —— "




Lufasz berpusing , membelakangi wanita itu .
" I beri you masa satu hari untuk kemas barang you . Esok pagi -pagi I hantar you ke airport . " sejurus itu , kaki diusung meninggalkan wanita itu . Setiap langkahnya berat dengan esakan hiba kekasih hati .



Ellen menatap dalam-dalam ruangan tandatangan suaminya yang jelas di situ . Hancur hatinya tika ini .
Sakit .


Air mata yang mengalir tidak pula diseka , sudah tiada daya . Kudratnya sudah tinggal sipi . Bibir yang bergetaran digigit perlahan .



Sekurang-kurangnya ... explain to me Lufasz . Talk to me . Kenapa sampai macam ni sekali ? You putus asa ? Betul-betul buang I ? Really this time ?







" after this , Cik Ellen akan mendapat 45% saham dan juga —— "



" I tak nak apa -apa . "

" urm ... kalau macam tu , saya akan beritahu anak guam saya then proceed ke dalam hitam putih . "


Ellen angguk , lama anak matanya menikam ruangan tandatangan bagi pihaknya  . MAta pen ditekan ke ruangaan itu , lantas dilayangkan tandatangannya .






Dipersetujui oleh ,

( Ellen )


















Tbc
Vote comment



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top