2
SHE WAS WRONG
CHAPTER
2
▫▫▫
Perhiasan mewah yang diperagakan di dalam kaca pameran di setiap sudut hall ini membuatkan aku teruja. Beralih dari satu perhiasan ke satu perhiasan , tangan Dhia ku tarik mengikut langkahku.
Tidak terhimpit oleh orang ramai yang rata-rata ahli korporat mahupun berjawatan tinggi kerana status ku sebagai designer terulung di kota ini yang membuatkan diriku mudah mengharungi lautan manusia ini.
" Dhia... look at this... new arrival untuk musim ni ! " ujarku melirik pada perhiasan berlian putih yang dipamerkan dalam kaca pameran itu.
" its beautiful right —— " soalku lagi bila mana Dhia hanya membisu, terpegun agaknya melihat keindahan perhiasan ini.
" hum... tapi saya tak minat sangatlah pakai benda-benda ni.. rimas " ngomelnya lantas ku tampar perlahan lengannya,
" woman and jewels will never been separated , I belikan untuk you , baru nampak alive sikit " salesgirl yang berdiri berhampiran kami ku panggil ,
" eh Ell, tak naklah. Saya tak pakai pun nanti —— " bantahnya lagi masih cuba menghalang diriku,
Tanpa menghiraukan bantahan Dhia, segera aku memberitahu jurujual akan keinginan aku untuk membelinya . Sejurus itu , aku beralih pula ke pameran yang menjadi tumpuan ramai. Betul-betul diposisikan di tengah-tengah ruang hall ini .
New Hot Arrival
Memang indah , perhiasan berupa rantai leher yang seperti choker namun diperincikan dengan berlian putih dan swaroski . Berkilauan , tampak sangat alive . Bibirku ketap perlahan, cuba menahan diri daripada memecahkan kaca pameran itu dan memperagakan choker itu di leherku.
" I ingat you dekat rumah , honey —— " suara maskulin itu menampar gegendang telingaku , perlahan-lahan ku toleh ke sisi , tersenyum kekok buat sang suami.
Keningnya menjungkit tinggi, meminta jawapan yang dia sedia tahu.
" I assume you dah siapkan tie I hum , honey " tambahnya lagi sebelum dengan bersahaja melirik jam di pergelangan tangan kirinya, bibirnya pantas mencebik ,
" I'm impress honey, you siapkan tie I dalam masa kurang 3 jam ... you're totally talented " ujarnya sinis namun sengaja melemparkan senyuman polos.
Panas hati lantas aku melirik kembali pameran choker tadi, menghiraukan dirinya yang jelas menghimpit di sisiku ,
Seketika kemudian, terasa lengannya dipinggangku sebelum sekali lagi bisikan devil itu menikam qalbuku.
" you memang sengaja kan nak cabar I " gumamnya dekat di telingaku. Bibirku pantas ketap kuat, menahan rasa saat jelas terasa hembusan nafas hangatnya di sekitar bahagian leher.
Rangkulan lengannya di pinggang cuba aku leraikan , lagi-lagi bila kami sudah menjadi tumpuan mata pengunjung di sini.
Sepantas lirikan, dapat ku tangkap wajah yang ku kenali, Lucas yang tersengih nakal merenung kami berdua. Bahang malu meruap naik ke wajah.
" You tak cakap kat I yang you diinvite ke event ni pun, you ... sengaja tak nak I tahu eh ? " gigiku ketap bersama lirikan tajam padanya.
Dia tersenyum kecil, sebelum tiba-tiba mencuit puncak hidungku,
" Of course honey, you can stop stalking me wherever I go " selorohnya sedikit kuat , sengaja membiarkan pengujung di sekitar kami berfikir bahawa aku , Ellen Harrison berada di event ini kerana stalk suami sendiri.
Sengaja nak kenakan aku !
Senyuman nakalnya melebar lagi-lagi bila mana pengunjung di sekitar kami mula berbisik-bisik,
" possesive betul wife dia —"
" really, sampai stalk husband sendiri —— "
" mestilah...tengoklah husband dia.. hot stuff kut , insecure lah dia pun —— "
Desas desus yang begitu jelas di telingaku sekali lagi menambah lahar yang membahang wajah ini, lantas ku jeling tajam suamiku,
Keningnya sudah menjungkit-jungkit , lantas mulutnya digerakkan dalam ' I got You ' ,
Aku menyahut cabaran ini , biar dia tahu Ellen Harrison pantang mengalah, lantas aku leraikan lengannya dari pinggangku sebelum menapak ke arah salag seorang salaesgirl , membisikkan sesuatu padanya yang pastinya mengundang jelingan suspicious dari Lufasz.
Tidak lama kemudian , salasgirl tadi berlalu melaksanakan tugasnya. Pada masa yang sama, suami ku turut sama merapatiku dengan wajah dinginnya.
" honey, lebih baik you tak buat perkara yang mendatangkan kemarahan I " ujarnya separuh mengugut, anak matanya melirik aku tajam cuba memanipulasi diriku agar tunduk padanya.
" well, just wait and see , husband " balasanku pantas membuatkan dia merengus tidak puas hati ,
Kini , sudah tiba waktu kemuncak event ini, dan seperti yang aku jangkakan event-event sebegini pasti akan menyelitkan sesi bidaan sebagai selingan .
Aku hanya menunggu reaksi dari Lufasz saat namaku diseru untuk naik ke pentas , wajahnya bertambah dingin dengan rahang diketap bengis, anak mata birunya merenung tepat menembusi wajahku .
" dan , bidaan yang paling ditunggu-tunggu , iaitu bidaan ke atas jewel new hot arrival kami , namun kali ini sedikit berbeza kerana bidaan tertinggi akan berpeluang membawa Designer terkemuka Ellen Harrison untuk date sama ada breakfast , lunch or dinner date , sama-sama kita alu-alukan Ellen Harrison ! "
Dengan stiletto hitam digandingkan dengan dress creamy white , aku berdiri gah di tengah-tengah pentad ini bersama senyuman lebar. Cahaya dari lensa kamera serta suluhan cahaya stage memeriahkan lagi suasana.
Tepukan gemuruh serta desas desus bisikan manusia menjadi manisan halwa telinga.
Dari atas pentas, mataku hanya melirik pada Lufasz yang jelas berwajah dingin, jelas kurang senang dengan tindakan ku , atau lebih tepat ... risau akan siapa yang bakal menjadi pasangan date ku buat satu hari.
Makin geli hatiku bila mana Lucas cuba sedaya-upaya menenangkan Lufasz yang kini sudah hampir hilang kewarasannya, dan tanpa sedar bidaan sudah bermula.
" 50K ! "
" 80K "
" 400K ! "
Semakin masa berlalu, angka bidaan ke atas perhiasan mewah ini semakin tinggi membuatkan aku makin gemuruh, tidak menyangka hal ini berlaku.
Cuba untuk membuang segala anasir low self esteem , lalu kepala ku dongak tinggi sambil melemparkan senyuman manis ,
" 700 K ! " tergamam aku saat salah seorang korporat muda itu membida dengan jumlah besar. Malah, seluruh isi dewan ini juga terdiam saat bidaannya dilaungkan ,
Mataku cuba melirik pemuda itu namun agak terganggu dek keriuhan orang ramai , malah jaraknya yang agak jauh dari pentas ini menyukarkan aku melihat wajahnya,
" 10 Million "
Sekali lagi isi dewan membisu, malah jurucakap yang mengendalikan sesi bidaan ini turut tergamam.
Senyuman kecil aku sembunyikan, kerana aku tahu ... Lufasz pasti akan 'menyelamatkan' aku. Iya, suamiku yang meletakkan bidaan tertinggi sekali gus melayakkan dirinya menjadi pasangan date ku untuk satu hari.
" uhm.. ya , bidaan tertinggi kali ini ... dimenangi oleh suami Ellen Harrison sendiri, Mr Lufasz Harrison. I'm sorry gentleman —— "
Seloroh MC itu ditemani tawa dari seluruh isi dewan ini , tidak terkecuali ada yang mengeluh kecewa.
Kurang sesaat kemudian, Lufasz turut serta disisiku , wajah tegang dan dingin malah matanya langsung tidak melirikku , riak polos dipamerkan buat seluruh pengunjung event ini. Dan aku yakin , I have hit his nerve ! Serve you right Mr Husband .
Kebisuan melanda sepanjang perjalanan kami ke rumah. Hanya sesekali mata dilirikkan padanya yang diam sambil merenung ke luar kereta. Memandangkan Lufasz datang terus dari office , disebabkan itu kami pulang dengan drivernya.
" Dave , stop the car —— " dia bersuara buat pertama kali ,
Drivernya Dave hanya menurut lalu memberhentikan kereta ini di kiri bahu jalan ,
" Kau balik office terus , I'll drive the car " mendatar arahan Lufasz namun cukup meremangkan seluruh tubuhku memandangkan aku buat salah padanya .
Hati merayu supaya Dave tidak menurutinya namun apakan daya , pemandu itu terus keluar dari kereta sejurus mendapatkan arahan dari pihak atasannya.
Sedetik demi sedetik masa berlalu ditemani kebisuan yang mencengkam diri,
Malah , Lufasz juga masih tidak berganjak dari seat belakang ini sedangkan dia sendiri sudah 'menghalau' drivernya .
" did you know what you've done... Ellen ? " soalnya mendatar , menoleh melirikku dalam-dalam ,
" you really make a scene ...honey... and the most important part is... it worth 10 million " sambungnya lagi dengan nada sama namun sedikit melegakan bila mana panggilanku kembali kepada sedia kala, honey .
" well kalau itu yang buat you silent treatment kat I ..then, I ganti jelah 10 Million you tu ... " ujarku sementara tangan mengaut buku cek dari tas ku ,
" honey —— " pergelangan tangan ku dia genggam erat , aku terdongak membalas renungan matanya ,
" its not what I mean —— " keluhan berat dia hela , " you tak tahu perasaan I tadi bila ...my wife... dibida oleh...that... kind of man ...I ... kepala I macam nak pecah je fikir how will I react if one of those guy —— " tambahnya lagi berunsurkan luahan hatinya yang insecure and vulnerable .
" so, you admit yang you sayang I lebih kan —— " ujarku lagi , cuba mengambil kesempatan ke atas dirinya .
Dia mendesis , " you really want my submission hum "
selorohnya berbaur nakal, anak matanya melirikku dengan jelingan manja sekali gus membuatkan bibir ku melengkung . Tersenyum lebar .
" take it out , the one million jewel —— " arahnya sambil menjuih pada kotak hiasan mewah di atas pehaku.
Dengan berbesar hati aku buka kotak itu, menjatuhkan mataku pada choker mewah itu . Akhirnya... menjadi milik aku ! Dan aku tak perlu keluar satu sen pun !
" hold on —— " tambahnya , menghalang aku memakaikan choker itu dileherku.
Jemarinya pantas mengaut halus rambutku , disanggul tinggi , sejurus itu baru dia membantu aku memakai choker itu di leherku ,
Seminit berlalu , jemarinya masih disekeliling bahagian leherku , menghantar satu arus elektrik ke segenap tubuh , memaksa aku menerkam bibir sendiri menahan debaran yang menggila.
Kucupan hangat bibirnya dilabuhkan di sisi leherku, sebelum senyuman bersahaja dilemparkan buatku , bukan dia tidak tahu jantung ini sudah berdegup kencang kerana dia ... dia lebih dari tahu !
" there , you look stuning my wife " pujinya dengan senyuman sinis , " it worth to waste 10 million "
" and you honey , "
" not gonna walk normally tomorrow —— "
" I love you , honey "
Its the beauty that kill the beast
❄❄❄
TBC
Vote comment
By- Eun , 21 Feb,2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top