19


SHE WAS WRONG

CHAPTER

19






▫▫▫












Deretan kedai di bahu jalan menjadi tatapan Ellen . Suasana di dalam teksi sepi membuatkan pemandu turut sama sesekali melirik cermin pandang belakang . Dilihat pasangan yang dikira mungkin sedang dalam perang dingin .

" encik baru balik dari honeymoon ke ? "

Lucca melirik ke sisinya , Ellen hanya membisu . Tiada tanda-tanda mahu menjawab pertanyaan pemandu itu . Terpaksa dia buka mulut .

" lebih kurang macam tu lah . " basi-basi jawapan diberi mengundang jelingan Ellen .

" ouh, ada masalah suami isteri ni biasalah mula-mula ... baru nak kenal satu sama lain kan , ada yang tak kena sikit dengam cita rasa ke apa ke ... kita sebagai suami ni kena pandai pujuk ...mengalah sikit dengan isteri ni ... sayang lah katakan ... " panjang lebar nasihat tanpa caj oleh pemandu itu .

Ellen sudah berubah kelat . Rengusannya sempat didengar oleh Lucca yang sudah tersenyum senget .

" itulah . Tapi kalau wanita zaman sekarang ni asyik nak kena pujuk je ... lelah kita yang lelaki ni kan ? Macam kita ni tak ada kerja pulak kan ? " seloroh Lucca berniat untuk menyakiti hati wanita di sebelahnya .

Pemandu itu sudah senyum kelat . Lagi-lagi bila terasa ketegangan situasi 'pasangan ' di seat belakang . Tawanya kekok sekali gus mematikan topik perbualan itu sebelum menjadi parah  .































" maksud kau ... hal ni ada kaitan dengan Kimberlin ? " soal Lufasz sesekali melirik kembali surat panggilan mahkamah itu . Hela berat dihela berkali-kali sementara tangan mengurut pangkal hidung .

" it might just an assumption , sebab Mr Kimberlin adalah salah seorang customer tetap Mr Tony . I'm afraid maybe ... these are their plan to ruin you . I mean Mr Kimberlin . "

Pen berjenama mewah dipusing 360 darjah . Sekali , dua kali sebelum diletak kasar di permukaan meja kaca itu .

" whatever it is , call lawyer kita . I want this issue to be settle end of this month . " mendatar arahan diberikan bersama hela berat .

PAnya hanya mengangguk faham sebelum pamit .

Lufasz membisu . Mata jatuh pada bingkai gambar dirinya dengan Ellen . Bukan gambar perkahwinan namun gambar yang diambil sewaktu perkahwinan Dhia dan Finn Qaees .

Jarinya mengusap halus potret itu . Bibir melekuk senyuman . Hati berdetak rindu .

" why now ... kenapa bukan dulu ? Kenapa ... sekarang ... bila I tak sanggup lepaskan you —— "

" you sempurnakan I , tanpa you ... I tak akan lengkap Ellen . Not without you ... "
























Cincin di jari manis dipusingkan . Fikiran merawang , hati jua sudah terbang pergi . Cuba meninggalkan realiti pahit ini dengan mengembalikan memori indah di masa silam .


" You serius memang tak nak ubah fikiran ? "

Kepala menggeleng laju. Beria , bersungguh dengan pendiriannya mahu berkahwin dengan lelaki ini . Meski nampak terdesak .

Lufasz mengganguk bersama cebikan , coke disisip perlahan sebelum bibir dibasahkan .

" then , you tak kisah kan kalau I ada ramai perempuan ? Or ... one-night-stand ? My ... so callef habit ? You boleh terima ke hum ? " bersahaja diuji wanita itu .

" even lepas date ni pun I ada nak meet someone . You tak kisah ke ? " melihat reaksi Ellen yang sedikit hambar membuatkan Lufasz koyak senyuman lembut  . Jari kelingkingnya dikaut ke helain rambut Ellen sebelum disauk ke belakang telinga wanita itu .

" babe , listen ... I suka lepak dengan you . Totally jujur . But ... I don't think I will marry you . You are too —— pure ... to good for me . Please find someone else ... the good one . Better than me . "

" you reject I ker ? "

Tangan dijatuhkan . Lufasz mengalah . Ingatkan bicara dan pujukan  tadi bakal merubah perancangan wanita itu namun gagal . Sejujurnya dia tidak mahu mengatakan 'reject ' lagi-lagi buat Ellen . Baginya , wanita seperti Ellen adalah sangat baik ... terlalu tulus untuk disakiti . Entah mengapa dia tidak sampai hati . Mungkin kerana hubungan deengan wanita ini lebih panjang daripada hubunganbya sebelum ini . Ellen yang satu-satunya  bertahan selama ini .

" its ... complicated babe . Sorry , but I memang bukan jenis ada ikatan hubungan . I'm not into a family relationship ... I ... lebih suka bebas tanpa ikatan apa -apa . " luahnya jujur ,

" sebab family you ? "

Gelas coke Lufasz genggam kuat , tidak menoleh pada wanita disisinya . Rahang diketap saat isu keluarganya dibangkitkan .

" you cari tahu pasal family I ." Bukan pertanyaan namun pernyataan . Jelas , lelaki itu tidak suka apabila Ellen menyelidik latar belakang keluarganya .

" berapa banyak you tahu hum " mendatar namun terbias ketegangan dalam nada suara Lufasz .

" everythings "

Sejurus itu , Lufasz bangkit dari duduknya . Kaki sudah dipasakkan ke lantai bersedia untuk meredah lautan manudia yang terkinja-kinja berdansa namun sempat dihalang Ellen .

" I tak nak cederakan you Ellen so please , let go " lengan cuba dilepaskan dari pautan Ellen . Sedaya upaya cara lembut digunakan memandangkan akal warasnya masih menghormati diri wanita itu .

" no . Dengar I dulu Lufasz  . I bukan sengaja nak cari tahu hal you . No . Waktu tu I just nak tahu pasal your life ... pekerjaan or your achievement —— "

" and you tahu dah kan ? So , I rasa cukup dah . I wanna end this relationship . "

Tangan yang memaut lengan direngkuh kasar sebelum tanpa sengaja tertolak tubuh wanita itu .

Dia sedar Ellen terjatuh di lantai lagi -lagi bila mana suara -suara sumbang turut sama riuh , bersiul senang dan tidak lupa mentertawakan wanita itu .
Sudahlah Ellen hanya membisu , langsung tidak bangun dari lantai . Hanya tertunduk merenung lantai . Bersimpuh di lantai yang berdebu dan kotor .

Siulan nakal menjadi -jadi apabila tanpa sengaja dress wanita itu tersingkap ke atas . Mengundang lirikan dan jelingan mata keranjang .


Lufasz mengeluh berat , kaki kembali mendekati Ellen lantas lengan wanita itu disauk . Cuba membantu wanita itu berdiri .

Namun lain yang berlaku apabila dengan tidak semena-mena bibirnya diragut oleh wanita itu . Malah , tidak mampu menolak apabila wanita itu dengan sengaja menekan belakang lehernya .

Anak mata birunya merenung tepat ke wajah Ellen yang memejam rapat matanya . Sudah pasti wanita itu malu .

Lantas , Lufasz melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu . Meski sedar tindakan ini akan membuatkan wanita itu lebih tegas mempertahankan matlamatnya .

" I want to be with you ..forever . And I tak akan tinggalkan you . I terima segalanya ... your past or flaws . Everythings ... I accept who you are and I will not complaint . I want to be the reason of your smile ... your happiness ... I wanna be your shoulder and pat your head even warm you with a hug when you sad .. I want to be the reason for you ... to live ... So , please ... ask me to marry you "

Kaku . Pegun . Itu yang dirasakan oleh lelaki yang 'dilamar' wanita . Kagum dengan keberanian wanita itu pada masa sama gentar dengan segalanya .

" or I patut kiss you lagi sekali ? " selamba pertanyaan itu meluncur laju dari bibir Ellen .

" are you trying to seduce me babe ? " manja Lufasz menyoal bersama senyuman manis .

" are they work for you ? "

Ibu jari diusap perlahan di tepi bibir Ellen , mata birunya lama menikam bibir munggil itu , sebelum naik bertaut pada sepasang mata hazel itu .

" I think its work " ujarnya lalu melabuhkan bibir ke bibir waaita itu . Bibir melekuk senyuman dalam ciuman .










May faith on our side ... babe









Tbc vote comment
♥♥






















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top