18
SHE WAS WRONG
CHAPTER
18
▫▫▫
Mata dilirik sayu ke arah Lufasz . Lelaki itu hanya membisu , menumpukan segala tumpuan pada ipad kerjanya . silent mode . Bukan tidak mahu menghampir , namun dia tidak mahu menambah beban di dada lelaki itu . Cukuplah dengan sikap dan sindiran sinis oleh keluarga buat Lufasz ... cukup . Lelaki ini sudah cukup terluka .
Hela berat dilepas , ingatan semalam kembali menjengah apabila pengawal peribadi aka Lucca berbual , andai itu boleh dikategorikan dalam sesi bualan .
" kau patut stop treat your husband like that , kalau betul kau utamakan dia — "
Gelas kaca diletak kasar di kaunter island itu , dipusing tubuh bertentang mata dengan lelaki itu .
" jangan menyibuk hal I , kehadiran you sendiri dah jadi onar dalam hidup I and Lufasz . So , mind your own business ! "
" terserah kau . Tapi aku bercakap dari aspek seorang lelaki . Tak salag kalau kau nak menangkan dia depan keluarga kau , tapi ... semakin kau biar dia bergantung pada kau ... makin kau buat dia tampak lemah depan keluarga kau . You're the one that should be protected not him . Even depan family kau . Kalau dia berdiam , then itu adalah cara dia , his defence card . Bukan que kau untuk bercakap bagi pihak dia . But to respect his method . That's the difference between men and women . "
Anak mata kembali naik menemui Lufasz . Kali ini diberanikan diri melangkah ke arahnya . Saat kaki benar-benar dihadapan meja kecil yang menjadi ruang kerja sementara Lufasz , lambat-lambat lelaki itu mendongak .
Mata saling bertaut buat sesaat sebelum Lufasz kembali menunduk . Jari lincah menscroll skrin ipadnya .
" Lufasz I —— "
" no Ellen . " sepantas kilat dicelah Lufasz sebelum menyambung lagi , " not now "
Hati terdetak pedih . Lantas , Ellen melabuhkan duduk di kerusi bertentangan sang suami .
" I'm sorry " lemah pertuturan Ellen , tidak langsung mencuri perhatian Lufasz . Bersahaja lelaki itu meneruskan kerjanya .
Hati mulai memberontak ingin mengumpan perhatian Lufasz meski jiwa wanitanya merintih hiba .
Ipad ditangan Lufasz direntap , terus menerima jelingan tajam sang suami .
" Lufasz dengar , I nak bercakap dengan you . We need to discuss and you need to tell m —— "
Pap !
Terdiam saat tapak tangan lelaki itu menepuk kuat permukaan meja yang dipenuhi kertas kerja . Helaian kertas dibawah telapak tangannya digumpal tanpa sedar . Jelas terlihat oleh Ellen .
" enough ! Can you stop ?! Huh? You tak tahu I tengah kejar dateline untuk proposal tu dengan docement lain yang urgent perlu I approve ! And now, you sibuk dengan your shit discussion —— tak cukup lagi your family buat hal and now you pulak ? " dihambur segala rasa yang terpendam .
" and for your info , project kerjasama dengan LA health industries have totally ruin . Sebab apa ? Sebab family you ... this perjumpaan .. Buat company I rugi 100 billion dollar ! Your father really try to ruin me —— "
Lengan Lufasz cuba dipaut , tidak berjaya . Percubaan kedua barulah berhasil dipaut lengan sasa itu .
" Lufasz , I minta maaf ... I tak tahu pun —— I akan try cakap dengan papa ... untuk tolong you dapatkan balik projec —— "
Tangan Ellen ditepis kasar , Lufasz sudah menjauhi isterinya . Tubuh dipalingkan , bersama naik turun nafas yang tidak sekata . Diselubungi amarah yang bercampur kesal .
" I'm not sorry to say this . Are you intend to ruin my last pride ? " selaran Lufasz membuatkan Ellen terpempam. Masing-masing lemas dalam emosi .
" I tak maksudkan pun Lufasz . Please ... I cuma nak tolong you ... tolong faham niat I ? " rintihnya .
" itu masalah you Ellen . " mata biru itu merenung tepat ke wajahnya . Jelas , rahang lelaki itu diketap kuat . Jaluran urat kelihatan dilerernya .
" masalah you adalah .. menambahkan lagi masalah I . Bila you masuk campur hal I ... everythings ... ruin . Every damn things so please ! Jangan masuk campur dalam hidup I ! "
Bila hati merintih sakit , bila jiwa sang wanita runtuh menyembah bumi ... segalanya ibarat ... hidup tanpa nyawa .
Kaki terundur selangkah ke belakang . Automatik .
Tangan dikepal disisi kaki . Pandangan lantas ditundukkan ke lantai bersama rentapan maha dasyat di dada . Disimpan , kerana tidak mampu diluah meski sakitnya tidak terperi .
Raut wajah Lufasz ditatap seketika , lelaki itu masih tidak melirik walau sesaat padanya . Hanya membuang pandang ke arah balkoni .
Ego menjadi tembok pembahagi antara dua laluan mereka .
Ellen angguk . Lemah namun cukup buat menampakkan kekuatan jiwanya depan lelaki itu . Cukup untuk memalsukan segala rasa di dada . Mungkin .
Tanpa suara hanya derapan langkah menemani mereka , Ellen melangkah keluar dari bilik itu . Daun pintu ditutup rapat .
Hela berat Lufasz hela , melirik pada duan pintu itu dengan segall rasa yang bercampur . Sakit Ellen, sakit juga yang dia rasa . Tumit tangan ditahan pada bucu meja, mengimbangi tubuh yang hampir rebah.
" what ? Ma cakap apa tadi ? "
Ibunya menghela nafas berat , bahu Ellen diusap halus
" Lufasz dah naik flight malam ni ... tapi jangan risau ... mama ada book tiket untuk kamu ... betul-betul pagi esok —— "
Ellen memejam kelopak matanya rapat , bibir dipaut lemah .
" its not really abnormal right ? Lelaki itu memang pernah tinggalkan kau pun in the past . Tak mustahil, he repeat the sama things again and again " sampuk Elise yang elok melabuhkan duduk di sofa itu . Majalah diribaan dibelek bosan ,
" jangan dengar apa yang Lise cakap . Maybe Lufasz ada kerja . Urgent . Sebab tu dia balik dulu . Its okay ... nothing serious okey ? "
Ellen hanya mengganguk lemah , mengiakan sahaja meski hati sudah memberontak !
KAki mulai diusung ke arah tangga , baru dijejak kaki di anak tangga pertama arahan dari Kimberlin Hans bergema di seluruh ruang rumah . Kepala pantas didongak pada susuk papanya yang berdiri megah ditingkat dua .
" Lucca akan ikut kau . Kalau betul kau dah ditinggalkan lelaki tu —— Lucca tahu apa nak buat . "
" Hans ! " rintihan ibunya cuba melawan sang suami namun pantas diselar lelaki berkuasa itu .
" bukan setakat million dollar project ... malah hidup dia pun Kimberlin boleh hancur tanpa tinggal debu ! "
" Ingat Ellen , dalam tubuh kau mengalir darah Kimberlin . Bukan darah seorang peminta simpati apalagi manusia lemah ! Jangan memalukan keluarga Kimberlin hanya kerana cinta buta kau pada lelaki itu ! "
Penumbuk dikepal kuat , sebelum kaki kembali diusung memanjat anak tangga . Jelas terasa renungan tajam menikam dirinya . Bilik dituju .
Ellen labuhkan duduk di birai katil , meliarkan anak matanya ke seluruh bilik yang kosong itu . Sekosong hatinya .
Sehinggalah , matanya jatuh pada cermin solek. Tertampal note buatnya .
I'm sorry but I need to leave without u . I'll wait for u at home .
~ lufasz
File itu dilirik sekilas sebelum menikam wajah wanita dihadapannya . Sebal kerana sikap wanita itu yang tidak faham bahasa !
" I dah cakap , jelas . I tak nak ada kena mengena dengan you kan ? So , why you are here , in my office ? "
Kesya mencebik , lantas file itu ditolak dengan jari ke arah Lufasz . Senyuman tersimpul .
" apa kata you baca isi dokumen dalam file ni dulu , then you dah tak perlu soal tentang kehadiran I kat sini "
Lufasz mengeluh, tienya dilonggarkan . Panas hati .
Punat interkom ditekan kasar , mengarahkan PAnya menghantar pengawal ke biliknya .
Kesya koyak senyum senget meski tidak percaya dengan sikap brutal lelaki itu . Kagum dan terasa tercabar .
" okey I keluar . I keluar eh ? " seloroh wanita itu sengaja sebelum keluar dari ruangan pejabat Lufasz .
Anak mata biru itu pantas jatuh pada file dihadapannya . Mata dikecilkan , meraih hujung fail itu . Keluhan tidak lepas-lepas dari mulutnya .
Baru hendak menyelak helain pertama fail itu , salah seorang pekerjanya merempuh masuk .
" boss , kita ada masalah ! "
" chemical ind. failkan saman kepada syarikat kita "
Tbc
Vote comment
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top