Prologue
Dunia menjadi gila dalam periode yang sangat singkat. Muncul virus aneh yang menyebabkan para mayat bangkit dan mulai memakan mereka yang hidup. Dua hari yang lalu, Rick Grimes terbangun dari koma dan mendapati dunia di sekelilingnya sudah kacau balau. Istri dan putranya-- bahkan semua orang menghilang.
Setelah perjalanan yang cukup panjang, pagi ini sang Deputi Sheriff itu tiba di Atlanta dan terkepung oleh sekawanan walkers. Beruntungnya, Glenn yang saat itu melihatnya dari rooftop sebuah bangunan Department Store, mengajaknya bicara melalui walkie-talkie milik mayat seorang tentara yang berada di dalam Tank tempat dirinya bersembunyi.
Ternyata kedatangan Rick tidak sia-sia. Di dalam bangunan, pria itu bertemu dengan Andrea, seorang wanita yang sekiranya usianya sepantaran dengannya, lalu ada Jacqui, seorang wanita yang sedikit lebih tua, Morales, seorang pria gemuk, ayah dari sebuah keluarga, T-Dog atau Theodore, seorang atlet futbol, dan Merle Dixon, tanpa keterangan kecuali seorang pria tua pengecut kasar yang sok jagoan.
Awalnya terjadi perdebatan hebat antara Merle dengan T-Dog yang membuat Rick secara terpaksa harus memborgol pria tua itu di rooftop. Setelahnya, mereka merencanakan taktik untuk keluar dari bangunan itu dan pulang ke Camp, atau tepatnya markas tempat mereka dan kru lainnya berlindung.
Setelah berhasil, Rick membawa truk untuk menjemput teman-teman yang lain. Selama menjalankan pekerjaannya, Rick menitipkan kunci borgol Merle pada T-Dog, namun karena kecerobohannya, pria itu menjatuhkan kuncinya dan membuat Merle terjebak di rooftop dan tertinggal oleh teman-temannya.
Dan begitu saja semuanya terjadi hari ini. Sekarang, mereka sedang menuju ke Camp. Glenn yang memimpin dengan mobil sport curiannya secara mendadak berhenti di tengah jalan. Itu membuat Rick dan kru lainnya yang berada di dalam truk di belakang mobil pemuda itu, bertanya-tanya.
"Sial! Rick! Kawan-kawan! Kemarilah!" Glenn terpekik, ketakutan.
Semua orang yang berada di dalam truk langsung menghambur keluar dengan siaga. Seperti yang Glenn duga, mereka memberi respons yang serupa dengan dirinya; panik, ketakutan, serta cemas.
Seorang perempuan berlumuran darah terkapar di hadapan mereka, masih bernapas, setengah sadar. Dia sedang berusaha mengucapkan sesuatu, tetapi tiada seorangpun yang dapat mendengarkan ucapannya.
"Apa yang harus kita lakukan kepadanya? Aku nggak menabraknya, sumpah." Glenn mengadah memandang Rick yang sedang menatap lurus ke arah perempuan itu dengan tatapan yang aneh.
"Tinggalkan saja, toh dia tak lama lagi akan mati." Morales mengedikkan bahunya, tapi wajahnya tak bisa berbohong. "Tapi, itu berarti sama saja dengan kita membunuhnya, kan?"
"Bagaimana kalau dia sudah tergigit?"
"Lebih baik kita membawanya. Kalau dia--" Andrea memicingkan matanya pada sosok itu. "Tunggu. Sepertinya aku familiar dengan wajah ini."
"Aku juga merasa demikian." Rick mengangguk.
"Ada apa? Apa dia seseorang yang terkenal atau semacamnya?"
"Sepertinya dia bintang film porno?" T-Dog menimbrung, membuat Jacqui tersedak dan meninju punggungnya.
"Tutup mulutmu."
"Bercanda."
"Jadi? Kita apakan dia?" Tanya Glenn, cemas.
Rick menghela napas. "Kita harus membawanya dan segera memberinya pertolongan."
Yang lainnya setuju dengan Rick, langsung menggotong tubuh perempuan itu ke mobil Glenn. Sedangkan di belakang mereka, Andrea berdiri dengan hening sendirian, masih berusaha untuk mengingat-ingat.
⚰️⚰️⚰️
Carol dan Jacqui sedang mengobati perempuan itu di dalam RV milik Dale. Tidak tergigit, tidak ada patah tulang, namun lukanya cukup serius. Sedangkan di luar, terjadi perdebatan sengit antara Rick dan Daryl, adik dari Merle, pria tua kasar yang dibicarakan tadi. Umurnya sekitar empat puluhan, seorang pemburu, agak kasar, tapi dia pria yang baik dan masih tahu sopan santun.
Rick dan T-Dog akhirnya sepakat untuk menjemput Merle di keesokan hari karena saat ini langit di atas mereka sudah mulai gelap, dan, yah, tentu saja semua orang lelah. Ditambah mereka baru saja melalui hari yang sulit.
"Aku akan langsung membunuhmu kalau sesuatu yang buruk sampai menimpa kakakku di atas sana." Ancam Daryl, menempelkan mata pisaunya ke leher T-Dog sebelum berbalik menuju tempat di mana dirinya biasa menyendiri.
Semua kembali seperti normal malam itu. Oh. Kabar bagusnya, Rick kembali bertemu dengan istri dan putranya, Lori dan Carl. Namun tentu saja itu sebuah bencana untuk Shane, sahabat Rick yang selama ini berbohong pada Lori kalau suaminya telah meninggal.
"Semuanya," Ucap Jacqui seraya membuka pintu RV, membuat semua orang yang sedang berkumpul di luar menoleh kepadanya. "Dia sudah siuman."
⚰️⚰️⚰️
"Jadi, siapa namamu?" Shane tanpa basa-basi bertanya, menodongkan pistol ke kening wanita itu.
"Lepaskan saja aku, dan berikan aku sesuatu untuk bertahan hidup. Aku tidak akan mengganggu kalian." Dia berteriak, membuat yang lainnya terkesiap.
"Siapa namamu?" Kali ini Andrea yang mendesaknya. Kedua tangan wanita itu mencengkeram pundaknya dengan kasar.
"Kenapa--"
"Siapa namamu?!" Bentak Andrea, memelotot.
Wanita itu terkulai ke sandaran kursinya, kepalanya terangkat menghadap langit hitam di atasnya. "Terus apa? Kau akan membunuhku?"
"Beri tahu saja siapa namamu, ya ampun." Selak T-Dog, frustasi.
"Maia Earline."
Sebagian orang terpekik, seakan tak menyangka hal yang baru saja mereka dengar. Sekali lagi, wanita bernama Maia itu tertawa.
"Sudah kubilang, kan?"
"Ada apa?" Glenn terheran, menepuk pundak Rick.
"Maia Earline.." Dale berlutut di hadapannya, wajahnya menampakkan seraut suram. "Yang itu?"
"Benar, bung. Yang itu." Jawabnya, tersenyum.
"Oh.."
Shit!
⚰️⚰️⚰️
Perdebatan lagi-lagi terpecah. Beberapa orang seperti Dale, Jacqui, dan Carol setuju menerimanya sebagai bagian dari mereka, dan sebagian lainnya-- sebagian besar-- menolak keras karena latar belakangnya yang bisa saja jadi bencana besar bagi mereka.
"Itu sudah dua puluh dua tahun yang lalu. Dia hanya anak-anak saat itu, dan tentu saja dia punya alasan!" Carol menegaskan, telunjuknya menuding ke arah RV, tempat mereka mengurung Maia.
"Bagaimana kalau dia belum berubah?" Tanya T-Dog.
"Pada dasarnya, tetap saja dia seorang psikopat. Orang waras mana yang sanggup membunuh ayahnya sendiri?" Kata Andrea.
"Kita bahkan belum dengar penjelasan secara langsung darinya!" Jacqui membantah pernyataan Andrea.
"Kawan-kawan.." Glenn menunjuk ke arah pintu RV yang terbuka.
"Dia melarikan diri!" Ujar Daryl, bergerak mengejarnya ke arah jalanan. "Aku akan mengejarnya, tenanglah!"
Di depan Daryl, Maia berlari cukup kencang. Nyaris mustahil rasanya untuk Daryl bisa mengejar wanita itu. Tapi saat Maia menoleh ke belakang dan melihat pengejarnya bersimpuh lelah, dia berbalik.
Sambil berjalan mendekat, Maia mengeluarkan sebuah pistol curian dari sakunya, itu milik Dale. Tersentak, merasa terancam, Daryl mengangkat kedua tangannya seakan dirinya telah terkalahkan.
"Hey, hey, kalem saja dan ayo kita bicarakan ini secara--"
"Aku hanya ingin mengembalikan ini." Sahut Maia, suaranya terdengar dingin. "Puas? Sekarang jangan ganggu aku lagi dan hiduplah dengan baik. Terima kasih sudah menolongku, oming-omong."
Daryl merasakan pukulan rasa bersalah, kembali bangkit dan mengikuti langkahnya. "Bukan itu tujuanku mengejarmu, nona."
"Lalu? Apa yang kau mau, huh?"
"Aku ingin dengar," Kata-katanya berhasil membuat Maia menghentikan langkahnya. "Tentang pembunuhan itu. Aku ingin dengar semuanya."
"Kenapa?"
"Karena kita sama." Daryl tersenyum, mendekatinya dan meraih pergelangan tangannya. "Kumohon."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top