PAST
WEDNESDAY
JANUARY 11, 2017
"Mom, aku berangkat!" aku berteriak setelah mengambil salah satu roti bakar yang ada di atas piring kemudian mencium pipi Mom yang masih sibuk melapisi selai kacang pada roti bakar milik Star.
"Hey! Apa kau tidak mau bersamaku? Aku akan pergi dengan Dave!" Star berteriak ketika aku mengikat tali sepatuku. Ia keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah lengkap, namun rambut yang begitu acak-acakan. Ia tidak terlihat lelah sama sekali meski kemarin malam dia tidak kembali ke rumah, justru sebaliknya, ia terlihat begitu bercahaya.
"Aku akan berjalan sendiri!" jawabku kemudian bangkit berdiri dan segera keluar dari rumah.
Butuh waktu sekitar lima belas menit bagiku untuk berjalan dari rumah menuju sekolah. Aku seharusnya bisa menggunakan fasilitas bus sekolah seperti Star biasanya, tapi bus sekolah bagiku adalah ide paling buruk. Bayangan berada di sebuah tempat cukup sempit bersama orang-orang yang hampir sama sekali tak kukenal berhasil membuat ketakutan mengalir dalam diriku.
Oleh karena itulah, aku memutuskan untuk berjalan. Dad tidak bisa mengantarku mengingat dia juga memiliki pekerjaan di malam hari, dia memiliki sekitar lima jam sebelum akhirnya ia harus pergi ke pekerjaannya lagi. Mom tak pandai menyetir, Mom hanya pandai dalam membaca artikel online kemudian menelan bulat semuanya tanpa saringan. Stormy tidak lagi bisa disentuh, akhir-akhir ini semenjak ia berada di tahun terakhir kuliah, dia menjadi sangat sibuk dan sedikit sensitif. Hal-hal terkecil pun berhasil membuatnya marah. Ia juga terlihat sangat stress, kantung matanya semakin mengkhawatirkan tiap harinya. Mungkin itu adalah salah satu alasan kenapa Stormy acap kali pergi ke pesta sendiri selama liburan, ia sedang mencari cara untuk pergi dari segala hal yang membebaninya.
Bagi orang lain berjalan mungkin terdengar begitu melelahkan dan tidak mengenakan. Aku sendiri tidak mempermasalahkan fakta bahwa aku menggunakan kakiku sendiri untuk menuju ke sekolah kemudian pulang ke rumah. Aku juga selalu menganggapnya sebagai caraku berolahraga, aku tak suka pelajaran PE, tak suka juga melakukan workout, sehingga jalan kaki ini menjadi satu-satunya workout yang aku lakukan.
Di tengah perjalan, sebuah mobil membunyikan klakson mereka dengan begitu keras. Aku tak mempedulikannya, hal ini cukup sering terjadi, dan sesungguhnya itu adalah hal paling menyebalkan di dunia. Maksudku, apa mereka tak sadar bahwa mereka tengah membuat polusi suara?
Suara klakson itu kembali terdengar diikuti dengan suara yang begitu mirip dengan milik Star. Aku menoleh, mendapati sebuah mobil berwarna silver yang terlihat masih baru. Dari kaca yang diturunkan, aku bisa melihat sosok Star di bagian kursi penumpang dan Dave di balik kemudi.
"Masuklah!" seru Star.
Aku masih diam di tempatku, tidak yakin bahwa aku diperbolehkan masuk. Bagaimanapun juga, ini adalah mobil Dave, bukan Star.
"Masuklah, Sunny!" kali ini Dave yang berkata.
Aku mengangguk, membuka pintu kemudian duduk di kursi bagian belakang. Setelah menutup kembali pintu, aku tersadar bahwa Kai juga sudah ada di dalam. Ia mengirimkanku sebuah senyuman kecilnya.
Di sepanjang perjalanan, aku hanya terdiam. Star dan Dave tenggelam dalam pembicaraan mereka sendiri, Kai sibuk dengan ponselnya.
Diam-diam aku memandangi Dave kemudian pandanganku teralih pada Kai.
Mereka sangat berbeda. Tak mungkin seseorang akan melihat keduanya dan berpikir bahwa mereka adalah kakak beradih. Orang-orang mungkin berpikir bahwa mereka hanyalah sekadar sepasang sahabat.
Aku selalu berpikir bahwa diriku berbeda dengan keanehan-keanehan yang ada di dalam kepalaku. Aku juga selalu berpikir bahwa Star sedikit berbeda--sedikit karena perbedaannya (yakni bagian gelap dalam dirinya) bukanlah sesuatu yang mampu kau lihat dengan mata telanjang, dan bahkan melihat dirinya setiap hari tak serta merta membuatmu tahu ada sesuatu yang begitu gelap.
Tapi, aku berpikir, bagaimana dengan Kai? Dia pasti selalu bangun dan menemukan bahwa dirinya berbeda. Sangat berbeda. Perbedaannya begitu mencolok hingga kau bisa melihatnya meski kau hanya memandanginya selama beberapa sekon.
Bagaimana rasanya menjadi Kai? Tapi, dia terlihat begitu baik-baik saja. Ia berhasil menjadi pusat perhatian banyak orang, dan berkumpul bersama orang-orang yang cukup popular. Tak pernah sekalipun ia terlihat sendiri. Aku bertanya, bagaimana ia bisa melakukan semua itu?
[-][-][-]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top