PAST

SATURDAY
DECEMBER 31, 2016

Hal pertama yang kupikirkan ketika kakiku menginjak kediaman keluarga Knight adalah; woah, mereka begitu kaya.

Rumah mereka memiliki dua lantai. Ketika memasuki rumah, hal pertama yang menyambut adalah sebuah kolam renang serta bunga dan pohon yang berjejeran. Halamannya luas, cukup untuk menampung banyak orang ketika mengadakan pesta, mungkin itulah mengapa keluarga Knight mengadakan pesta malam tahun baru dan mengajak kami.

Mungkin kekayaan keluarga Dave adalah salah satu alasan mengapa Mom merestui hubungan Star. Atau mungkin, semua itu terjadi karena Dave adalah laki-laki baik yang mau menerima sisi gelap Star.

Terlepas dari kekayaan keluarga Knight, dan fakta bahwa mereka mengundang cukup banyak orang di pesta mereka, aku hanya duduk terdiam di ruang tamu sejak beberapa menit terakhir. Star sudah pergi bersama Dave untuk bertemu dengan keluarga laki-laki itu. Mom dan Dad tidak ada di sini, mereka harus menghadiri pesta milik atasan Dad, dan berkata bahwa mereka akan ke mari sekitar pukul sebelas malam. Stormy juga tidak di sini, ia lebih memilih untuk pergi ke pesta yang dibuat oleh teman semasa SMA-nya.

Ruang tamu mereka hanya dipenuhi dengan sebuah sofa berwarna putih, meja penuh camilan, buah dan air putih dalam kemasan. Tak ada seorang pun di ruangan ini selain aku, mereka semua sedang bersenang-senang di halaman, di mana Derek--ayah Dave--sedang memanggang daging bersama beberapa orang lain.

"Hey, Sunny, bukan?"

Aku mendongakkan kepalaku dari ponsel yang sedang kumainkan. Grace sudah berdiri di hadapanku dengan senyum kecilnya, ia kemudian duduk di sampingku.

"Ya," jawabku setelah beberapa detik.

Grace adalah wanita cantik. Ia memiliki mata berwarna hijau yang mengingatkanku pada mata Dave, ia juga memiliki rambut pirang. Bibirnya begitu merah akibat lipstik yang ia kenakan.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku mengedikkan kedua bahuku. Aku tidak mengenal siapapun di sini. Dave dan Star sudah menghilang entah ke mana. Kai sedang sibuk bercengkrama dengan teman-temannya (meskipun dia sendirian, aku juga tidak akan mengajaknya berbicara, aku hampir tak mengenalnya)

"Hey, bagaimana jika kau membantuku menyiapkan kukis?" Grace bertanya sembari bangkit berdiri dengan senyumnya yang begitu lebar.

Tidak ingin menolak, pada akhirnya aku hanya mengangguk, membiarkan Grace menyeretku menuju ke arah dapurnya yang mana jauh lebih lengkap dibanding dapur di rumahku. Aku membantunya menyiapkan kukis  yang sudah selesai dipanggang. Sembari menaruh satu per satu kukis di atas piring dan toples, Grace memberitahuku bagaimana cara membuat kukis dengan baik. Mom tidak pintar dalam hal membuat kue, dia sering berpikir bahwa membuat kue hanya akan menghabiskan waktu dan uang.

Waktu dan uang adalah dua hal yang begitu mahal untuk keluarga pas-pasan seperti kami.

"Apa kau mau membantuku untuk membuatnya suatu saat nanti?"

Aku mengangguk dengan cepat. "Yeah yeah! Aku akan dengan senang hati membantumu untuk membuatnya!"

Grace, meski statusnya sebagai seorang ibu, bisa menjadi teman yang menyenangkan.

[-][-][-]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top