Part 1
Dua orang pastor sedang berdoa sebelum memulai pertempuran dengan roh jahat yang merasuki tubuh seorang gadis. Gadis yang tengah duduk dengan kaki dan tangan yang diikat dengan Stola itu terus mengeluarkan bebicara tidak jelas dengan kecepatan yang tidak normal. Kedua mata merahnya menatap kedua pastor yang sudah selesai berdoa dengan senyum menyeringai.
"Kalian menyiksa gadis ini!" seru gadis yang dirasuki itu dengan suara pria.
"Bukan kami, tapi kau hamba yang berdosa!" balas salah satu Pastor yang berumur awal 40 tahun.
"Pastor tolong saya." Mendadak gadis itu berubah menjadi dirinya memohon pada Pastor dengan raut wajah memelas.
Gadis itu kembali berteriak kesakitan ketika Pastor mengarahkan aspergilum mengeluarkan percikan air suci yang mengenai tubuhnya.
Sosok jahat dalam diri gadis itu berkata, "Manusia dari kerajaanku kenapa kau melawan rajamu?!"
"Kau bukan rajaku! Aku diciptakan menurut gambar dan rupa Allah!"
Roh jahat yang merasuki gadis itu tertawa sangat keras sambil menatap langit-langit ruangan dengan matanya yang semakin merah.
"Selamatkan jiwa yang diciptakan dalam citra-Mu dari semua kejahatan dan ancaman. Bapa lindungi anak-Mu dari semua kejahatan. Kau adalah cabang yang tidak hidup pada pokok anggur. Katakan padaku sekarang! Siapa namamu?!"
Gadis itu meraung. Menatap tajam kedua pastor dengan urat-urat berwarna biru yang sudah menghiasi seluruh tubuhnya.
"Aku bertanya sekali lagi, siapa namamu?!" teriak Pastor tertua itu.
Pastor muda yang bergabung dalam ritual itu terus mengucapkan Litani Santo Mikael dengan penuh keberanian dan berusaha keras agar tidak terkecoh oleh segala ucapan roh jahat yang ingin mengalihkan pikirannya.
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, dengarkanlah kami
Kristus, kabulkanlah doa kami
Allah Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah Putera, Penebus Dunia, kasihanilah kami
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami
Allah Tritunggal Maha Kudus, Tuhan Yang Maha Esa,
kasihanilah kami
Santa Maria, Ratu Para Malaikat, doakanlah kami
St. Mikael, Malaikat Agung, doakanlah kami....
"Aku tahu kau pasti takut." Roh jahat itu mencoba menggoda Pastor muda karena mengetahui dia Pastor muda yang baru saja bergabung dalam ritual eksorsisme.
Sejenak Pastor muda diam dan ingin menatap roh jahat itu. Namun Pastor tertua mengatakan untuk tetap fokus dan jangan mendengar segala ucapannya.
Pastor muda itu menurut dan kembali mengucapkan Litani Santo Mikael dengan penuh keyakinan kalau mereka akan berhasil mengalahkan kuasa jahat dalam diri gadis lemah di hadapannya itu.
"Woi!"
"Aaaaa...!!" Handphone yang dipegang gadis itu terjatuh di atas meja karena kelakuan temannya yang membuat terkejut.
"Nggak lucu, Nan!! Aku lagi nonton drama hantu!!"
"Hantu bisa drama juga, Cel?" tanya Nanda yang suka terlihat bodoh. Gadis yang sedang menonton drama horor bertema eksorsisme itu adalah Celine Amanda, mahasiswi manajemen semester akhir disalah satu universitas swasta ternama di Kota Medan.
Celine itu kembali menarik kursi untuk kembali duduk. "Mau ikut nonton nggak? Kalau nggak mau, jangan ganggu dulu, Nan. Beneran lagi seru."
Nanda, teman dekatnya mengambil tempat duduk di samping Celine. "Kau takut sama hantu, tapi nontonnya horor, gimana, sih?!"
"Suka nggak papa kan?!" Celine kembali mengambil ponsel yang berada di atas meja.
Nanda mengambil duduk di samping Celine. "Nggak masuk diakal aku, aja."
"Ya, udah jangan masukin diakal mu," ucap Celine asal membuat Nanda tertawa kecil.
Gadis berumur awalan dua puluh itu memasang wajah datar menatap Nanda. "Makan dulu sebelum masuk kelas." Setelah itu Celine kembali memutar tontonannya yang tertunda.
Nanda kembali bangkit dari kursi menuruti perkataan Celine untuk membeli makanan dulu sebelum waktu perkuliahaan tiba.
Kantin yang sekarang cukup ramai membuat Nanda bersyukur ada Celine yang sangat suka menjadi penghuni pertama kantin sambil menunggu kelas dimulai.
Celine melirik ke sisi kanan tempat Nanda sebelumnya duduk. Kedua alis Celine saling bertautan melihat seorang pria menatap Celine dengan senyuman lebar.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Celine pada Dota, teman dekatnya sejak awal kuliah yang enam bulan terakhir bertambah status menjadi kekasihnya.
"Nggak boleh?"
Celine mem-pause tontonannya, lalu merubah posisi sedikit menyerong ke arah Dota. "Bukan gitu, Dota. Bukannya kamu ada kelas sekarang?"
"Udah selesai. Dosennya ada urusan jadi dikasih tugas, aja."
"Enak banget. Semoga dosen ku juga begitu."
Dota memukul pelan lengan Celine. "Pasti ngantuk kan? Aku udah bilang tidurnya jangan lama. Nonton drama terus."
Celine tersenyum menampakkan gigi putihnya. "Seru banget sayang."
"Ingat istirahat, Celine!"
"Sok perhatian hahaha..."
"Susah banget dibilangin!" kesal Dota yang melihat Nanda berjalan menuju mereka dengan membawa makanan dan minuman di tangan nya.
"Beli makanan nggak ngomong sama ku," keluh Dota pada Nanda.
"Aku mana tahu kau datang." Nanda duduk di depan Dota.
"Gimana liburan kita?" tanya Nanda sebelum menyeruput mie kuah di hadapannya.
"Gunung Sibayak kan? Tujuannya udah aman," sahut Dota.
"Buat grup lah. Udah bisa dibicarakan soalnya besok udah UAS."
"Aku yang buat," ucap Celine bersemangat.
Celine membuat grup dengan nama 'Manusia berdosa' mengundang satu-persatu teman yang berada di kelas berbeda dengannya. Mendadak ponsel Celine, Dota dan Nanda penuh dengan notifikasi dari grup yang baru dibuat beberapa menit lalu.
(Markus: Grup apaan ini?)
(Leo: 2)
(Dicky: 3)
(Yosi: 4)
(Yoel: 5)
(Celine: Grup buat bahas liburan kita.)
(Yosi: Kita bicarain di tongkrongan, aja. Biar lebih jelas.)
(Celine: Yoi. Ini biar komunikasinya lancar, aja, kok.)
Jawaban Celine adalah akhir dari percakapan di grup itu. Mood-nya tiba-tiba hancur karena respon teman-teman dalam grup jauh dari ekspetasinya.
"Aku mau ke kelas duluan," ucapnya berdiri.
"Tungguin aku, Cel."
"Cepat, Nan."
"Gila! Baru juga makan," keluh Nanda.
"Aku juga baru datang," sambung Dota menatap kekasihnya.
Pasrah. Celine kembali duduk di bangku nya, meletakkan kepala di atas meja.
"Udah nonton, lagi. Ayo nonton, lagi." Dota yang menyadari kekesalan Celine berusaha mengembalikan mood-nya.
"Nggak, ah! Aku nunggu kalian, aja," jawab Celine. "Kamu nggak makan?" tanyanya pada Dota.
"Nanti aja ditongkrongan."
"Ya udah kalau gitu."
"Iya, sayangku."
Jawaban Dota membuat senyum Celine terbit seketika. Nanda yang berada di antara mereka menghentikan makannya sejenak untuk menghirup udara segar akibat adegan beberapa detik lalu yang menyesakkan dada nya.
Kedua sudut bibir Celine terangkat membentuk senyum tipis saat melihat Nanda memasang raut jijik menatapnya. "Buruan makan!" hardik Celine masih dengan senyum yang terukir di wajah nya.
"Aku udah selesai, ah! Ayukk masuk." Nanda meletakkan sepasang sendok garpu di atas mangkuk.
"Masih banyak Nanda goblok," ujar Dota melihat mangkuk mie Nanda.
"Ntar makan lagi di tongkrongan," balas Nanda. "Kita masuk dulu, Ta," pamit Nanda menarik tangan Celine.
Celine hanya melambaikan tangan pada Dota yang melihat kepergiannya ditarik paksa oleh Nanda. Ia melepas tangan Nanda yang masih setia menyeretnya padahal kantin sudah tidak terlihat lagi.
"Capek gila! Main tarik-tarik, aja!" kesal Celine memukul punggung Nanda pelan.
"Sepuluh menit lagi masuk, Cel."
"Eleh-eleh, tadi kalau aku nggak mesra-mesraan sama Dota, kau pasti masih lanjut makannya."
Nanda membenarkan ucapan Celine terlihat dari senyum tampak gigi yang ia perlihatkan pada Celine. "Muak, Cel. Masa aku cuma lihatin, aja. Aku pengen rasain juga nikmatnya." Kaki mereka mulai menaiki satu-persatu anak tangga untuk sampai ke kelas mereka yang berada di lantai tiga.
"Nggak enak, Nan. Percayalah." Celine meyakinkan Nanda agar tidak kembali mengeluh menikmati masa-masa jomblonya.
"Udah ah! Nggak usah dibahas." Bukan Nanda orang yang mudah terbawa suasana dan perasaan. Dia hanya ingin mengalihkan pembahasan yang menurutnya tidak penting.
"Kayaknya itu dosen udah masuk, Nan." Setelah melihat jam menunjukkan pukul dua siang dan mereka baru berada di lantai kedua.
"Semoga aja belum," harap Nanda menyahuti ucapan Celine sambil mempercepat langkahnya.
Keduanya sudah sampai di depan pintu yang sekarang tertutup rapat dengan napas memburu. Keduanya berhenti sejenak mempersiapkan diri untuk menghadapi dosen yang terkenal seantero fakultas nya.
"Buka, Nan," suruh Celine pada Nanda.
"Ah! Kau lah yang buka."
"Nggak usah masuk, aja, gimana?" Celine tersenyum mendengar saran Nanda.
"Nggak!" seru Celine dengan cepat yang sebenarnya tidak menyetujui saran Nanda. "Nanti aku dimarahin Dota."
Nanda yang mendengar nama Dota langsung membuka pintu kelas. "Dasar bucin," gumamnya masuk begitu saja setelah melihat ternyata tidak ada dosen di dalam ruangan.
"Anjir! Dari tadi takut di luar, ternyata di dalam nggak ada dosen," gerutu Celine dalam hati.
Celine mengambil duduk di samping Nanda yang sudah fokus pada ponselnya melihat-lihat akun instagram para pria putih berwarga negara Korea Selatan yang selama ini ia idolakan.
"Kayaknya dia nggak datang, Nan."
"Tungguin dulu."
Celine menurut dan ikutan fokus pada ponsel miliknya, melanjutkan tontonan yang tadi sempat tertunda.
Komisaris tinggi (Komting) kelas yang duduk di depan Celine berdiri menandakan sesuatu akan di umumkan olehnya. Celine menghentikkan kegiatannya sejenak untuk mendengar kabar bahagia dari komting ganteng kesayangan satu kelas itu.
"Bu Lita nggak masuk hari ini." Satu kelas bersorak bahagia mendengar pengumuman terbaik komting tampan bernama Aldo itu. "Tapi dia kasih tugas."
Kalimat akhir yang diucapkan komting membuat satu kelas kembali bersorak tidak suka.
"Kenapa harus ada buntutnya, ting?" keluh salah satu teman Celine yang duduk paling depan.
"Tugasnya aku kirim di grup kelas. Sekian."
"Nggak papa lah ada tugas. Aku nggak sabar bahas liburan kita," ujar Nanda bangkit berdiri.
"Udah bisa pulang, kan, Ting?"
"Udah."
Nanda berjalan melewati kawan-kawannya yang masih setia duduk diikuti Celine dari belakang. "Kita langsung ke tongkrongan, aja?"
"Jadi ke mana lagi, Celine cantik?"
Celine hanya tersenyum bahagia disebut cantik oleh Nanda walau dia tahu itu hanya candaan. Karena di antara teman dekatnya sangat jarang yang namanya memuji dengan sungguh-sungguh.
~~~
Terima kasih untuk semua teman-teman yang ikut kelas BJPP bersama dengan Kak BelladonnaTossici9
1. HalamanBaru
2. furadantin
3. Zeanisa_
4. MilaHalima
6. tabinn
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top