Storm


"Aku mau kembali ke kelas-"

"Eits! No! No! Habiskan dulu makananmu!"

[Name] memelas, ia menatap piring makannya, masih tersisa setengah, tapi dirinya sudah tak nyaman dengan tatapan orang-orang di sekitar.

"Kalian mau ku bikin buta, hah?!" bentak gadis bersurai biru tua, Yerim, sahabat [Name]. Gadis itu melemparkan tatapan tajam kesekitar yang menatap [Name] hingga membuat gadis itu risih.

[Name] meringis, "Aduh, kau ini!" ia meraih sendoknya lagi lalu kembali makan.

"Macam-macam denganku, aku ini sabuk kuning karate tau!" ucap Yerim sambil menepuk dadanya bangga, ia sangat bangga dengan pencapaiannya.

Dalam batin [Name] menggerutu, 'Kau memang sabuk kuning karate, tapi sudah sabuk hitam taekwondo.'

"Oh iya, [Name]. Keberatan tidak jika aku menanyakan sesuatu padamu?"

[Name] menggeleng, "Mau tanya apa?"

"Um.. kau punya pacar ya selama ini?"

Uhuk!

Sontak saja [Name] tersedak makanannya, Yerim dengan sigap memberikan minuman pada gadis itu.

"M-maaf, aduh.. tak perlu dibahas deh, itu privasimu."

[Name] menggeleng-geleng setelah meneguk air untuk meredakan sakit di tenggorokannya, ia merasa bersalah pada Yerim karna selama ini tak terbuka pada gadis itu, sementara gadis itu sangat terbuka padanya.

"Y-ya, aku punya." [Name] berbisik, Yerim membulatkan mulutnya, "Yang waktu kejadian itu? Dia kekasihmu?"

"Hm."

[Name] menatap Yerim bersalah, "Maaf ya aku tak pernah memberitahumu tentang hal ini."

Yerim tersenyum lalu mengangguk, "Tak apa-apa, toh kau pasti punya alasan kenapa menyembunyikannya kan?"

[Name] menghelakan nafasnya panjang lalu mengedarkan pandangannya, "Sepertinya sudah ketahuan ya?"

Si surai biru tua mengangguk, "Kau tau ketua OSIS yang suka padamu selama ini? Dia sepertinya patah hati saat tahu kau punya kekasih."

[Name] menyipitkan matanya, "Hei! Jangan dibahas!"

Yerim tertawa, "Aku sangat lega tahu saat dengar kau punya pacar selama ini! Artinya ada yang menjagamu selama ini saat aku tak di sampingmu!"

"Aku bukan bocah, Yerim.."

[Name] melanjutkan makannya, Yerim bertopang dagu, "Dia tampan tidak?"

[Name] menahan senyumnya, ia mendengus, "Iya."

•••

[Name] berjalan sendirian di lorong apartemen menuju kamarnya, kedua tangannya terlipat di depan dada, ia melamun sambil berjalan.

Tak

Tak

Tak

"Hei! Kau! Tunggu!"

Sontak saja [Name] mengentikan langkahnya lalu menoleh kaget kebelakang, dahinya berkerut melihat seorang wanita dengan pakaian pendek dan ketat berjalan kearahnya, langkahnya begitu susah karna high heels yang dikenakan.

"Saya?" [Name] menunjuk dirinya, wanita itu langsung mengangguk, "Ya, kau!"

"Ada apa ya?" [Name] membenarkan posisi tas di bahunya lalu sedikit memiringkan kepalanya.

"Kau kenal seseorang bernama Park Jong Gun?"

[Name] terdiam sejenak, ia merasa deja vu namun dengan suasana yang berbeda. Dahinya berkerut, berpikir. Buat apa seseorang mencari Gun kesini? Jong Gun tidak tinggal di sini. Jika ada seseorang yang mencari pria itu di sini pasti sebenarnya orang itu tidak sedang mencari Jong Gun melainkan sedang mencari dirinya

"Mohon maaf, saya tidak kenal dengan nama orang yang anda bicarakan."

Wanita itu berkacak pinggang lalu berdecak, "Ah! Bukan kau ya.. padahal ciri-cirinya sama.."

Netra abu-abunya sedikit memicing, gotcha! Benarkan! Pikirannya tiba-tiba negatif, ia merasa wanita yang berada di hadapannya saat ini berniat mencelakainya.

"Kalau begitu, kau kenal seseorang bernama [Full Name]?"

"Hm?" mata [Name] mengerjap, "[Full Name]? Ah maaf, saya juga tidak kenal."

Dengan gerakan senatural mungkin [Name] menutup name tagnya di seragam bagian dada menggunakan surai panjangnya, wanita di hadapannya langsung mengumpat kesal.

"Sial! Kau tak berguna!" wanita itu pergi begitu saja meninggalkan [Name] yang diam di tempat.

[Name] mendengus, "Wanita bodoh."

Ini baru gerimis, belum hujan deras dan setelah itu badai.

"Sepertinya akan terjadi masalah.." kemudian [Name] berlari ke arah pintu kamar nomor 505 lalu masuk kedalamnya setelah memasukkan kode sandi, kamarnya.

•••

"Dia mencarimu?"

Gun yang sedang mengupas apel sambil mendengarkan cerita [Name] termangu sebentar, "Ah! Ini yang kutakutkan.." gumam [Name].

Pemuda bermata hitam itu meletakkan pisau di tangannya ke atas meja, lalu menaruh apel yang telah di kupas dan di potong-potongnya ke dalam mangkuk kecil di pangkuan [Name].

"Kau sebentar lagi ujian kan?" tanya Gun sambil mengelap tangannya menggunakan tisu basah.

[Name] mengeryitkan keningnya, ia lama-lama merasa kesal dengan kebiasaan Gun yang selalu mengalihkan topik pembicaraan saat sedang serius.

"Iya, kenapa?"

Gun menyuapkan sepotong apel ke dalam mulut [Name], "Fokuslah belajar."

"Hm?" pipi gadis itu menggembung.

"Jangan khawatir, aku akan melindungimu." ia mengulurkan tangan yang masih bersih untuk mengelus kepala gadisnya.

"Kau percaya padaku kan?" [Name] memejamkan matanya lalu mengangguk, ia merasa nyaman saat kepalanya dielus lembut.

"Bisa kau suapi aku lagi?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top