Special Day [SPECIAL-CHAPTER]
[Name] menatap sebuah paper bag di atas meja makan dengan sorot bingung, sebuah handuk kecil melingkar di lehernya, menahan air menetes dari surainya yang masih basah. Niat hati ingin mengambil minum ke dapur, ia malah menemukan sebuah bingkisan lucu di atas meja makan.
"Apa ini..?" dengan seribu rasa kepo ia membuka paper bag itu lalu melihat isinya dan terkaget, sebuah kue ulang tahun mini yang dibungkus rapi di dalam sebuah wadah plastik bening dengan pita pink melingkar. Sebuah kalimat manis tertulis di atas krim yang membalur kue yang nampak manis itu, 'So, my girl's now 17?'
Mulutnya tercengang membaca kalimat menggunakan bahasa Inggris tersebut, loading sebentar mencerna.
Grep!
Sebuah lengan tiba-tiba muncul lalu melingkar di pinggang, deru nafas hangat menerpa sisi wajah sebelah kanan, lalu tak selang lama terdengar suara berat nan serak mengucapkan sesuatu dengan nada halus, "[Name] sudah besar.."
Seutas senyum manis tercipta, ia mendongak menatap wajah sang empu pemilik suara lalu terkekeh, memandangi kue di tangannya yang masih utuh, jika dilihat-lihat, kue itu nampak sangat lucu, jadi tak tega untuk memakannya.
"Yeah!" [Name] meletakkan kue di tangannya dengan hati-hati ke atas meja lalu meraih wajah kekasihnya dan memberikan sebuah kecupan di pipi kanannya, "Aku menyukainya!"
"Hm? Kue murah itu?"
Plak!
[Name] melotot, kekehan lembut mengalun saat lengan kanan ditampar tak main-main oleh sang gadis.
"Kue lucu! Bukan murah!" ralatnya tak suka dengan ucapan pemuda di depannya.
"Iya-iya." Dalam batin si pemilik manik putih itu menggerutu, 'Kan fakta.' mengingat tadi pagi ia hanya mengeluarkan uang sebesar lima juta won hanya untuk kue kecil itu.
Terserah, uangmu banyak.
[Name] mendudukkan dirinya di atas kursi lalu mulai membuka penutup yang melindungi kue dari udara luar, mengambil sebuah pisau plastik serta sendok yang disediakan di dalam paper bag.
"Gun, tidak ada lilin?"
Gun menaikkan sebelah alisnya, "Lilin? Ah iya.. aku lupa beli.." otaknya yang jenius tiba-tiba terpikir sebuah ide.
"Sebentar, aku ada gantinya."
Ia berjalan cepat masuk kedalam kamar lalu kembali dengan sebuah korek di tangannya.
[Name] menatap kekasihnya itu dengan raut tak paham, "Lilinnya tidak ada, buat apa korek itu-"
Jresh-!
Korek dinyalakan tepat di samping kue ulang tahun [Name]. Sang gadis tersentak, sedikit kaget.
"Tiuplah!" ucap Gun setia menekan jari jempolnya menghidupkan pematik, menunggu gadis itu meniup api yang tercipta sebagai ganti tiup lilin.
"H-huh?" [Name] dengan wajah kebingungan mengikuti instruksi laki-laki itu, meniup korek di tangannya yang masih menyala hingga apinya padam.
Fuh!
"Hore!" sorak [Name] sambil menepuk tangannya.
Gun melempar koreknya sembarangan ke atas meja lalu mengulurkan tangan kanannya mengelus surai gadisnya yang kini telah benar-benar beranjak remaja dengan lembut.
"Sehatlah selalu!" Serius! Ia tak pandai merangkai kata-kata manis sebagai ucapan.
[Name] mengangguk, kemudian memulai aksinya memotong kue. Mengambil satu bagian lalu menyuapkannya pada diri sendiri, dan satu bagian lagi untuk pemuda di sampingnya.
"Hm! Enak!" merasakan keju pada mulutnya, "Mh? Ini keju?" tersadar akan makanan kesukaannya.
Gun mengangguk, memotong sedikit bagian kue itu lalu memakannya satu kali lagi. Netranya menyipit beberapa kali merasakan krim menyapu lidah, terlalu manis baginya. Namun melihat gadisnya berbinar bahagia menikmati kue itu, ia tak ingin mengeluarkan kritikan.
"Buka mulutmu!" ucap [Name] bersiap menyuapkan potongan kue di antara jemari telunjuk dan jempolnya pada sang kekasih.
"Tidak! Kau makan saja-" telat, sebuah kesalahan ia membuka mulut saat menolak makanan.
[Name] terkekeh melihat sudut bibir Gun kotor oleh krim, "Dasar bocah!" cibir yang sebenarnya bocah, mengusap sudut bibir laki-laki itu, menghilangkan krim yang mengotori.
"Kau harus sering-sering bercermin."
[Name] mengibaskan surainya ya g setengah basah kebelakang songong, "Jangan. Nanti kalau aku jatuh cinta pada diriku sendiri malah repot!"
Gun terkekeh, menoel hidung gadis itu, "Kau besok libur?"
[Name] menjilat sendoknya lalu mengangguk, "Iya."
"Mau ke Notte World?"
"Notte World?" [Name] shock sebentar, "Kau mengajakku ke sana?"
"Kau mau?"
"Kau akan menemaniku?"
"Iy-"
"MAU! MAU! MAU!"
Dating berkedok jalan-jalan ke Notte World?
Sepesial saya pibesde ajajajajajajja ><
Ultah makan roti? Nenot!
Ultah halu makan roti ama Gun? Cling!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top