I Love You, Babe.
“Kak, boleh kita pulang sekarang?” bisik Krystal pada bodyguardnya.
Jong Gun, pemuda itu mengedarkan pandangannya kesekitar lalu berdehem, “Sudah mulai sepi.”
Ruangan mewah bernuansa emas itu perlahan sepi, hanya tersisa beberapa orang yang masih menikmati pesta. Jam mewah di tengah-tengah tembok ruangan menunjukkan pukul delapan malam hari.
“Bagus, ayo pulang.”
Gadis cantik bersurai hitam legam itu bangkit dari duduknya di atas kursi lalu berkata, “Aku ingin berpamitan dulu dengan Pak Namjoon, kakak tunggulah di luar saja, tak perlu menemaniku.”
“Huh? Kau yakin?” Gun menaikkan sebelah alisnya.
“Iya, tenang saja. Kalau ada lelaki yang macam-macam mau mendekat akan ku bogem,” ucap Krystal sambil menunjukkan kepalan tangannya, lalu tersenyum tipis.
“Hm, tak sia-sia juga aku mengajarimu. Ya sudah, aku keluar duluan ya.”
“Iya.”
•••
Pemuda berjas abu-abu lengkap dengan kacamata hitam tergantung di wajahnya menatap kesekitar tajam, manik iblisnya yang tersembunyi sesekali melirik kearah pintu masuk, ia menunggu seseorang keluar dari pintu tersebut, orang yang ia tunggu tak lain lagi adalah Krystal.
Gadis itu berpamitan lama sekali, Jong Gun jadi bosan menunggu.
Ia menegapkan tubuhnya saat seseorang keluar dari pintu tersebut, mengira adalah Krystal, ternyata tidak.
Seorang gadis cantik bersurai perak mengenakan gaun indah panjang setumit kaki, permata-permata cantik menghiasi di bagian dada hingga menyilaukan mata, orang-orang pasti terpana melihat perpaduan gadis itu dengan gaun cantiknya, namun Gun tidak. Pemuda itu malah melemparkan tatapan aneh padanya.
Gadis itu keluar dari ruangan dengan langkah anggun, dagunya terangkat namun tak nampak angkuh.
Gun memalingkan wajahnya dari arah gadis itu sambil mendengus, mengingat siapa gadis itu, “Bocah yang kemarin..”
Tak!
Tak!
Tak!
Bunyi suara langkah buru-buru mendekat.
“Tuan yang kemarin!”
“Cih.”
Gun berdecih kesal, ia sedang sedikit sensitif hari ini kepada perempuan, kecuali Krystal. Laki-laki itu sedang merindu, kalian pasti tahu pada siapa sang Shiro Oni itu ingin bertemu.
Sepasang manik manipulatif itu berbinar kearahnya, “Tuan juga ada di sini?” ucap gadis itu sambil menautkan kedua tangannya di depan dada.
Jong Gun tak menjawab sama sekali, pemuda itu mengacuhkannya. Netranya menatap kearah langit malam yang sedang bertabur bintang, begitu indah, apakah [Name] sekarang juga sedang menikmati bintang-bintang begitu cantik ini?
“Um.. sekali lagi Rashta berterima kasih, untuk yang kemarin,” tawa ringan keluar dari bibir pink-nya.
Angin dingin malam hari tiba-tiba berhembus kencang, Gun memejamkan mata merasakannya, pemuda itu menarik nafas dalam-dalam.
Rashta mengelus lengannya sendiri, ia kedinginan, mulutnya sedikit menggigil. Maniknya melirik-lirik jas yang dikenakan pemuda di hadapannya.
“Dingin ya..”
Gun membuka kelopak matanya lalu merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel layar sentuh miliknya.
Mengotak-atiknya tanpa memperdulikan keberadaan gadis cantik di hadapannya yang sedang menatap kearahnya penuh harap, entah mengharapkan apa.
[Full Name] online
Sontak saja pupil mata Gun membesar melihat status nomor kekasihnya itu, jantungnya berdegup kencang, akhirnya dia online setelah seharian offline.
Jemari kasarnya mengetik cepat di atas keyboard, bibir bawahnya digigit kuat tak sabar.
Park Jong Gun : Hei, bagaimana kabarmu?
Tak selang lama [Name] mengirimkan balasan yang membuat Gun mendesah lega, Rashta yang menatap gerak-gerik pemuda itu mengeryitkan keningnya.
[Full Name] : GUN! I MISS YOU!
[Full Name] : AKU DI SINI BAIK, APARTEMENNYA NYAMAN! KAU YANG TERBAIK!
Park Jong Gun : Kok baru online?
[Full Name] : Aku tidur seharian, hehe ><
Park Jong Gun : Jet lag?
[Full Name] : Yups!
[Full Name] : Tebak di sini jam berapa!
Park Jong Gun : Sembilan? Sepuluh?
[Full Name] : Yeay! Benar! Jam sepuluh!
[Full Name] : Di situ jam berapa?
Park Jong Gun : Delapan
Park Jong Gun : Tidurlah, sayang
[Full Name] : Aku baru bangun loh!
Park Jong Gun : Mau bangun kesiangan?
[Full Name] : :( ya sudah, aku tidur lagi. Bye-bye, Gun! Love you! Selamat tidur!
[Full Name] : BESOK KITA TELEPONAN YA!
Park Jong Gun : Iya
Park Jong Gun : Tidurlah yang nyenyak
Status [Name] berganti offline, Gun mematikan ponselnya lalu memasukkannya kembali ke dalam saku, kepalanya yang semula menunduk langsung mendongak, ia tersentak kaget melihat wajah Rashta di hadapannya, nampak kesal.
‘Ngapain dia masih di sini?’ batin Gun.
“Kau mengabaikanku,” ucap gadis cantik itu sambil menggembungkan pipinya kesal, kedua tangannya di lipat di depan dada.
Gun mengeryitkan keningnya lalu maniknya menangkap Krystal yang baru saja keluar ruangan, gadis itu berjalan kearahnya dengan raut bingung, nampak mempertanyakan siapa gadis di hadapannya.
“Apa peduliku?” ucap Gun santai lalu pergi menghampiri anak bosnya yang hendak berjalan kearahnya dan Rashta.
“Siapamu, Kak?”
“Tak tahu.”
Jong Gun menarik bahu Krystal, menuntunnya ke arah parkiran, “Pacarmu ya?” ucap Krystal.
“Tidak, bukan dia.”
“Eh? Apa maksudmu? Kau punya pacar?!”
“Hm..”
•••
Tut!!!
Tut!!!
Sepasang manik abu-abu terbuka, bergulir kearah kiri menatap sebuah jam digital berbunyi.
Lenguhan keluar dari bibir tipisnya, “Ohayou..”
Tangannya terulur malas memencet tombol off pada jam digital tersebut agar alarmnya mati, kemudian ia mendudukkan dirinya untuk mengumpulkan nyawa.
Mengedarkan pandangannya kesekitar, ia masih belum familiar dengan lingkungan baru. Dahinya berkerut kearah jendela kamar yang tertutup tirai, sinar matahari menembus.
“Di Korea jam berapa ya..?”
Ponsel di atas nakas diambil lalu dihidupkan, jemarinya menari lihai di atas layar, memencet sebuah nomor milik seseorang untuk ditelpon.
Tut!
Panggilan langsung di angkat dan tersambung.
“Halo..?”
Bulu tengkuknya langsung berdiri saat mendengar suara berat, basah dan serak secara bersamaan dari sebrang itu.
“Selamat pagi, Gun!” sapanya dengan semangat, namun suaranya terdengar masih mengantuk.
“Hm..? Kok bisa bangun pagi? Pasang alarm ya?”
“Yups!” kekehan keluar, “Kau masih tidur? Jam berapa di situ?”
“Hm.. lima.”
“Di sini setengah tujuh,” [Name] beranjak dari kasur, “Kau sepertinya masih mengantuk, kalau begitu kututup ya? Lanjutlah tidur.”
“Nanti sore telpon lagi ya?”
“Oke.”
“I love you, babe.”
Tut!
[Name] mengerjap, ia menatap layar ponselnya dengan mata melotot, “Masih pagi, dasar Jong Gun!”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top