[Name] meneguk ludahnya susah payah, ia tak bisa tidur malam ini, matanya bergerak liar kesekitar, ruangan bernuansa abu-abu dan emas, kamar Jong Gun.
Kejadian sore tadi membuat pemuda bermata hitam itu was-was meninggalkan sendirian kekasihnya di apartemen, alhasil ia mendapat ide untuk menyuruh gadis itu menginap di rumahnya untuk beberapa hari kedepan, hingga penyusup apartemen kekasihnya itu tertangkap.
Meow!
Tak lupa kan dengan kucing milik [Full Name]? Kucing berbulu hitam itu menguap lalu mendusel majikannya dengan manja.
“Shiro.. kau tak tidur..?” bisik [Name] pada kucingnya yang tertidur di atas perutnya yang terbalut selimut tebal.
Meow~
Krrrhh~
[Name] terkekeh geli, “Kau tak tidur..?”
Meow~
“Namamu Shiro.. padahal kau hitam..”
Krrrhhh~
“Mau main tic-tac-toe..?”
Meow..
“Mau? Serius-”
“Tidur, [Name]. Besok kau harus berangkat sekolah,” ucap seorang pemuda yang tidur sambil memeluknya dari samping saat ini.
[Name] sontak memejamkan matanya, namun gadis itu tak tidur, tangannya bergerak mengelus bulu-bulu halus milik Shiro.
“Eh?” [Name] tersentak kaget saat tangan kanannya yang asik mengelus bulu kucingnya ditarik lembut Gun, lalu di pindahkan ke atas kepala pemuda itu.
“Gantian.”
Gadis berpiyama hitam itu menahan senyumnya susah payah, “Kau seperti anak kecil..”
“Hm.”
“Mau main tic-tac-toe..?” ucap [Name] dengan pelan.
“No, tidurlah.”
•••
Bunyi detak jam terdengar jelas, bahkan detak jantung milik sendiri bisa didengar saat ini, [Name] terbangun dari tidurnya, di tengah malam.
Gadis itu menoleh ke samping dan mendapati wajah kekasihnya yang sedang tertidur dengan pulas, kemudian ia menatap ke bawah sana, kucingnya juga tertidur pulas, di atas perut kekasihnya.
Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya, ia memijit dahinya pelan kemudian membatin, kenapa akhir-akhir ini ia sering terbangun tengah malam?
Gadis itu mendudukkan dirinya pelan-pelan, kemudian menunduk merasakan sesuatu basah di bawah sana. Dahinya berkerut, jari telunjuknya bergerak mencolek bagian basah itu lalu didekatkan ke hidungnya untuk dicium.
“Eh?!”
Matanya membulat sempurna saat mencium aroma amis dan anyir seperti besi berkarat secara bersamaan, tak salah lagi, ini adalah tamu setiap bulannya.
Dengan jantung berdegup kencang ia menyingkap selimut yang menutupi bagian bawahnya, dan boom! Basah dan merah!
[Name] ingin menangis saat itu juga, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat lalu melirik kearah kekasihnya yang masih pulas tertidur.
“G-Gun..”
“Jong Gun..”
Dua kali panggilan, barulah pemuda itu membuka kelopak matanya, netra iblisnya terpampang sempurna.
“Huh? Apa?” suaranya serak, terlihat jelas laki-laki itu sangat mengantuk.
“Itu..”
“Hm?” Gun kembali menutup kelopak matanya, [Name] jadi takut untuk bilang.
“Aku.. haid.”
“Hm?” Gun yang semula setengah tak sadar dan mulai kembali ke alam mimpi langsung terbangun sepenuhnya, “Haid?”
Pemuda itu mendudukkan dirinya lalu menghadap kearah [Name] khawatir, “Perutmu sakit?”
Gadis bersurai silver acak-acakan itu tersenyum kikuk, menggeleng lalu menunjuk selimut yang menutupi bagian bawahnya, “Kasurmu basah, hehe.”
“Apa?”
•••
“Maaf ya, Gun.” [Name] mendudukkan dirinya di samping kekasihnya yang duduk di atas sofa kamar.
“Sudah ganti?” Manik putihnya melirik celana boxer-nya yang dikenakan gadis itu, nampak jelas longgar, [Name] mengangguk.
“Tidurlah lagi,” Gun melirik jam dinding, pukul dua lebih dua puluh enam menit, “nanti pagi kau harus sekolah.”
[Name] mengangguk lalu berjalan kearah kasur yang spreinya sudah diganti, dalam hati ia meringis malu.
“Kasurnya kena darah juga kan?” tanya [Name] sambil menggendong Shiro yang tiduran di atas lantai lalu menaruhnya ke atas kasur.
“Iya, besok beli lagi.” Pemuda itu berujar santai sambil berjalan kearah saklar lampu lalu mematikan kontak, pencahayaan paling terang di kamar itu mati, tersisa lampu temaram hidup yang membuat mata mengantuk.
“Maaf ya, Gun. Aku tak tahu jika hari ini aku haid, padahal jadwalnya masih seminggu lagi..” gumam [Name] di akhir kalimat.
“Tak apa-apa,” Gun merebahkan tubuhnya ke atas kasur bekas [Name] tidur tadi.
“Di situ bau loh, Gun.”
“Maka dari itu biar aku yang di sini,” manik iblisnya tertutup, “Tidurlah, nanti kau harus bangun pagi, sayang.”
•••
“Tuh, benarkan! Dia kekasih Jong Gun!”
“Hahaha! Bisa-bisanya kau begitu ceroboh! Hampir saja kau ketahuan, bocah bodoh!”
Lampu kelap-kelip menyala, bunyi dentuman musik disko menjadi backsound ruangan bernuansa merah dan ungu itu saat ini.
“Sial! Hahaha! Kalau saja kau tak menelponku tadi, mungkin sekarang aku sudah berada di dalam tanah,” jemarinya mengapit sebuah benda yang tak layak di perlihatkan.
“Shit?! Kau serius mau me-”
“Oi, Hyo! Jangan macam-macam dengan gadis bajingan itu! Kau mau mati?” laki-laki berambut pirang berucap memperingati, “Kau tak ingat crew di Gangbuk? XYZ?”
“Ah! Mereka kan lemah! Si brengsek itu paling sedang over power saja saat melawan mereka.”
Pemuda berpotongan undercut yang duduk di sofa paling ujung menatap datar temannya yang sok itu, “Biarkan saja dia berulah, toh kalaupun dia mati di tangan Jong Gun nanti, bukan urusan kita.”
“Hei! Bangsat!”
“Berhenti mencari masalah dengannya, kau berkali-kali lipat di bawahnya, bodoh.”
“Na Taeyang, sialan kau!”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top