ARC 4. Forever Loving You - Prolog 1 & Prolog 2

Prolog

"Eleanor Hazel, demi kepentingan umat manusia, ikutlah bersama kami."

Saat Hydra membuka mata, dia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit dan nyeri. Silaunya penerangan di siang hari hampir membuat penglihatannya buta sesaat, dia sangat tenang, menghirup napas dalam-dalam, memejamkan mata beberapa detik, lalu kembali membuka mata.

Hal pertama yang dilihat Hydra adalah kedua tangannya yang saat ini diborgol. Dia meluruskan pandangan, menemukan ada begitu banyak orang di depannya. Masing-masing di antara mereka memiliki ekspresi yang menarik.

Namun pria yang berdiri di tengah tampak paling eksentrik.

Satu tangan Hydra sudah digenggam seseorang, memastikan Hydra tidak berani melarikan diri. Pemandangan di sekitarnya terlihat suram, pohon-pohon di sekitar mereka mati, dengan tanah tandus yang kering.

Matahari sudah akan tenggelam, tapi suhu panasnya masih begitu membakar.

Hydra menyapu pandang ke sekeliling, bahkan sejak nama 'Eleanor Hazel' dipanggil, Hydra tahu novel mana yang saat ini dia masuki.

Forever Loving You.

Dunia apokaliptik.

Tapi situasi Hydra lagi-lagi cukup buruk. Dia berada di titik yang hampir tidak bisa pergi, kemungkinannya dia akan gagal melarikan diri.

"Bolehkah aku tahu kenapa?" Hydra bertanya dengan suaranya yang halus. Sosok Eleanor tinggi dan langsing. Dia memakai pakaian tidur yang compang-camping. Seluruh tubuhnya rusak, digunakan oleh dua orang yang dianggap sebagai pelindungnya siang-malam.

Wajahnya sangat cantik dan murni. Dia tampak lugu, namun ada kesombongan dan ketidakpatuhan di alisnya.

Sebelum akhir dunia, penampilan Eleanor Hazel sudah menjadi kelas satu. Di akhir dunia, manusia semakin gila dan tidak bermoral. Hukum hanya ditentukan oleh para tokoh supranatural terkuat. Dunia diatur ulang. Bahkan para petinggi negara yang di masa lalu arogan akan direduksi menjadi sampah jika mereka gagal membangkitkan kekuatan supranatural.

"Untuk apa kau berpura-pura?" pria di depannya menghela napas. "kekuatan penyembuh, kau tidak bisa diinfeksi zombie, kau juga bisa mengobati mereka yang sudah terinfeksi. Eleanor, kami tidak bermaksud menyakitimu, kami akan memperlakukanmu dengan lembut. Walau bagaimanapun ... ini demi kepentingan umat manusia."

Persetan dengan umat manusia. Mereka hidup atau mati, apa hubungannya dengan Eleanor?

Hydra tidak kehilangan kesabaran, dia menggeleng, "Tapi aku pemilik kekuatan ruang. Bahkan walau langka, aku bukan satu-satunya."

"Kami tahu kau seorang mutan."

"Siapa yang mengatakan?"

Pria itu kali ini diam, dia melirik orang di samping Hydra, pria itu mengangguk. Mereka akan membawa Eleanor dengan paksa. Ini adalah kesempatan satu-satunya, namun Hydra juga bukan orang yang mudah, begitu mereka menunjukkan kekerasan, sebuah pisau muncul di tangannya, dia bergerak cepat dan menyayat leher seorang tentara yang hendak meringkusnya.

Darah menyembur.

Hydra melompat mundur. Lalu dia tersenyum dan berkata, "Aku menolak."

"Tangkap dia!"

Hydra berkonsentrasi dan menghilangkan borgol di tangannya, borgol itu masuk ke dalam ruang. Setelah itu dia berlari sekuat tenaga, mengeluarkan senjata apa pun yang ada di dalam ruang dan melemparkan ke arah para pengejar.

Tubuhnya jauh lebih ringan, dia menyembuhkan luka demi luka di tubuhnya, sedikit demi sedikit. Orang-orang yang mengejarnya semakin dekat, bola api dilemparkan ke arahnya berturut-turut, namun Hydra berhasil menghindarinya.

Akar besar tiba-tiba muncul dari bawah tanah, mencoba mengikat kakinya, namun Hydra melompat lebih cepat, berhasil menghindarinya.

"Hydra, kalo kayak gini terus kita bakalan ketangkap!"

"Peluitnya."

"Hah?"

"Tiup peluitnya!"

Menyelesaikan misi di Little Happiness, Yara mendapatkan peluit tulang. Tapi dia bahkan tidak tahu fungsi dari peluit itu. Ragu-ragu, Yara meniupnya keras.

Suara peluit terdengar melengking, bahkan orang-orang yang mengejarnya terpaksa berhenti untuk menutupi telinga mereka yang sakit.

Hydra sendiri mengerutkan kening, dia menutup kedua telinganya, dan berlari menuju hutan di kejauhan.

"Di sana banyak tumbuhan mutan."

"Seenggaknya, gue nggak akan mati."

Ini masih lebih baik dibanding dilemparkan ke laboratorium dan menjadi kelinci objek percobaan para ilmuwan gila.

Keributan itu lambat laun mengundang zombie. Begitu Hydra memasuki hutan, raungan demi raungan zombie mulai terdengar. Orang-orang yang mengejarnya cemas.

"Kapten, apa yang harus kita lakukan?" para tentara itu menatap Kapten mereka dengan sorot cemas.

Pria paruh baya itu menunjukkan ekspresi penuh kebencian, tapi melihat lebih banyak zombie yang bermunculan, mau tidak mau dia hanya bisa mengintruksikan agar pengikutnya mundur.

Langit mulai berangsur gelap, di mana para zombie akan semakin kuat dan aktif. Belum lagi, ada terlalu banyak tumbuhan yang bermutasi di dalam hutan, Eleanor seharusnya baik-baik saja, tapi mereka belum tentu bernasib sama.

Memikirkan pohon anggur yang memakan manusia, Kapten berkata dingin, "Ayo pergi dan susun ulang rencananya. Sejauh mana Eleanor bisa lari? Dia tidak akan mampu hidup seorang diri."

***


Prolog II

Sesampainya di kedalaman hutan, dengan bimbingan Yara, Hydra berhasil melewati banyak tempat yang berbahaya, terutama sekelompok tumbuhan bermutasi yang suka memakan daging manusia. Tubuhnya semakin lemah, kekuatannya hampir habis.

Hydra mengeluarkan sebotol air dari ruangnya, minum beberapa teguk sebelum menggunakan sisa air untuk mencuci wajah yang kotor.

"Kali ini ... gue berhasil di- threesome, kan?" suara kekehannya terdengar menakutkan. Yara yang ada di sisinya tampak gugup.

"Ya, itu sebelum lo masuk ke tubuh Elea, jadi nggak masuk hitungan?"

Tatapan Hydra sangat lurus dan dingin, Yara memalingkan wajah, pura-pura tidak sadar.

Mereka akhirnya menemukan sebuah rumah kecil yang ditinggalkan di tengah hutan. Hydra sudah sangat lelah, setelah Yara memastikan tidak ada zombie atau tumbuhan mutan dalam jarak dekat, Hydra melangkah terhuyung-huyung masuk, duduk begitu pintu tertutup.

Hydra menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan.

Akhirnya, dia memiliki waktu untuk mengingat kembali plot novel ini.

Eleanor Hazel, putri semata wayang, berasal dari keluarga kaya yang dimanjakan. Tidak seperti kebanyakan protagonis Yara yang lemah dan lembut, Elea memiliki kesombongan dan keangkuhan. Dia terbiasa melakukan apa pun yang dia suka.

Saat keluarga Hazel masih memimpin, Elea cukup gila. Setelah keluarganya hancur, dia masih hidup dengan baik. Bahkan di tengah akhir dunia, tidak bisa dipungkiri kalau Elea mungkin menjadi satu-satunya orang yang tidak mengalami terlalu banyak perubahan dalam hidupnya.

Walau bagaimanapun, dia sangat dicintai oleh kedua sahabat baiknya.

Ya, dua sahabat baik itu adalah pria protagonis. Keduanya selalu menyayangi dan mencintai Elea, bahkan menjadi pelindung utama Elea sejak TK.

Parviz Otis dan Ryder Reigha.

Tahun 2103, bumi mengalami krisis. Alam mulai memberontak. Pada akhirnya sebuah meteor jatuh dan menjadi awal genosida bumi yang melenyapkan hampir seluruh umat manusia.

Malam pertama meteor jatuh, virus mulai menginfeksi semua makhluk hidup. Sebagian besar terbangun menjadi zombie, hewan dan tumbuhan mulai bermutasi. Beberapa manusia yang terjaga masih menjadi manusia, namun sebagian kecil orang membangkitkan kekuatan supranatural.

Ada banyak jenis kekuatan supranatural. Air, api, tumbuhan, tanah, dan angin. Namun beberapa orang dicintai Tuhan, mereka berhasil membangkitkan yang lebih kuat. Es, logam, petir, ruang, dan penyembuhan.

Elea benar-benar diberkati. Dia bukan hanya memiliki kekuatan ruang, dia juga satu-satunya makhluk supranatural penyembuhan. Dia tidak akan mati digigit zombie, dia juga bisa mengobati mereka yang terinfeksi.

Selain itu, Parviz dan Ryder juga bangkit sebagai makhluk mutan. Parviz memiliki kekuatan es dan petir. Sementara Ryder membangkitkan kekuatan logam dan tumbuhan.

Menurut garis aslinya, Elea bisa dianggap sebagai pemenang dalam hidup. Walau bagaimanapun, dua sahabat kecilnya sangat mencintainya, mereka bahkan rela berbagi Elea dan terus memanjakannya.

Mereka membangun base sendiri, di mana orang-orang bisa hidup lebih aman dan nyaman. Berkat Ryder, mereka bahkan mulai tahu cara menumbuhkan tumbuhan yang tidak bermutasi. Manusia tidak kekurangan pangan lagi.

Sayangnya, takdir Elea terdistorsi. Pemeran antagonis wanita terlahir kembali.

Alis Hydra berkedut saat mengingat plotnya. Dua novel, berturut-turut Hydra harus menghadapi antagonis wanita yang terlahir kembali.

Eleanor sangat cantik. Bahkan di akhir dunia, di saat tubuh orang-orang kurus, dekil, kekurangan gizi, bahkan kelaparan sampai mati. Elea masih memiliki kulit yang cerah dan cantik, rambut yang hitam indah, pakaian yang hangat dan tebal.

Keberadaannya membuat banyak orang iri. Namun dua orang pria yang selalu melindunginya membuat orang takut mencoba mendekat. Sebenarnya, kecantikan Elea bukan hanya karena dia makan cukup dan bisa mandi setiap hari, tapi juga karena dia memiliki kekuatan penyembuh. Satu-satunya mutan paling legendaris yang ada di dunia itu.

Dua sahabatnya tahu persis betapa berbahayanya situasi Elea, jadi Elea tidak diizinkan menunjukkan kekuatan di depan orang lain. Dimensi ruang masih baik-baik saja, tapi penyembuhan jelas tidak boleh.

Elea setuju, dia sombong tapi masih takut mati. Menurut 'plot asli', Elea dan kedua sahabat baiknya akan menjadi pasangan ... ya, benar-benar melakukan poliandri. Tapi karena tokoh antagonisnya terlahir kembali, dia menyusup masuk ke dalam hubungan 3 orang itu. Berpura-pura lemah dan mendeskreditkan Elea setiap hari.

Membuat dua sahabatnya semakin muak dan tidak puas.

Satu hari, dua pria itu mengetahui kalau Elea menjalin hubungan -yang sebenarnya hanya fitnah- dengan pemimpin tim yang selalu berlawanan dengan mereka. Bahkan musuh itu disebutkan sudah tidur berkali-kali dengan Elea, juga mencoba membunuh si wanita antagonis.

Dua pria langsung marah, mereka sebenarnya jatuh cinta pada Elea sejak lama. Mereka tidak menyangka 'gadis kecil' yang mereka lindungi sejak TK dengan hati-hati justru ditiduri oleh pria lain.

Parviz dan Ryder sangat marah. Jadi bukan hanya mereka berubah dan memperlakukan Elea dengan kasar, Elea juga dikurung, dan setiap malam diperkosa dua pria itu bergantian.

Hydra mengerjap, "Ya, seenggaknya kali ini cuma dua. Masih bisa ditangani, gue salut sama stamina Greisy dan Ashana."

Ditiduri oleh 4 protagonis pria setiap malam, suatu keajaiban Greisy dan Ashana benar-benar bisa bertahan sampai akhir. Dua wanita itu tidak terbunuh di tempat tidur, betapa kuatnya.

Nama antagonis wanita kali ini adalah Daleela, dia berkali-kali memfitnah Elea, berharap Parviz dan Ryder kehilangan kesabaran dan segera membuangnya. Siapa yang menyangka bahkan kebencian dua pria itu tidak sedalam cinta mereka?

Jadi Daleela memutar otak, pada akhirnya dia tahu kalau Elea ternyata seorang mutan, dia masih mutan ruang dan penyembuhan yang langka. Jadi Daleela menghubungi pemimpin base lain, membocorkan kemampuan Elea.

Elea sudah lelah diperkosa siang malam, dia membenci dua sahabat baiknya tersebut. Jadi saat Daleela datang dan membantunya meloloskan diri, walau setengah tidak percaya, Elea masih dibujuk.

Siapa sangka Elea sepenuhnya ditipu? Dia dikirim ke laboratorium atas nama kemanusiaan untuk nemuin vaksin zombie. Tubuhnya ... dibedah dan dipotong setiap hari, tapi karena dia memiliki kekuatan penyembuh, dia selalu sembuh. Lagi dan lagi. Elea kesakitan dan gila, pada akhirnya dia menghancurkan inti kristal di kepalanya. Dia meledak.

Dua pria itu akhirnya sadar mereka juga ditipu. Keduanya sangat marah. Mereka menggila. Dua protagonis pria bukan hanya membantai wanita antagonis, tapi bahkan melakukan pembunuhan massal. Ya, mereka membunuh setiap manusia yang mereka temui, bahkan memanipulasi raja zombie untuk menghancurkan banyak basecamp yang ditempati umat manusia.

Manusia benar-benar punah, hanya Parviz dan Ryder yang tersisa. Setelah itu mereka bergumam ; Elea, semua orang yang mencoba menyakitimu sudah mati, sekarang kau bisa beristirahat dengan damai di surga.

Selain Forever Loving You, novel ini juga memiliki judul lain Love in Apocalypse. Hydra tidak tahu apa alasannya? Tapi saat novel ini cetak ulang, Yara tiba-tiba mengumumkan pergantian judul seenak jidatnya.

"Jadi ... apa permintaanmu, Elea?" Hydra meletakkan tangannya di dada.

Entah mati seperti Greisy, atau tetap hidup seperti Aileen dan Ashana, Hydra akan mengabulkan apa pun keinginan Elea.

Aku mau menjadi manusia terkuat.

Hydra tertegun. Yara juga menatap kosong. Hah?

Aku mau menjadi manusia terkuat, yang bahkan Parviz dan Ryder tidak bisa mengalahkanku sama sekali.

"Heh." Hydra tertawa muram. Dia berkata dingin, "katakan hal-hal yang masuk akal."

Menjadi manusia terkuat yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh dua protagonis pria? Ini merupakan permintaan paling tidak masuk akal yang pernah diminta MC pada Hydra.

Bisakah kekuatan ruang dan penyembuhan mengalahkan api, es, logam, dan tumbuhan mutan?

Elea sepenuhnya gila.

"Mengalahkan dengan apa? Apa cukup berbaring di tempat tidur dan meremas sperma mereka sampai kering?!"

***

Ini adalah 2 prolog novel Forever Loving You (Love in Apocalypse). Kali ini keinginan MC-nya agak nyeleneh. Hahahaha.

Ngomong-ngomong, artinya mulai chapter depan ARC 5 juga bakalan diposting di wattpad. 

Happy waiting~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top