ARC. 3. Little Happiness - Prolog 1 & 2

Prolog I

"Kenapa? Bukannya ayah bilang kau akan selalu bersamaku? Kau akan selalu melindungiku, Lion." Dia dijatuhkan. Duduk bersimpuh di tanah, wajahnya yang pucat mendongak, menatap sekelompok orang yang mengelilinginya, memberi tatapan yang membencinya.

Namun, wanita itu tidak peduli. Dia hanya mendongak, menatap lurus pada satu-satunya pria yang sudah bersumpah akan selalu melindunginya. Bahunya yang kecil dipegangi dari dua sisi.

Manik biru itu terlihat redup, air matanya hampir jatuh bercucuran menyusuri pipinya.

"Aku sudah mengatakannya, kami tidak bisa menikah." Lion di depan Ashana menjawab dengan ekspresi murung. "Perasaan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Aku awalnya berjanji akan tetap memastikanmu dan ibumu tetap mendapat makanan yang cukup, Ashana, jadi kenapa kau terus menyakiti Camele lagi dan lagi? Aku tidak bisa menolerirmu lagi, mulai sekarang aku tidak akan peduli padamu."

Ashana tertawa perih. Wajahnya yang cantik terlihat rapuh. Namun dia tidak mengatakan apa-apa. Sudah seperti ini, mau bagaimana lagi?

Tapi ... Ashana benar-benar tidak menyangka Lion akan begitu kejam.

Terlalu tidak berperasaan.

Ashana Badilika, dia berasal dari ras rubah putih. Dia merupakan putri satu-satunya kepala suku sebelumnya. Dia cantik, riang, dan memiliki kepribadian yang menyenangkan. Dia sangat dimanjakan, jadi mengembangkan kepribadian yang arogan.

Banyak jantan di suku mereka yang berharap bisa menikahinya. Tapi ... suatu hari, ayahnya membawa seorang anak yang orang tuanya terbunuh saat migrasi binatang, Lion kecil diangkat menjadi kakaknya. Lion memperlakukan Ashana dengan baik, jadi ayahnya Ashana memutuskan untuk menjadikan Lion sebagai calon suami Ashana, tunangannya.

Lion sangat baik dan bertanggung jawab, ayah Ashana lega. Beberapa bulan lalu, ayahnya Ashana terbunuh saat memimpin perang antar suku, kekuasaan di suku mereka mulai goyah. Pada akhirnya ... ada 4 pemimpin yang akan menjadi kepala suku sementara.

Leijona.

Ran.

Lynx.

Dan Lio.

Walau Lion berasal dari luar suku mereka, dia juga seorang jantan yang tangguh. Ayahnya Ashana percaya selama putrinya hidup bersama Lion, Ashana akan baik-baik saja.

Namun ... tidak ada yang akan menyangka, kalau sosok Camele tiba-tiba muncul.

Dia bukan hanya sering menimbulkan kesalahpahaman antara Lion dan Ashana, dia juga menghasut semua orang di suku untuk membenci Ashana. Awalnya, kehidupan Ashana terlalu baik, ada begitu banyak orang yang iri padanya. Dengan buih-buih racun yang dilontarkan Camele setiap waktu, terlebih beberapa kali Ashana bersikap impulsif menyerang Camele karena terus menggoda tunangannya, itu membuat Ashana semakin dibenci semua orang.

Tidak ada yang berpihak padanya.

Lion jatuh cinta pada Camele, ingin menikahi Camele dan membatalkan pertunangan dengan Ashana. Awalnya, dia merasa tidak nyaman. Dia berhutang hidup pada keluarga itu, jadi Lion bersumpah akan merawat ibu dan anak itu dengan baik.

Tapi 'perilaku kasar' Ashana terhadap betina yang Lion cintai membuat Lion tidak tahan lagi. Hari ini ... dia memutuskan untuk tidak menjaga Ashana, dia tidak ingin berhubungan dengan ibu dan anak itu.

Apa yang bisa dilakukan dua betina untuk bertahan hidup?

Bahkan jika mereka disakiti, tidak akan ada yang peduli. Terlebih, Ashana terlalu cantik, beberapa jantan mulai memiliki pemikiran yang buruk. Karena Lion tidak mau menjaga Ashana ... bisakah semua jantan menyentuh Ashana?

Seolah Camele belum cukup memprovokasi, dia menyebutkan berbagai kesalahan Ashana. Camele menangis dan mengeluh setiap kesedihannya. Dia seolah lupa ... kalau korban yang sebenarnya adalah betina yang saat ini duduk ditanah, ditekan dan dihakimi oleh semua orang.

Tunangan Ashana ... yang sudah direbut Camele.

Pelindung Ashana ... yang sudah dicurinya.

Bukan hanya tidak merasa bersalah, Camele masih ingin menginjak-injak Ashana, memastikan dia hancur dan tidak bisa bangkit lagi seumur hidupnya.

Tato budak.

Ashana dan ibunya dihukum, besi panas dengan simbol tato ditekan ke daging mereka yang halus. Ashana berteriak kesakitan, sangat sedih. Ibunya hanya menggertakkan gigi. Zuri, ibunya Ashana sudah sangat lemah sejak kematian suaminya, sekarang seluruh warga suku ingin menyakiti mereka, dia hanya bisa melindungi putrinya dengan tubuh yang rapuh.

Ashana mengira itu adalah akhir, tapi ... dia tidak pernah menyangka kalau itu adalah awal dari setiap penderitaannya.

Sebagai betina, Ashana dan ibunya tidak bisa berburu. Mereka hanya bisa mencari rerumputan untuk makan. Namun, biasanya bahkan para wanita tunawisma seperti mereka di suku akan diberikan sedikit bagian daging hasil buruan kolektif para jantan.

Sayangnya, status Ashana dan ibunya sebagai budak tidak layak. Untuk mendapatkan makanan yang lebih layak, Ashana harus menjual tubuhnya pada 4 kepala suku saat ini. Menidurnya setiap malam bergantian, hanya untuk membawa sepotong daging yang dibagi Ashana untuk makan bersama ibunya, hampir tidak bisa membuat perut mereka kenyang.

Mendapat cibiran dan hinaan setiap meninggalkan guanya, Ashana sudah mati rasa. Namun satu hari, ibunya jatuh sakit. Luka bakar tato budak di tubuhnya infeksi. Ashana mencoba meminta bantuan, namun bahkan pendeta mengabaikannya. Dia berlutut dan menangis pada kepala suku, para pria itu berjanji akan memberi Ashana obat, setelah Ashana tidur dengan mereka.

Ashana memohon dengan rendah hati, "Aku akan melakukannya, tapi Ibu sudah sakit parah. Bolehkah setidaknya aku memberikan Ibu obat lebih dulu?"

Sayangnya, permohonan Ashana ditolak. Keesokan paginya, dengan tubuh lemah dan dipenuhi lebam, Ashana pulang ke gua dengan segenggam obat. Tapi ... ibunya sudah tidak bernapas.

Ibunya meninggal dunia.

***

Prolog II

Ibunya meninggal dunia.

Ashana menangis sedih. Dia benar-benar patah hati. Karena status budaknya, ibunya bahkan tidak diberikan upacara pemakaman yang layak. Ashana hanya bisa menggulung jasad ibunya dengan kulit binatang, menyeretnya ke luar desa, lalu melakukan upacara pembakaran sendiri.

Dia menari, mengentakkan kedua kakinya, merentangkan tangannya tinggi-tinggi, bernyanyi dan menangis. Mengirim jiwa sang biang ke surga.

Perut Ashana sakit. Tiba-tiba dia mengalami pendarahan. Ashana tidak tahu dia ternyata hamil dan mengalami keguguran. Dia pingsan, hampir dimangsa binatang buas. Tapi Lynx yang mencarinya menemukannya, jadi Lynx membawa Ashana pulang.

Setelah mengetahui Ashana keguguran, 4 kepala suku itu terkejut. Tapi tidak ada yang tahu siapa ayah dari bayi Ashana, jadi mereka mengabaikannya.

Ashana merasa hidupnya sudah sepenuhnya hancur. Satu hari, dia menemukan seorang pria dari suku lain yang terluka di luar desa. Ashana sedang mencari rerumputan untuk dimakan, dia tidak mau terus menjual tubuhnya.

Itu adalah pria ras banteng. Dia pria yang kuat, tubuhnya dipenuhi luka. Ashana mengingat ibunya, dia memiliki obat-obatan yang tidak dipakai oleh ibunya, jadi dia datang setiap hari menemui Toro, mengobati luka-lukanya, mengumpulkan rumput dan buah untuk dimakan pria itu.

Toro jatuh cinta pada wanita baik hati yang merawatnya selama beberapa minggu. Setelah dia tahu Ashana belum menikah, dia bermaksud untuk menikahinya. Ashana awalnya menolak, dia adalah seorang budak.

Tapi Toro memperlakukannya dengan baik, tidak peduli dengan status Ashana saat ini. Bingung dan linglung, berpikir jika benar-benar ada seseorang jantan yang bersedia melindunginya, Ashana akhirnya setuju.

Jadi, Ashana membawa Toro kembali ke sukunya. Sayangnya, Camele lagi-lagi bertindak. Dia tampak bersimpati pada Toro, mengatakan Ashana adalah betina jalang. Dia bahkan pernah hamil dan keguguran, ayah dari bayi itu tidak jelas siapa.

Ashana sangat pucat. Terlebih, 4 kepala suku tampaknya juga tidak senang saat mendengar ada jantan yang akan menikahi Ashana. Mereka akhirnya mengajukan syarat, jika Toro bisa mengalahkan mereka berempat, baru Ashana bisa dibawa pergi dari suku.

Toro bahkan tidak yakin bisa mengalahkan satu, apalagi 4 sekaligus. Terlebih, ternyata Ashana adalah betina yang sudah dilakukan banyak jantan, dia hamil dan keguguran. Toro akhirnya meminta maaf, dia memberi Ashana beberapa binatang buruannya, lalu kembali ke suku. Menganggap seolah Ashana tidak pernah hadir di dalam hidupnya.

Ashana kecewa. Tapi tidak bisa mengatakan apa-apa. Menghibur dirinya sendiri, berbisik kalau dia memang terlalu kotor. Jadi wajar jika tidak ada pria yang bersedia menikahinya.

Satu hari, Ashana menemukan seekor anjing kecil dengan bulu abu-abu. Maniknya berwarna kuning. Ashana merasa sangat kesepian, jadi dia mengadopsi anak anjing itu. Dia diejek karena kekurangan makanan dan masih memutuskan memelihara hewan, Ashana tidak peduli.

Pelecehan dari keempat kepala suku tidak berhenti. Mereka akan datang sesekali, memaksa Ashana, memukuli dan menghinanya, lalu pergi setelah puas.

Hidup Ashana begitu monoton. Dia ingin melarikan diri, tapi dia bahkan tidak tahu ke mana harus pergi?

Anjing abu-abu kecil itu memberinya semangat hidup yang lain. Sepasang betina dan hewan kecil itu hidup dengan saling mendukung setiap hari. Suatu hari, Camele lagi-lagi datang, dia mencari masalah dengan Ashana. Ashana dipukuli, anjingnya melawan, dia menubruk Camele sampai jatuh. Camele saat itu hamil, dia mengalami keguguran.

Ashana lagi-lagi dihakimi. Leijona, di depan mata Ashana, meremukkan leher kecil anjing itu tanpa ragu. Ashana histeris. Dia menggila, dia menyerang Leijona dengan tubuh rapuhnya, tapi Leijona melemparkannya, Ashana jatuh.

Lagi-lagi, ternyata dia sedang hamil.

Ashana mengalami keguguran untuk kedua kalinya. Kali ini, situasinya cukup parah. Ashana kemungkinan tidak akan bisa melahirkan anak seumur hidup.

Betina yang tidak bisa melahirkan adalah ORC cacat. Kehidupan Ashana semakin seperti di neraka. Ashana mati rasa. Suatu hari ... migrasi hewan lagi-lagi terjadi. Ada puluhan ribu hewan buas yang akan menginjak-injak suku mereka.

Semua warga suku diminta melarikan diri sementara, bersembunyi di tempat yang biasa mereka gunakan setiap kali ada serangan buas. Namun Ashana dijebak Camele, Camele dan beberapa temannya datang untuk membalas dendam, Ashana dipukuli, kedua kakinya dipatahkan.

Ashana tidak bisa lari. Dia juga tidak ingin lari.

Jadi ... Ashana terbunuh di injak-injak hewan buas, menjadi makanan mereka.

Satu yang Ashana tidak tahu. Sebenarnya Camele adalah betina yang terlahir kembali. Di kehidupan sebelumnya, Camele menikah dengan ORC jantan yang kasar, dia dipukuli setiap hari, dia mengalami keguguran berulang, tidak bisa melahirkan anak.

Sementara Ashana, menikah dengan Lion. Lion dalam beberapa tahun menjadi kepala suku terkuat di suku mereka. Ashana dan Lion memiliki sepasang anak yang cantik, hidupnya bahagia dari awal sampai akhir.

Camele membenci kehidupan surga Ashana. Jadi begitu dia diberi kesempatan terlahir kembali, dia ingin merebut semua hal yang dimiliki Ashana, memastikan Ashana mengalami setiap kepahitan yang Camele rasakan.

Empat kepala suku menyadari Ashana menghilang. Saat mereka kembali untuk menyelamatkannya, tubuh Ashana sudah hancur. Hanya tersisa bulu rubah putihnya kotor terinjak-injak dengan darah berceceran di sana.

Mereka menjadi gila.

Mereka akhirnya menyadari kalau mereka sangat mencintai Ashana.

Keempat jantan itu hancur, mereka mulai membenci semua ORC yang ada. Mereka bahkan membenci satu sama lain karena sudah menyakiti Ashana. Terus bertarung dan berkelahi. Membunuh setiap ORC yang mereka temui.

Mereka tidak bisa menerima kematian Ashana. Tahun demi tahun semakin menyakitkan. Jadi ... mereka mencoba melakukan ritual memanggil Dewa. Mereka bahkan mengorbankan nyawa seluruh anggota suku, jantan dan betina, tua dan muda, hanya untuk menghidupkan kembali Ashana.

Sayangnya, mereka gagal.

Ashana sudah pergi.

Mereka hanya bisa menanggung rasa sakit, penyesalan, dan rasa bersalah sampai mati.

***

Suara keramaian itu membuat telinga Hydra pengang. Pandangannya masih buram, dan kepalanya luar biasa sakit. Hydra tahu dia sudah memasuki tubuh yang lain, dia tidak berani membuka mata sampai dia tahu bagaimana situasinya sekarang?

Hydra bahkan tidak yakin saat ini memasuki novel yang?

Berturut-turut menyelesaikan dua novel. Bohong kalau Hydra bilang jiwanya tidak merasa sedikit lelah, tapi Hydra tidak peduli. Setidaknya, sampai dia tahu ada di mana sekarang ... dia bisa mengatur rencana dengan hati-hati.

"Ashana, jangan menyalahkan orang lain."

Ashana?

Perlahan Hydra membuka mata. Dia sudah tahu saat ini berada di novel yang mana?

Little Happiness.

Bibir Hydra mengerut, mata birunya yang jernih dan dingin saat ini menatap orang-orang yang berada di sekitarnya, mengelilinginya, menghakiminya.

"Ini semua adalah harga yang harus dibayar arogansimu sendiri."

Mata Hydra beralih dari pria yang tingginya itu sekitar 2 meter, seperti beruang besar yang bisa menghancurkan tubuh remuknya. Dia melirik pria lain yang sedang berbicara.

Leijona.

Salah satu protagonis pria. ORC terkuat, berasal dari ras singa. Rambutnya cokelat tua sebahu. Pria itu berdiri kokoh hanya memakai rok kulit binatang setengah paha. Kulitnya berwarna perunggu. Otot-ototnya tampak keras, dengan kedua kaki panjangnya yang kuat.

Manik cokelat Leijona terarah pada Ashana. Yang lain mungkin tidak menemukannya, tapi Hydra melihat jenis kegilaan yang menakutkan.

Ada besi panas membara, bentuknya seperti kelopak bunga mawar yang diarahkan ke tubuh Ashana.

Tato budak.

Hydra tahu dia tidak bisa menghindari nasib ini. Namun ....

"Aku akan menanggungnya." Hydra berkata tenang. Manik biru itu terlihat dalam. "Aku akan menanggung dua cap budak, jadi lepaskan ibuku. Dari awal sampai akhir, semua adalah kesalahanku."

"Ashana, jangan!" Zuri yang dipaksa berlutut di sisi lain meronta. Dia juga dipegangi dari berbagai sisi. Tangisannya begitu lirih. Dia ketakutan setengah mati. "Ibu yang akan menanggungnya, Ibu yang akan menanggungnya."

Kematian ibu Ashana disebabkan oleh infeksi luka bakar, bekas tato budak. Tubuh Zuri sejak awal lemah, pemulihannya tidak baik. Pada akhirnya luka di tubuhnya semakin membusuk.

Ashana ingin hidup dengan ibunya.

Jadi, Hydra menggertakkan giginya. Dia menatap Leijona dalam, "Aku akan menanggung dua tato budak itu, terserah kalian akan meletakkannya di mana, tapi lepaskan Ibuku."

***

Ini adalah prolog dari ARC 3. Little Happiness. di KaryaKarsa udah masuk chapter 15. Berarti proses penyelesaian udah lebih dari setengah jalan.

ARC 4 nanti temanya apokaliptik alias akhir dunia, dunia zombie. Saya belum nulis prolognya. Mungkin beberapa hari ke depan bakalan saya posting prolog ARC 4 lebih duluan di Wattpad  dibanding di KK. Hahahaha. Karena di KK saya usahain tetep nyusun. 

Setelah post ARC 4, ARC 5 baru dimulai tuntas free di wattpad. #usapusap

Ya, semoga aja tamatnya ga sampe bertahun2 kayak ARC 1 kemarin. #nyengir

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top