[5] Inside Your Heart [6]

"Gizele... apa yang pernah kamu lakukan pada Anelise?"

Ekspresi Gizele sangat pucat. Dia sama sekali tidak pernah berpikir kalau setelah tujuh belas tahun hidup di antara keluarganya, dia akan mendengar pertanyaan penuh selidik dan curiga dari ibunya.

Gizele jelas tidak melakukan apa-apa. Selama ini dia juga sangat diam dan patuh. Ada sesuatu yang membuatnya cemas, jadi sebisa mungkin dia mengurangi kehadirannya di dekat Anelise. Tapi dia mulai tidak tahan. Sang Mama tidak lagi memperhatikannya, sang Papa jauh lebih fokus pada kesehatan Anelise. Bahkan Gozie, kakaknya juga terlihat sangat murung dan sedikit menjauhinya.

Gizele tahu ini adalah perasaan tidak nyaman karena bersalah. Keluarganya mencoba menebus kesalahan dan kelalaian mereka pada Anelise selama ini, mereka ingin membayar hutang-hutang kesakitan Anelise. Tapi Gizele tidak terima. Mereka adalah keluarganya. Hidup bersama belasan tahun, saling menyayangi dan peduli, tiba-tiba saja keharmonisan mereka dihancurkan oleh Anelise, bukankah itu keterlaluan?

Hanya karena hubungan darah? Bukankah itu tidak terlalu penting? Anelise hanya kebetulan dilahirkan oleh Mima, tapi dia sudah terpisah dari keluarga Bruzzle sejak awal. Itu adalah nasib buruknya. Kenapa dia harus kembali dan membuat suasana di rumah mereka menjadi muram?

"Ma, kenapa Mama tanya itu sama aku?" kulit Gizele yang putih semakin pias, ekspresinya sangat terluka. Dia mengepalkan kedua tangan, tersenyum sakit, "aku bahkan nggak pernah berani deket sama Anelise, takut bikin dia nggak nyaman. Kenapa Mama ngeraguin aku?"

"Aku sakit-sakitan, apa yang bisa aku lakuin ke Anelise?"

Air menggunung di pelupuk mata, selama dia berkedip ... pipinya yang sedikit memerah menahan sedih dan marah akan basah. Bulu matanya yang panjang gemetar, wajah cantiknya terlihat patah hati dan terluka.

Mima terdiam. Dia tidak bermaksud menuduh Gizele, tapi Anelise sedang sakit. Selama ini, tidak peduli apa pun yang dilakukan keluarganya, dia tidak pernah responsif. Satu kali ini akhirnya Anelise bergerak, tapi dia terlihat begitu takut dan panik saat melihat Gizele ... seolah ... Gizele pernah melakukan sesuatu yang sangat jahat padanya.

Ryan tidak mengatakan apa-apa. Dia sangat tenang sambil mendekati Anelise, mencoba membujuknya keluar dari gorden dan memeluknya, mengusapi rambut panjang anak yang tingginya bahkan hampir tidak mencapai dadanya.

Sekilas, Anelise terlihat seperti anak SMP. Tubuhnya sangat mungil dan ringkih. Berat badannya saat ini hanya 34 kg saja. Tubuh Anelise gemetar, dia patuh di pelukan Ryan, tapi sesekali kedua manik suramnya akan mengintip getir ke arah Gizele.

Ini sangat ringan.

Bahkan Gizele yang sakit sejak kecil saja jauh lebih tinggi dan berdaging dibanding Anelise.

Gadis semungil ini ... dia menghadapi ketidakadiilan dunia, sikap acuh tak acuh keluarganya, bahkan berakhir di rumah bordil setelah dipaksa memberikan ginjalnya.

Ryan bertanya-tanya, setan macam apa yang di masa lalu merasukinya? Tubuh Anelise sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk memberikan ginjal pada orang lain, sosoknya semakin runtuh dan dia terancam mengalami gagal ginjal kapan saja.

"Jangan takut, Papa di sini." Ryan berbisik membujuk Anelise. Suaranya serak dan getir. "oke, nggak ada yang akan bisa menyakiti Anelise lagi. Papa di sini ... Papa sangat kuat dan hebat, Papa pasti melindungi Anelise."

Konyol dan menjijikkan.

Dia mengatakan ini setelah si bungsu sepenuhnya runtuh. Dada Ryan pengap. Walau di depan Mima dia selalu mencoba terlihat tegar dan kuat, tapi dia sebenarnya juga hancur.

Dia memiliki segalanya.

Sepanjang karirnya sebagai pengusaha, dia hampir tidak pernah mengalami kegagalan. Fondasinya kokoh sejak awal. Relasinya juga bisa diandalkan. Dia memiliki seorang istri yang sangat cantik dan lembut. Dianugerahi sepasang anak yang tampan dan cantik.

Perjalanan hidupnya selalu mulus. Bahkan walau Gizele sakit-sakitan sejak kecil, dia bisa membawa Gizele berobat ke mana-mana, atau mengundang dokter terbaik untuk mengobatinya.

Tidak pernah gagal.

Ini adalah kesalahan pertamanya. Kegagalan pertama dan terburuk dalam sejarah hidupnya.

"Anelise ..." sangat ringan dan ringkih. Satu tangan Ryan bahkan sudah cukup untuk melingkarinya, menyembunyikan Anelise sepenuhnya di pelukannya. "Papa akan menjaga kamu."

Mima awalnya terpengaruh oleh Gizele, tapi mendengar setiap bisikan menenangkan suaminya pada Anelise, dia melupakan Gizele dan bergegas menghampiri suami dan putrinya. Dia memeluk Anelise dari belakang dan terkekeh pilu.

"Mama juga akan melindungi Anelise, Mama akan menjaga Anelise seumur hidup."

Mereka akan sangat menghargainya. Mereka akan mencintai Anelise dan memberikan segalanya untuk putri mereka.

Sepasang suami istri itu mengapit sosok mungil di tengah yang perlahan tenang setelah diyakinkan mendapatkan perlindungan. Ekspresi ngeri di wajah Anelise juga perlahan memudar. Matanya sedikit demi sedikit tertutup seolah berhasil diyakinkan.

Melihat putri mereka sudah tenang, suami dan istri itu saling memandang, seolah setelah sekian lama akhirnya mendapatkan harapan. Mereka tersenyum dan memeluk Anelise lebih erat. Bersikap ... seolah Gizele yang saat ini sedang menatap tidak ada.

Untuk pertama kalinya ... Gizele benar-benar diabaikan oleh orangtuanya.

***

"Ah, dia syok. Dia kabur." Yara di sisi Hydra tertawa. Merasa puas melihat wajah Gizele yang terlihat warna-warni sebelum akhirnya melarikan diri. "Hydra, dia panik sekarang."

Hydra tidak mengatakan apa-apa. Tapi diam-diam bibirnya membentuk lengkungan samar, hampir tidak terlihat.

Hydra paling tahu cara menarik dan mengulur hati orang-orang. Terbiasa memanfaatkan psikologis orang-orang di sekitarnya, Hydra mengerti bagaimana cara memanfaatkannya.

Jika dia terlalu dingin, orangtuanya mungkin lambat laun akan kehilangan kesabaran. Mereka menyesal tapi tanpa harapan. Mereka hanya akan mencoba menebus yang terbaik untuk membayar hutang-hutang mereka saja. Di sisi lain, kasih sayang dan cinta mereka pada Gizele hanya akan bias sesaat , tapi berapa tahun itu bisa dipertahankan?

Lambat laun, Anelise yang gila hanya akan dijaga, sementara Gizele yang memiliki harapan dan masa depan akan menjadi obat setiap luka dan rasa sakit mereka.

Tapi ... dengan Hydra yang memberikan sesekali rasa manis seperti sekarang, memberikan lebih banyak harapan, orangtua Anelise akan terstimulasi untuk melakukan lebih banyak hal lagi. Mencoba berbagai cara untuk melihat senyuman putri mereka, rasa ketergantungan dan ingin mengandalkan orangtuanya.

Manusia adalah makhluk yang aneh. Mereka memiliki potensi yang tidak terbatas. Bahkan hal-hal yang terlihat mustahil beberapa  berhasil diwujudkan. 

Manusia memiliki banyak emosi yang rumit. Mereka terbiasa bahagia, sedih, tertawa, menangis, melalui asam manis kehidupan.

Mereka terluka dan berdamai dengan rasa sakitnya. Itu sudah biasa.

Tapi tahukah  apa yang paling menghancurkan mereka? Membuat orang-orang kehilangan harapan sepenuhnya?

Ekspektasi.

Ekspektasi yang terlalu tinggi.

Ini yang ingin diberikan Hydra pada keluarganya. Mereka sudah melihat bagaimana Anelise hancur, mereka merasa sangat sedih dan patah. Tapi perlahan mereka akan terbiasa, mulai berdamai dengan rasa sakitnya.

Saat Anelise mati, mereka akan patah hati. Tapi berpikir  sudah melakukan hal terbaik yang mereka mampu, semuanya akan pulih seiring berjalannya waktu.

Tapi, sebaliknya sekarang.

Hydra akan memupuk sedikit demi sedikit harapan, membuat orang-orang ini merasa hanya selangkah lagi sebelum Anelise pulih sepenuhnya. Kembali menjadi Anelise yang riang dan ceria. 

Tapi hanya satu langkah itu ... sebelum mereka benar-benar melihatnya, orang-orang ini ... akan melihat Anelise hilang tepat di depan mata.

Hydra perlahan menoleh ke arah kaca. Melihat sosok yang berdiri dan terpisah kaca raksasa, beberapa meter darinya.

Kai.

Pupil Hydra sedikit menyusut.

Kai membuka mulut, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi pada akhirnya dia menunduk.

Sejak tadi ... dia berdiri di tempat ini. Menatapnya, melihat Anelise sangat-sangat lama.

Dia memiliki banyak hal yang ingin dia sampaikan, tapi kedua kakinya seolah dipaku. 

Dia tidak memiliki keberanian. Dia tidak mampu mendekati Anelise dan menghadapinya secara langsung.

Dia yang sudah menghancurkannya.

Kai mengatupkan bibir rapat. Wajahnya sangat pucat.

Dia adalah sosok yang sudah 'membunuh' Anelise sepenuhnya.

***

Yo. Hahahaha. Kapan terakhir saya update? Februari kalo ga salah ya? Nah, saya terlalu sibuk sekarang. Saya lagi belajar trading saham. Berkali-kali salah strategi dan kehilangan banyak uang. Setelah berbulan-bulan, akhirnya nemuin metode yang cocok dan agak santai. Huhuhu.

Bukan cuma ARC 5 di wattpad, SITVP di KaryaKarsa aja sempat hiatus sama lamanya. Waktu itu saya fokus ke novel Hurt Me Harder, cerita Reverse Hareem perdana saya di KK. Fantasi 1 vs 4. Udah tamat, Gass mampir.

Ngomong2, ARC 6 SITVP. Peek A Boo, Darling~ sudah diposting di KK. Itu updatenya lebih cepet. Jangan lupa mampir. Saya bakalan posting 5 chapter pertama di ARC 6 di Wattpad. Beberapa menit setelah ARC ini diposting.

ARC 5 masih lanjut di wattpad Qn? Yess, masih lanjut di wattpad sampe tamat. Jadi nanti setelah posting teaser ARC 6, mungkin sekitar 10-14 hari lagi baru saya update lanjutan ARC 5 di sini. 

BACA! Jangan ngulang pertanyaan yang udah di AN ya, Beb. Ga saya respons soalnya.#kibasrambut

Saya sibuk banget sekarang. Makin tua makin banyak kebutuhan, makin butuh banyak uang. Jadi yang nunggu postingan di watty, tolong lebih banyak sabar #nyengir

Semoga ARC 5 bisa tamat maksimal tahun depan ya.

Btw, revisi nama ya. Bukan Grizelle, tapi Gizele, nanti saya revisi aja di versi bukunya.

Sampai jumpa chapter depan~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top