BAB 12

Rossyta dan Ryan sampai di kediaman ibu angkat Rossyta. Mereka keluar dari mobil. Sikap waspada Rossy membuat Ryan cukup berpikir apa yang sedang di lakukan oleh wanita itu.

"Kau kenapa? " Rossyta terperanjat kaget saat Ryan menegurnya.

"Bukan apa-apa. Ayo masuk". Rossy mengajak Ryan masuk. Ibu Rossyta sudah menunggu disana. Bersama dengan Anna yang menyamar menjadi kakak Rossyta.

"Rossy kau sudah sampai? " Anne datang memeluk Rossyta. Rossyta balas memeluk dengan canggung.

"Aku merasa ada yang mengintai diluar". Bisik Rossyta pelan kepada Anna. Mata Anna menatap keluar jendela dengan waspada.

"Tenang saja mereka tidak akan bisa menembus rumah ini". Anna melepas pelukan nya dan tersenyum ke arah Ryan.

"Apakah ini boss nya Rossyta? "

"Benar ini tuan Ryan kak".

"Senang bertemu dengan mu aku Anna kakak nya Rossyta dan ibu kami". Anna memperkenalkan Arsita kepada Ryan. Ryan menyambut uluran tangan ibu dan kakak nya Rossyta.

Rossyta tampak tegang. Bagaimanapun akting kali ini cukup susah di lewati. Dia janya berharap semoga saja Ryan tidak menyadari nya jika dirinya sedang berakting sekarang. Anna dan Arstia membawa Ryan ke taman belakang untuk menikmati pesta barbeque.

Di tengah keasyikan mereka mempersiapkan segalanya. Ryan duduk bersama Joseph dikursi dimana Anna dan Rossyta berada cukup jauh dari mereka. Ekor mata Anna menatap ke arah mereka.

"Aku rasa Ryan tidak curiga sedikitpun kepada mu".

"Kau tahu justru ini sangat menengangkan. Aku bersumpah ini kali terakhir aku melakukan misi mendekati pria". Anna terkekeh geli. Rob memang cukup keterlaluan menempatkan Rossyta pada posisi yang cukup rawan.

"Apa sudah ada benih-benih cinta yang terjadi diantara kalian? "

"Oh come on Anne. Jangan berpikir yang aneh".

"Itu tidak aneh. Hanya saja merasa ini sedikit intim". Rossyta menatap ke arah Ryan sejenak. Selintas pikiran nya berkelana kepada kejadian dimana mereka hampir berciuman. Namun, Rossyta menepis bayangan itu.

"Tidak itu hanya perasaan mu saja". Elak Rossyta cepat. Dia tidak ingin menyakiti Ryan lebih jauh lagi. Cukup sudah semua kebohongan yang dia lakukan. Jangan sampai dia atau pria itu saling jatuh cinta.

Di tengah obrolan asyik mereka. Rossyta maupun Anna menurunkan kewaspadan nya. Membuat mereka lengah dan Sebuah tembakan melayang ke arah mereka dari sebuah pohon.

Dorrrr.... Tembakan yang cukup kuat itu langsung membuat Rossyta dan Anna menunduk ke tanah begitu juga Ryan. Kepanikan langsung terjadi di area taman belakang. Ryan berusaha mengapai ke arah Rossyta. Namun dari sisi lain penembak masih ingin menembak Ryan.

"Ryan... Awass...!! ". Rossyta memperhatikan gerakan si penembak yang mengarahkan pistol ke arah Ryan. Dengan sikap sigap Rossyta langsung berguling ke arah Ryan dan memeluk nya. Rossyta mengeluarkan pistol miliknya yang dia simpan di kakinya.

Dorr.. Dorr.. Dua tembakan melesat ke arah penembak. Joseph sama paniknya dengan yang lain dia berusaha melindungi Ryan. Namun Anna sudah mengamankan dirinya bersama Arsita.

"Rossy bawa Ryan ke dapur.. Cepat yang lain ikuti Rossyta". Anna menembak kan pistol ke arah para penembak. Ryan masih syok dengan apa yang baru saja terjadi. Tapi yang lebih membuatnya tercengang adalah pistol yang kini berada di tangan Rossyta. Apa yang sudah di lewatkan nya tentang wanita itu. Rossyta bisa menembak. Sejak kapan. Itu lah yang terlintas di pikiran Ryan sekarang.

Rossyta membawa Ryan dan yang lain nya dengan mengendap-endap memasuki dapur. Anna masih berada di depan mereka semua dengan sikap waspada. Dia terus mengarahkan pistol ke arah dimana tembakan dimulai. Rossyta berhasil membawa mereka masuk ke area dapur. Melalui jendela Anna dan Rossyta melihat dengan waspada ke arah luar.

"Aku akan menelpon Rob dan yang lain. Aku rasa mereks sekarang mulai bertindak. Ini artinya Ryan masih diawasi. Mereka tahu keadaan nya sudah membaik".

"Baiklah aku akan berjaga disini dan sepertinya banyak yang harus aku jelaskan kepada mereka".

"Jujur saja semua sudah terlanjur ketahuan".

"Hmmm". Anna berjalan ke arah ruang tamu untuk menelpon Rob dan rekan nya yang lain. Sementara itu Ryan dan Joseph masih syok dengan apa yang baru saja mereka lihat. Arsita mengambil air. Dia tahu mereka semua syok terhadap serangan mendandak itu. Begitu juga dirinya.

Namun, Rossyta lah yang paling cemas. Bukan karena keselamatan Ryan terancam. Tapi sorot mata pria itu yang penuh tanda tanya akan dirinya. Dia mengigit bibir bawahnya. Menarik kursi di sebelah Ryan.

"Ryan aku bisa jelaskan semuanya". Cicit Rossyta ke arah Ryan. Ryan menatapnya dingin. Tatapan menusuk itu sudah sangat lama sekali tidak Rossyta lihat dari sorot mata Ryan.

"Apa kau mempermainkan ku dan mengangap semua ini lelucon? " Suara Ryan terdengar dalam dan dingin. Rossyta tau Ryan lebih dari sekedar Syok. Joseph diam mematung disana. Masih mencoba mencerna apa yang terjadi. Rossyta menarik nafas dalam dan mencoba menenangkan dirinya.

"Aku akan memperkenalkan diriku secara resmi". Ujar Rossyta ke arah Ryan dan Joseph. Mereka masih diam mematung mendengar Rossyta bicara.

"Namaku Rossyta Evangelina. Aku adalah Agent Rahasia yang di tugaskan untuk melindungi mu dari jarak dekat". Ryan menatap Rossyta dan mengeryitkan dahinya. Begitu juga Joseph yang terkejut mendengar pernyataan Rossyta.

"Agent Rahasia?". Ryan mengulang pernyataan Rossyta. Rossyta mengangguk pelan.

"Benar, aku dan Anna adalah satu team. Orang tua mu meminta kepada atasan kami untuk menjaga keamanan mu sekaligus mencari pembunuh yang menjadi dalang terjadi nya kecelakaan beberapa tahun lalu yang menimpa dirimu". Ryan diam mendengar cerita Rossyta. Joseph mencoba mencerna semuanya.

"Pantas saja aku kesulitan menemukan data lamamu". Ujar Joseph yang membuat Ryan menoleh ke arahnya.

"Maafkan aku tuan. Aku berusaha mengulik informasi pribadi masa lalu Rossyta. Tapi aku tidak bisa menemukan nya. Kejengalan ini aku belum bisa melaporkan karena masih dalam pemantauan ku". Ryan menutup wajahnya prustasi. Dia menyenderkan tubuhnya ke kursi.

"Jadi maksudmu kedatangan mu ke mansion ku sudah diatur oleh team kalian? " Ryan bertanya dengan dingin ke arah Rossyta. Rossyta hanya meangguk pelan.

"Lalu semua data pribadi yang kau berikan kepada Joseph juga adalah sebuah kebohongan? " Rossyta mengangguk kembali.

"Lalu keluarga mu ini juga palsu? " Rossyta meangguk dalam lagi. Dia menatap Ryan  mencoba menyelami tatapan pria itu. Dia tahu Ryan kecewa dan sorot matanya menujuk kan itu.

"Aku bersumpah selebih dari itu di luar skenario team. Membantu mu sembuh adalah keinginan ku sendiri. Aku berani bersumpah untuk itu". Ryan hanya tersenyum sinis mendengar pernyataan Rossyta. Anna masuk kembali dan bergabung dengan mereka.

"Mengerti lah Ryan. Rossyta tidak bisa membuka data pribadinya. Dia adalah seorang agent dia hanya menjalankan tugas yang di perintahkan kepadanya".

"Kenapa kalian begitu repot mengurusi hidupku. Aku tidak membutuhkan bantuan kalian..!! "

"Jika kau bisa mengurusi hidup mu sendiri, ibu tidak sampai harus meminta bantuan kami agar anak nya tidak tepuruk begitu dalam dan terus menyalahkan dirinya sendiri.. Apa kau sadar itu..!!" Anna mulai emosi dengan Ryan. Rossyta mencoba menenangkan Anna.

"Anna sabarlah dia hanya sedang Syok".

"Joseph kita pulang dan kau jangan ikuti kami". Ryan menatap tajam Rossyta dan Anna.

"Kau tidak bisa pergi kemanapun. Nyawa mu terancam saat ini". Anna mencoba menahan Ryan namun sepertinya pria itu masih begitu tidak terima dengan semuanya.

"Aku tidak perduli..!! Aku bisa menangani musuhku sendiri. Ayo Joseph".

"Jika kau bisa kau tidak akan berada di kursi roda itu begitu lama dan tunangan mu mati". Pernyataan Anna membuat Ryan menegang. Dia berbalik menatap Anna.

"Tahu apa kau tentang tunanganku..!! Sekali lagi kau menyebut nya ku pastikan pistol itu bersarang di kepalamu..!! " Ryan menatap tajam ke arah Anna. Rossyta menghela nafas berat.

"Cukup...!! Hentikan..!!!" Rossyta berteriak marah. Membuat Ryan dan Anna terdiam dan saling membuang muka.

"Kita baru saja di serang dan kalian masih berdebat. Tidak kah kalian berpikir mereka sedang mencari kelengahan kita. Dan untuk mu Ryan aku tau kau marah tapi ini bukan saat yang tepat jadi mengerti lah".

"Rossyta benar Ryan. Kita baru saja di serang aku akan meminta para pengawal kemari dan menghubungi nyonya Kau bersitirahat saja dulu di kamar tenangkan dirimu dulu". Joseph memberi kan pengertian kepada Ryan. Ryan menatap mereka dengan marah dan berjalan menuju kamar yang ada disana. Rossyta menghempaskan tubuhnya ke kursi.

"Pria itu kenapa keras kepala sekali". Rossyta menghela nafas berat. Joseph duduk kembali begitu juga dengan Anna.

"Jadi sudah sampai sejauh mana penyelidikan kalian tentang orang yang ingin membunuh Ryan?" Joseph mulai bersikap serius menangani situasi saat ini. Anna menatap Joseph.

"Masih dalam pencarian data. Orang ini bukan orang sembarangan. Kami kesulitan mengakses datanya tapi kami pikir ini adalah ulah pesaing bisnis Ryan".

"Pesaing bisnisnya? "

"Benar, apa Ryan pernah terlibat konflik dengan seseorang sebelumnya? " Joseph mencoba mengingat dan dia mengeleng.

"Setahu ku selama ini tidak ada pesaing yang begitu ingin bersaing dengan Ryan dan menjadi musuhnya. Keamanan Ryan cukup ketat selama ini sebelum kecelakaan itu terjadi". Anna dan Rossyta saling menatap satu sama lain. Susah sekali menemukan titik terang dari kasus Ryan.

"Sebenarnya Ryan menagsingkan dirinya selama ini membuat mereka tidak mmelakukan pergerakan. Sesuai prediksi ku ketika Ryan sembuh dan kembali ke lingkarang sosial mereka mulai mengikuti nya lagi. Dan serangan hari ini hanya peringatan awal". Rossyta hanya diam mendengarkan mereka berdiskusi. Pikiran nya melayang ke arah Ryan yang masih marah.

"Rossy... ". Anna menyadarkan Rossyta yang melamun.

"Iya kenapa? Apa terjadi sesuatu? "

"Kau sedang memikirkan apa? "

"Bukan apa-apa".

"Pengawal Ryan sudah datang. Sebaiknya kalian kembali ke Mansion. Aku dan Arsita akan kembali ke markas".

"Tapi dia masih marah denganku". Rossyta menatap Ryan yang keluar dari kamar dengan wajah dingin. Para pengawal mengikuti langkah nya.

"Saat ini berada di samping nya adalah keharusan Rossy. Ingat keamanan Ryan adalah yang utama".

"Anna benar dia hanya merasa marah baru mengetahui kenayataan. Kau sudah paham bagaimana sifat Ryan. Jadi ayo kita pulang". Perkataan Joseph ada benarnya. Ryan mungkin hanya marah sesaat karena merasa di bohongi.

"Baiklah aku tidak akan banyak bicara. Aku pulang dulu Anna".

"Iya akan aku kabari setelah sampai di markas".

"Baiklah ayo Joseph".

"Ngomong-ngomong terima kasih Anna karena menyelamatkan ku tadi". Anna tersenyum dan menagangguk ke arah Joseph. Rossyta hanya mengulum senyum melihat intraksi keduanya.

Rossyta dan Joseph menyusul Ryan ke mobil. Ryan tidak mengatakan apa pun saat mereka sampai mobil. Amarahnya masih belum reda. Mengetahui fakta Rossyta merencanakan semuanya dan membohongi dirinya adalah hal yang paling membuat Ryan marah. Mengapa wanita itu tidak jujur dari awal jika dirinya adalah agent khusus. Setidaknya dia tidak membuka hatinya untuk wanita itu.

Rossyta merasa tidak nyaman duduk berdekatan dengan Ryan. Perasaan nya jadi campur aduk. Dia tahu lambat laun Ryan akan mengetahui identitasnya. Tapi kenapa pria itu harus begitu marah mengetahui identitas aslinya.

Rossyta ingin bicara dengan Ryan tapi sikap dingin pria itu seolah membolokir dirinya untuk tidak mendekatinya. Sementara itu keamanan Ryan semakin terancam setelah dirinya kembali ke lingkungan sosialnya. Musuhnya kini mulai beraksi kembali untuk mengintai Ryan. Tapi kini bukan hanya Ryan sasaran mereka.

Melainkan sama seperti dulu. Orang yang paling dia jaga dan lindungi lah yang akan mereka sakiti. Itu artinya nyawa Rossyta dan dirinya yang kini terancam. Akan kah tragedi masa lalu terulang kembali dalam hidup Ryan. Kehilangan orang yang mengisi hari-harinya kembali dan membuat hatinya terasa hidup kembali. Namun, Rossyta tentung saja berbeda. Bukan Ryan yang melindunginya melainkan dirinya yang akan menjaga pria itu tetap aman. Atau akan keduanya saling menjaga satu sama lain dalam bahaya yang menghantui mereka.

To be continue.. Holla slow update ya tapi author usahin tetap update. Dont forget to vote thank you 🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top