00. Shameless
Si Otak Ayam itu mirip ensiklopedia berjalan; si Zombie itu mirip radio berjalan.
Jisoo punya cara aneh mengatasi tipe cowok buaya; dengan pura-pura jadi lesbian. Meski kadang nggak berhasil, tapi ada juga kok yang percaya dan seringkali mengolok-oloknya—but it's okay, selama makhluk sejenis itu jauh-jauh darinya.
Taeyong punya cara mainstream mengatasi tipe cewek sok jaim; dengan pura-pura sok alim. Sering berhasil, minim gagal karena siapa sih, yang bakalan nolak pdkt bareng mahasiswa paling buaya sefakultas ekonomi?
Dia yang lagi belajar menyelesaikan tugas modifikasi perilaku yang nyaris bikin cewek itu frustasi selama sepekan ini, mendadak fokusnya teralihkan oleh getaran hape—sepertinya si pengirim chat pantang menyerah sebelum dapat balasan.
Cewek surai hitam dengan blonde wavy sebahu itu menggerutu geli, membaca isi pesan dari si makhluk astral bernama Zombie. Tentunya dia bukanlah jenis makhluk ghaib betulan yang peka terhadap teknologi canggih, melainkan sosoknya cukup atau belakang memang terkenal di angkatan kampusnya—hmm bukan lagi terkenal, tapi dia emang terkenal sebagai buayanya sefakultas ekonomi.
Namanya jelas beken dan nyaris ... nyaris orang sekampus tahu dia. Mungkin cuma Jisoo yang belakangan baru tahu eksistensinya sebagai si Buaya Darat.
Masih jaman nanya lagi ngapain? Kurang kerjaan banget, pikirnya mencoba masa bodoh. Namun teringat lagi sama sikap sok kenal dan sok dekat cowok itu yang tiba-tiba nyamperin dia pas lewat tangga di Gedung B buat ke perpustakaan pusat.
Cowok itu—Taeyong—nyengir terus selama menghadang jalannya dengan gaya sok gantengnya itu. Ya, emang dia ganteng, tapi enggak seganteng kelakuannya yang minus. Selama buaya tetaplah buaya.
Jisoo kemudian melangkah ke kiri, Taeyong ikutan ke kiri. Ke kanan, dia ikutan juga ke kanan. Hingga kejadiannya berulang kali sampai akhirnya dia menyerah, lalu mendongak dan mendelik kesal cowok yang sudah menyabotase jalannya.
“Mau lo apa, sih?”
“Kenalan.”
Irisnya berputar malas sambil mencibirnya. “Gue Jisoo.” Perkenalan terpendek tanpa basa-basi yang pernah tersampaikan seiring langkahnya yang lagi-lagi terhalangi oleh gerakan mengikuti cowok asing ini.
Jisoo paling malas berkenalan atau berdebat sama orang sksd yang bahkan enggak tahu apa-apa tentangnya ataupun cuma iseng doang buat deketin dirinya. Dia mendongak lagi, menatap lurus ke mata Taeyong tanpa kenal takut, bahkan enggak bakal sudi terbuai oleh tatapannya yang menusuk lamat-lamat ke dalam bola matanya. Seolah cowok ini sedang berupaya mengenali dirinya lewat eksistensinya yang lain—yang bersembunyi di suatu sudut tak terjangkau oleh siapapun.
“Udah gue sebutin nama barusan, sekarang lo minggir!” Bentakannya terabaikan karena justru cowok ini semakin sinting mendekat ke arahnya—lebit tepatnya ke depan wajah Jisoo dengan jarak tujuh senti belaka yang menciptakan jenis debaran ambigu.
Jisoo tertegun sesaat, mendadak kaku hingga membisu di tempat. Sementara keinginan untuk mendorong cowok ini urung ketika tiba-tiba Taeyong menyeringai dan berkata di depan wajahnya, “Fucking hell. You’re so beautiful.”
Pipinya langsung memerah seperti buah ceri yang matang hanya karena ucapannya. Bahaya jika hanya berdiam lama-lama dan menghadapi sikap buaya cowok satu ini. Hanya sebaris kalimat rayuan saja efeknya sedemikian berbahaya mengingat belum pernah ada berkata demikian kepadanya. Jisoo langsung berbalik cepat menuruni tangga demi meninggalkan tempat itu bersama sosoknya dan niatan ke perpustakaan dia batalkan.
Si cewek meniup potongan rambut yang berjatuhan di depan wajah tatkala mengingat peristiwa beberapa minggu lalu saat cowok itu semakin berani buat mendekatinya, yang acapkali membuatnya terpikirkan sesuatu.
Jisoo bahkan selalu menegaskan pada dirinya sendiri kalau cowok kayak Taeyong itu manipulatif handal. Bajingan tengik bermuka tampan dan cewek kayak dia paling enggak suka berurusan sama makhluk sejenis Taeyong. Keberadaan mereka berbahaya baginya dan siapapun.
Hape kontan ia matikan untuk meredam gangguan, setelahnya benda canggih itu terlempar ke atas kasur, dan Jisoo kembali memusatkan kefokusannya pada tugas kuliah alih-alih terjebak chatingan sama cowok incaran para cewek.
Shameless, 1 Juli 2021—yeay finally updated!
Cerita ini sengaja aku brojolkan tanggal 1 Juli karena hari ini—ihir—hari paling spesial buatku sama Taeyong. Hehe.
Yeay, Happy Birthday to Us! ヾ(❀╹◡╹)ノ゙
Definisi kembar beda tahun brojol doang hohoho
Ngomong-ngomong nih, berhubung mau rehat sementara dari cerita sebelah yang lumayan berat—ampun padukaaa—sembari aktif meluncurkan cerita ringan dengan tema dunia kampus lagi—huhu kangen sih, asli! Lapak ini enggak akan berat kok, amat sangat ringan seringan isi dompetku 🏴☠️ hahahaha miris banget, ya :)) dan as always kembali lagi bersama Hippoyeaa dan segenap pasukan 95 line! Jangan bosan-bosan ya, kalian sama pasukan tua-tua hahahaha 🐒
Terus Shemeless ini terinspirasi dari SKAM—aing emang skam enthu banget dah, enggak ada bosan-bosannya ngebacotin ini series 😭 lebih tepatnya kisah kasih pasangan fenomenal satu ini di SKAM.
Yang jelas versi Taeyong-Jisoo berbeda dari kisah Noora-William. Sumber inspirasiku memang mereka ❤
Sekali lagi, tanpa lupa buat ngucapin selalu ke kalian semua—terima kasih banyak atas dukungan kalian buat seluruh ceritaku di Wattpad. Jangan pernah bosan sama akun Hippoyeaa yaaa hohoho mahal kita pokoknya ❤
Btw buat playlist spotify bisa cek selengkapnya di link yang ada di profileku 🏴
Terima kasih.
Regards,
— Tira.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top