22. Break?

Kesalahpahaman dapat diselesaikan jika salah satunya tidak denial. Sama-sama mau mengalah dan tidak menghindar dari masalah. Tapi sepertinya Taeyong lebih suka cara aman. Denial mungkin ketidaksengajaan tersampaikan sebab kecemburuan telah membutakannya. Dia asal bicara menimpali pertanyaan, pikirannya terganggu hingga lupa pada fakta keadaan. Menghindar pilihan teramannya, mengakhiri argumentasi yang baginya cukup melelahkan.

Lelah dengan cara mereka beradu suara tanpa bertatap muka. Ketiadaan keberadaannya telah menghilangkan sebagian besar dari kepercayaannya. Taeyong merasa upayanya bicara sia-sia belaka. Sehingga menutup panggilannya sedikit kasar tanpa kata-kata manis.

Jisoo yang menerima perilaku itu, ternganga tak percaya, menghela napas, dan menekan pelipisnya. Apa yang ditanyakan di telepon, dia menjawab sejujur-jujurnya. Dia pun tak mencoba mengelak atau menutup-nutupi fakta keadaan. Hari kemarin apa yang lagi Jisoo kerjakan, pergi bersama siapa, berapa orang dalam rombongan termasuk berapa jumlah cowok dan ceweknya, menyebutkan nama mereka, dan nama cowok yang memboncenginya. Jisoo menjawab semua dari pertanyaannya tanpa dikurang-kurangi.

Bagi Taeyong yang belum terpuaskan, semua jawabannya itu hanyalah template biasa semata-mata demi menenangkan dirinya untuk sementara. Giliran dia bertanya, jawaban laki-laki itu pun sedikit tak jauh berbeda dari miliknya. Cuma Taeyong agak denial saat Jisoo menyinggung soal maba.

Ya, apa? Emang aku gak sama si Vivi. Kamu doang, ngada-ngada cari kesalahan!” Lupa fakta keadaan jika di sekitarnya di hari itu juga kebetulan ada Vivi. Taeyong mengelak, tak suka dituduh.

Sementara Jisoo mengakui, tidak lupa fakta keadaan. “Aku gak denial, lho? Emang aku sama Hyuk, dia juga yang boncengin aku. Di sini gak ada angkutan umum, Yong. Gak kayak di kota yang fasilitasnya serba ada.” Yang justru menambah bumbu-bumbu kecemburuan Taeyong.

Argumentasi pertama mereka berakhir tanpa penyelesaian baik. Jisoo mencerna matang-matang, bersabar dan tetap memegang kata-katanya. Dia sama sekali tak cemburu. Buat apa kalau sebelum bertengkar Taeyong sudah memberitahunya—mungkin juga laki-laki itu lupa soal ini. Dia hanya sedikit kecewa dengan perilaku Taeyong yang agak menyinggungnya. Terkesan seolah kekasihnya itu tak mau percaya lagi padanya. Sikap denial dan merasa benarnya membuatnya tersinggung. Lalu nada bicaranya yang kadang naik, seringkali menyebabkannya ketakutan.

Taeyong agak lepas kendali; Jisoo yang takut segalanya berakhir buruk memilih tutup mulut.

Berdebatan mereka selesai tanpa akhir yang baik. Syukur-syukur dia tak ada kegiatan siang hari itu, kecuali sore nanti ada rencana survey lokasi proker kelompok. Jisoo yang sejak tadi berdiri di samping pohon di belakang rumah sendiri, merenung lama, berpikir betapa kurangnya dia menjadi seorang kekasih. Alih-alih menyalahkan Taeyong yang cemburuan, dia justru menyalahkan dirinya sendiri.

Jisoo mengigit bagian dalam pipinya. Menimbang bagian-bagian yang perlu dia perbaiki. Sambil berpikir lagi, apa dia perlu memberi jeda Taeyong mendinginkan kepala atau tetap menghubunginya lagi setelah yang pertama berakhir jelek. Jisoo yang ragu-ragu hanya menatap kosong ponselnya.

Beberapa teman kkn-nya yang lewat depan pintu belakang sesekali menengok ke luar, melihatnya dengan tatapan ingin tahu. Gara-gara Jisoo kelamaan berdiri di luar dekat pohon mangga. Bikin orang-orang mulai penasaran, tapi tidak ada yang berani mendekat karena tiap dipanggil Jisoo tak menyahut.

“Jangan-jangan Jisoo kesembet,” ujar Wheein menyebabkan tiga orang yang ikut menimbrung berjenggit ketakutan.

Pasalnya, belum lama ini salah satu teman mereka dilihatin sosok asli penghuni dari pohon mangga tersebut. Sewaktu dua orang itu berniat pergi ke toilet sehabis adzan maghrib. Tepat tujuh hari setelah mereka tinggal di rumah itu.

“Habis lama banget berdiri di situ. Mana dipanggil kagak nyahut-nyahut lagi! Hiiiiii ... serem!!!” lanjutnya lagi menimbulkan kericuhan di kamar.

“Hyuk, coba lo samperin orangnya.” Permintaan Kassy membuat tiga kepala serentak menoleh ke arahnya. Menatap laki-laki berbaju hitam dan celana longgar pendek di atas lutut itu.

Hyuk mendongak dengan salah satu alisnya terangkat. “Kenapa gak kalian aja?”

“Lo yang paling deket sama Jisoo,” ujar Seunghee sambil menunjuknya.

“Emang kalian gak?” Padahal, mereka termasuk orang yang paling sering main bareng Jisoo. Terutama si Kassy sama Wheein, paling sering numpang cerita ke Jisoo malam-malam sebelum tidur.

“Beda cerita.”

“Bedanya?” tanyanya lagi.

“Halah. Tinggal berdiri nyamperin orangnya apa susahnya?! Anggap aja lo lagi nyamperin doi buat pedekate!” tegur Kassy. “Buruan! Up. Up. Up. Jangan lemot kayak siput. Contoh si Abang Changjo yang sat set sat set langsung bungkus.”

Hyuk mencibir kesal dibandingkan sama Changjo yang terkenal brengsek di posko. Baru beberapa hari tinggal di posko, orang itu sudah membungkus satu cewek anak sastra. Dua-duanya sama-sama enggak beres sih, makanya mereka dapat julukan mami papi Gumalaya. Walau kesal dibandingkan dia tetap berdiri, berangkat pergi menemui Jisoo sebelum para cewek semakin berisik merecokinya.

• s h a m e l e s s •

Esoknya pun masalah mereka tetap belum berakhir. Taeyong ternyata masih belum reda dengan api cemburunya. Kesalahpahaman satu belum rampung, timbul lagi kesalahpahaman lain. Semenjak Taeyong mengikuti beberapa profile Instagram anggota kkn Jisoo, dia jadi sering mengawasi postingan mereka di medsos. Memantau sang kekasih yang kadang muncul di story temannya itu, walau berujung patah hati.

Jisoo yang terus mencoba menjelaskan baik-baik, pada akhirnya merasa capek. Capek sama sikap denial Taeyong dan opininya yang semakin ke sini semakin menyudutkan dirinya. Di telepon selalu di akhiri kekecewaan. Di chat pun tak jauh berbeda, berakhir ketidakpuasaan karena seringnya Taeyong mengabaikan semua isi chat-nya.

Belakangan hubungannya jadi kurang harmonis. Yang biasanya rutin teleponan sama facetime, sekarang jadi jarang. Kalau teleponan ujung-ujungnya juga berantem. Chat cuma Jisoo yang aktif, sementara Taeyong lebih banyak ngilangnya daripada balas chat-nya. Jisoo sering jadi tak semangat, murung, dan terpikirkan lagi tentang kekurangannya jadi pacar baik. Suasana kkn yang harusnya menyenangkan, kini terkesan menyedihkan.

Apalagi semenjak Taeyong mengirimi pesan yang membuatnya menghela napas.

___________
Taeyong
Akhir-akhir ini gue brengsek bgt, gak bisa nyantai cuma bisa marah ke lo doang
Gue sering bingung, pengen nyamperin lo tapi gak bisa seegois itu. Gue juga gak bisa terus-terusan nyalahin lo begini
Setelah gue pikir-pikir, mending kita break dulu

Taeyong
Break doesn’t mean we break up
I love you, Jisoo. Always have, always will
I’m here, I wait
Gue gak mau bikin lo makan hati mulu sama perilaku brengsek gue ini
So, gue pikir kita butuh jeda supaya lo bisa fokus ngurus kkn dan gue fokus ngurus diri gue yang rewel ini

Taeyong
I’m asshole, I’m sorry
Sementara kita break jangan coba-coba kontak gue sampai batas lo mau balik kkn
Itu juga berlaku buat gue ke lo
Dan kita selesaiin semua masalah setelah lo selesai kkn

Taeyong
Just a reminder, I love you.
____________

Sekali lagi, dia menghela napas. Entah ini kabar baik atau kabar buruk bagi hubungan mereka. Jisoo tetap menyetujui keputusan Taeyong. Mungkin inilah yang terbaik sementara, daripada saling menyalahkan tanpa akhir. Toh, jatah kkn-nya hanya tinggal dua mingguan lagi.

Kendati demikian, Jisoo tetap mengiriminya pesan walau pesan-pesannya tak terbalas. Kadang pun dia bertanya ke Jonghyun dan beruntung, laki-laki itu merespon pesannya. Malah seringkali dia jadi penengah, meluruskan postingan-postingan Taeyong di profilenya yang belakangan ini aktif semenjak permintaannya untuk break sementara.

_________
Jonghyun
Dia cuma minum doang, gak ngapain2

Jisoo
Sorry ya, Jong, jd ngerepotin lo

Jonghyun
Sans
Sebelum jadian sama lo pun cowok lo emang udah jd beban gue hehe
Lo fokus ngurus kkn aja
Gak usah khawatir, dia gak bakalan nekat nyusulin ke sana selama ada gue sama anak-anak di kontrakan

Jisoo
Iya
Dua mingguan lg gue balik kok
Cuma agak kaget aja taeyong secemburu itu

Jonghyun
Haha lo yg pacarnya aja kaget apalagi gue, jis
Anak-anak jg pd kaget lihat cowok lo kebakaran jegot cuma modal foto doang
Haha maklum, bajingan tobat jadinya kayak gitu
Yang biasanya suka ghostingin cewek, sekarang malah jd bulol

Jisoo
Oke deh, kalau ada apa2 kabarin gue aja yaa
Tolong, jagain dia biar gak neko-neko juga
Sekali lagi makasih, Jong

Udah 22 aja 🫂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top