12. Hwasa (2)
Taeyong belum lama ini tiba di kantin pojok. Di sana bukan hanya ada Rhea dan Vivi, tapi ada pula Chanyeol sama Aaron, Taehyung, dan Yuta. Dia sendiri kurang tahu kalau temannya lagi ada di kantin pojok karena jarang buka group chat. Begitu melihat kedatangannya di sana, mereka sedikitnya heboh terutama si Aaron. Mereka berdua jarang ketemu, enggak kayak tiga orang lainnya.
“Tumben lo ke sini?” tanya Taehyung.
“Lagi pengen,” jawabnya asal-asalan lalu menoleh ke arah Vivi yang senyum malu-malu kepadanya. Lalu di sebelahnya ada Rhea, yang diam-diam menyikut siku si teman agar segera menyapanya.
Aaron yang mengamati dari kursinya segera berceletuk dengan suara lantang, “Biasa aja lihatinnya, Yong. Iya, iya. Kita semua tahu lo paling demen cewek cakep.”
“Hahaha.”
Orang yang barusan tertawa adalah Yuta. Entah bagian mana lelucon Aaron, pasalnya dia tidak terhibur sedikitpun. Tak sedikit orang di kantin yang menguping jadi tertarik untuk menengok ke arah bangku mereka. Tepatnya ke arah Taeyong yang masih berdiri dan berhadapan tak langsung sama bangku Vivi dan Rhea.
Kedua pipi Vivi sontak merona kemerahan. Betapa malunya dia sekarang begitu sadar orang-orang di kantin mulai melihat ke arah bangku mereka. Ditambah lagi sama Rhea yang terus menggodanya di samping.
“Ada urusan apa?” Chanyeol bertanya. Seolah dia sengaja ingin menarik perhatian semua dari celetukan Aaron. “Soalnya tumben lo ke sini.”
“Mau balikin buku sama—” Kata-kata dan uluran tangannya berhenti di udara ketika ponsel di sakunya berdering. “Buat lo,” katanya setengah asal menyerahkan buku dan box isi cheese cake ke Vivi, sementara fokusnya hanya terpusatkan pada ponselnya.
Tiba-tiba saja Jisoo menelponnya. Fokus Taeyong jadi teralihkan. Dia segera menerima panggilan itu tanpa memperhatikan reaksi orang di bangku.
“Baru sampai kok. Siapa?” Atensinya kemudian berpaling ke arah Yuta di sebelah Aaron yang terlihat begitu santai hari ini. Dan tumben juga orangnya enggak nyemil gorengan mendoan. “Orangnya di sini. Ada apa? Oh ... Hah?”
Taeyong menoleh lagi ke Yuta dengan ekspresi yang sulit dimengerti. “Yuta. Lo cabut cepet!”
Yuta mendongak bingung. “Ngapain cabut?”
“Gak usah banyak tanya. Cabut aja dari sini.”
“Iya. Kenapa?”
“Gue bilang gak usah banyak tanya, Anjing! Mending lo cabut Johnny mau ke sini.”
“Hmm ... kayaknya telat deh,” ujar Taehyung sambil menunjuk ke depan. Di mana Johnny lebih dulu muncul dan sedang berjalan dengan langkah panjang menuju kantin.
“Anjing.” Yuta refleks meloncat dari bangkunya hendak kabur sebelum pria itu sampai ke tempatnya. Sialnya kaki dia tersandung hingga tubuhnya oleng.
Johnny yang terlihat sangat marah segera menarik kemeja Yuta sebelum orangnya kabur lagi darinya. Semua orang di bangku itu sontak berdiri terkejut. Pria yang mulai jarang ikut nongkrong tiba-tiba muncul dan mengejutkan semua orang.
“Lo kalau bosen sama cewek lo. Bukan berarti lo bisa selingkuh. Bangsat!” Pukulan Johnny kemudian melayang ke wajah Yuta. Mengenai sasaran hingga Yuta oleng ke belakang. Seiring jeritan kaget para penonton di kantin pojok yang terkejut.
Johnny mendekat lagi dengan pukulan kedua. Sayangnya, pukulan keduanya gagal mengenai sasaran karena Yuta berhasil menghindar. Justru Johnny-lah yang kali ini dibuat mundur terkena balasan dari Yuta yang menolak diremehkan. Jeritan para penonton makin membuat situasi memanas di antara kedua pemuda tersebut.
Baik Johnny maupun Yuta, keduanya tidak bisa diremehkan. Mereka sama-sama kuat sebagai laki-laki. Johnny yang emosi berlari menubrukkan dirinya ke Yuta hingga keduanya terjatuh ke lantai. Yuta balas melawan sembari menghindari pukulan membabi buka dari temannya ini.
Orang-orang semakin heboh menonton. Tak sedikit yang merekam aksi tersebut dengan ponsel masing-masing. Kehebohan di kantin pojok membuat sebagian mahasiswa berbondong-bondong lari ke kantin pojok demi menyaksikan sendiri keributan.
“Bangsat! Jangan cuma nonton. Pisahin mereka, anjing!” teriak Chanyeol sambil menyuruh Rhea dan Vivi menyingkir dari area keributan dan menyuruh Aaron sama Taehyung buat memisahkan mereka.
Taeyong duluan yang maju ke tengah keributan itu dengan menarik Johnny dari Yuta yang hampir dibuat kewalahan. Mau seberapa kuat Yuta melawan posisinya saat sekarang kurang menguntungkan. Dia bisa babak belur kalau tidak ada yang menahan Johnny.
Aaron melangkah ke depan mencoba membantu Yuta berdiri bersama Taehyung. Alih-alih berterima kasih atas bantuan kedua rekannya, Yuta justru berlari ke arah Johnny bersama pukulan balasannya.
“Bangsat. Yuta!” teriak Chanyeol refleks meloncat demi menghentikkan emosinya itu.
Johnny yang mendengar teriakan Chanyeol pun refleks mendorong tubuh Taeyong. Dia sudah mengambil kuda-kuda buat menerima pukulan Yuta dan membalasnya kapan pun. Kedua pria itu saling adu tonjok lagi membabi buta.
“Fak!” umpat Taeyong yang jatuh gara-gara dorongan Johnny. Dia berdiri lagi lalu kembali masuk ke tengah keributan dan menahan Johnny yang mengamuk. Sementara Chanyeol bersama dua orang lainnya menahan Yuta.
“Lepasin gue bangsat!” teriak Yuta berapi-api.
Johnny meskipun tidak berteriak seperti Yuta, tapi tubuhnya tidak berhenti bergerak dalam cengkraman Taeyong.
“Lo berdua sadar. Ini kampus bukan samsak tinju!” teriak Chanyeol marah pada keduanya yang tak bisa menahan emosi.
Andai saja teman-temannya tidak ikut campur dalam insiden siang hari itu di kantin pojok. Barangkali keributan di antara keduanya akan jadi fenomenal yang tak akan terlupakan oleh para mahasiswa. Dan inilah alasan mengapa Jisoo menghubunginya tadi.
“HAHAHAHA.”
Suara tawa hambar yang menggelar itu kontan memecahkan api permusuhan. Semua mata segera berpaling ke tempat gadis itu muncul dan tertawa terbahak-bahak. Kemunculan tak terduganya saja sudah cukup membuat tubuh Yuta membeku ketakutan. Kapan terakhir mereka bertemu dalam situasi damai?
Yuta membuang wajah tak berani memandang wajah gadis itu yang berdiri di sana dan terus tertawa. Sikapnya yang tak bisa dimengerti orang ini, membuat dirinya semakin cemas karena sadar bahwa inilah hari ini dia akan dipermalukan. Yuta menelan salivanya. Andai saja dia punya kesempatan untuk kabur.
“Sorry. Sorry. Ketawa gue gak bisa dikontrol.” Hwasa tetap tertawa walau tak ada yang ikut tertawa bersamanya. Semua orang bungkam dan menatapnya aneh. Lagian apa yang mau mereka tertawakan? Tidak ada yang lucu di sini. Hanya dia yang menganggap segalanya lucu demi menghibur dirinya sendiri.
Bahkan Jisoo yang tadi memaksanya datang ke sini buat mencegah Johnny jadi diam, seperti kebanyakan orang-orang di sini. Hanya saja, diamnya si teman karena khawatir pada kedua temannya. Pertama Johnny jadi babak belur gara-gara emosinya yang suka berapi-api jika seseorang menganggu orang dekatnya. Kedua dia khawatir pada Hwasa yang akhirnya bertemu Yuta setelah dua hari mereka putus.
Jisoo menarik tangan Taeyong. Memberinya bahasa isyarat supaya dia mencegah Hwasa bertindak berlebihan setelah ini. Sementara dia akan mengurus Johnny. Awalnya dia kurang mengerti mengapa harus dia yang mencegah Hwasa kalau Jisoo bisa melakukan itu karena sama-sama cewek. Dia baru paham begitu Hwasa mengeluarkan semua isi kebun binatang dan berniat menghajar Yuta seorang diri.
Hwasa yang tiba-tiba berubah jadi gorila betina mengamuk, jelas membuat semua orang terkejut. Yuta sekali lagi diselamatkan berkat Taeyong yang bergerak cepat menahan Hwasa mengamuk.
“Bangsat. Anjing, lo! Lepasin gue! Lo sama aja kayak teman lo itu!” teriaknya sambil terus bergerak-gerak membabi buta minta dilepaskan dari cengkramannya. Sementara Taeyong mati-matian menahan diri dari cakaran Hwasa di tangannya selama mencoba menahan Hwasa dan menjauhkannya dari Yuta. Dia bisa bayangkan kalau Jisoo yang menahan Hwasa pasti langsung terluka dan kewalahan.
Jisoo yang telah mencegah Johnny ikut campur lalu menyeretnya agar mereka keluar dari sana. Disusul Taeyong bersama Hwasa yang masih mengumpati Yuta dan Taeyong bergantian. Taeyong tidak salah apa-apa. Hwasa hanya marah karena dia tidak memberitahunya apa yang dia ketahui padanya.
belum sampai konflik kkn 🫂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top