Shaddan 2 || 1
Ayy publish lagi ya, tadinya mau di ganti alurnya. Tapi setelah di pikir-pikir udah terlanjur juga ceritanya :( jadi nggak kejutan lagi.
Yang nggak suka sama sosok RATUSA, terserah karna cerita ini aku yang buat. Nggak mau baca lagi terserah, karna Ayy nggak maksa kalian baca.
🐦🐦🐦
Shaddan dan kekasih nya tinggal di London, mereka juga telah menjadi mahasiswa di sana di tempat kampus yang sama. Dan Eldric telah membelikan apartemen untuk Shaddan tinggal di sana.
Shaddan dan kekasih nya tinggal di apartemen yang sama. Namun kamar mereka terpisah saling bersebrangan.
Pagi ini Shaddan bangun lebih dulu. Karena dia ingin membuatkan makanan untuk kekasihnya.
Shaddan meletakan roti di atas piring lalu dia mengolesi nya dengan selai coklat, di taburi keju. Shaddan membuat dua macam rasa selai kacang yang di taburi keju. Meski pun sederhana namun Shaddan membuatnya dengan sepenuh hati.
Tidak lupa juga dia membuatkan susu vanilla.
Shaddan mencuri panndang ke arah jam dinding yang akan menunjukan pukul 7 pagi.
Setelah meletkan gelas berisi susu dan roti di atas nampan. Shaddan bergegas untuk menuju kamar kekasih nya.
Shaddan mengetuk pintu kamar kekasih nya beberapa kali. Namun belum juga ada sahutan dari si pemilik kamar itu.
"Astagfirullah, kenapa pacar gue kebo banget tidurnya." keluh Shaddan.
"Noura!"
"Oh jadi kalau aku belum bangun, kamu suka bilang kalau aku ini tidurnya kayak kebo," ucap gadis itu di belakang Shaddan.
Shaddan langsung berbalik badan. "Sayang," ucapnya di sambut dengan senyuman.
"Apa? Mau ngeles pastikan kamu?" tanya Noura dengan selidik.
Shaddan menggeleng. "Nggak sayang suer deh, maaf ya."
"Oh ya kamu ngapain ke kamar aku hayo? Mau ngintipin aku ya!" Shaddan menatap curiga pada Noura.
"Nggak! Aku nggak ngintipin kamu kok, tadi aku bangun. Terus liat kamar kamu ke buka, karna aku panggil-panggil kamu nggak ada sahutan. Ya udah aku masuk, beresin sekalian tempat tidur kamu yang berantakan."
"Nama nya juga cowok pasti berantakan mulu kalau tempat tidur,"
"Sini yuk!" Shaddan menarik lengan Noura membawa nya ke balkon. Dan Shaddan menyuruh Noura duduk kursi.
Noura hanya memperhatikan Shaddan.
"Aku buatin susu sama roti kesukaan kamu, makan ya,"
"Kamu kenapa setiap pagi selalu buatin aku makanan hm?! Aku malu Shaddan."
"Kok malu sayang? Aku ikhlas kok lahir batin aku buatin makanan tiap pagi buat kamu tulus banget."
Noura meletakan kedua lengan nya di atas meja lalu menopang dagu nya. Menatap Shaddan dengan lekat. "Makasih ya sayang, kamu tuh emang paling terbaik banget buat aku."
Shaddan mendekatkam wajah nya ke arah Noura. "Pagi-pagi kamu udah manis aja, hm?! Kiss pagi nya mana?"
"Kiss pagi? Kamu mau?"
"Mau, masa nggak mau,"
"Tapi kamu harus merem,"
"Harus merem? Biasanya aku kalau kasih sun di pipi kamu nggak ada acara merem-merem segala."
Noura menyungingkan senyuman. "Kalau kamu nggak mau juga nggak pa-pa."
"Tapi beneran ya?"
"Iya beneran, masa boongan."
Perlahan Shaddan menutup kedua kelopak matanya tanpa memberikan cela untuk mengintip.
Tatapan gadis itu pada Shaddan begitu lekat. Seperti ada ada sesuatu yang dia pikirkan.
Andai kamu tau Shaddan. Batin nya.
"Kamu cowok terlalu baik buat aku, maafin aku Shaddan," pikirnya.
"Udah belum sayang?" tanya Shaddan rasa sudah tidak sabaran ingin mendapatkan sebuah kecupan dari kekasih nya.
Gadis itu menghela napas dengan begitu berat. Lalu dia mengambil roti dan segelas susu lalu Noura secepatnya masuk ke dalam kamar dengan bibir tertawa.
Merasa ada yang aneh Shaddan akhirnya membuka mata. Dan benar saja, Noura tidak ada di hadapan nya. "Makasih Tuhan telah memberikan dia kesempatan hidup dan bahagia sama aku."
Shaddan menyunggingkan senyuman lembut.
Shaddan merogoh ponsel nya yang ada di celana levis sedengkul.
Shaddan menghubungi mamah nya yang berada di Indonesia. Meski di Indonesia jam 1 malam.
"Pagi mah?!"
"........"
Shaddan terkekeh.
"Maaf mah, mah beberapa hari aku pulang. Gimana udah beres 'kan?"
"........"
"Oke mah, makasih mamah cantiku,"
"........"
"Gombalin mamah nggak ada larangan nya kok. Biar mamah nggak ngerasa bosen di gombalin papah!"
Terdengar gelak tawa dari sebrang sana.
"........."
"Iya mah, maaf udah ganggu mamah."
Qiandra mematikan sambungan telepon nya lebih dulu.
Shaddan kembali menghampiri Noura.
🐦🐦🐦
Indonesia 1:00 am.
Qiandra baru saja memutuskan sabungan telepon dengan Shaddan.
Tiba-tiba Eldric terbangun menoleh pada istrinya yang tengah duduk di kursi. "Kamu bangun? Ini masih malem sayang," ucap Eldric sembari melihat ke arah jam dinding.
"Shaddan barusan aja telepon aku. Beberapa hari lagi dia mau pulang,"
Eldric menghmpiri Qiandra. "Terus kenapa muka kamu sedih gitu?" tanyany sembari berjongkok di hadapan Qiandra.
"Bukan sedih, aku bahagia. Karna anak kita udah nemuin kebahagiaan nya dengan Noura."
"Aku juga seneng banget liat anak kita bahagia. Apalagi bahagia nya karna Noura."
"Semoga hubungan mereka kayak aku dan kamu. Jangan ada lagi kesedihan di antara mereka. Aku nggak tega kalau liat Shaddan sedih kayak dulu,"
"Amin!
Akhirnya Eldric dan Qiandra melanjutkan tidur nya yang sempat tertunda.
🐦🐦🐦
Shaddan dan Noura sekarang berada di kampus. Bukan hanya ada mereka melainkan juga ada teman kelas lain nya. Yang sama-sama orang Indonesia.
Bahkan Kinza juga ada di sana. Shaddan yang meminta papah nya agar Kinza kuliah bersama dengan nya. Eldric akhirnya menuruti kemauan Shaddan dengan senang hati.
Sesekali mereka saling tertawa.
Shaddan sedikit pun tidak ingin melepaskan genggaman di tangan kekasih nya.
"Lo sama Noura jadi pulang ke Indonesia?" tanya Lalita pada Shaddan.
"Jadi," sahut Shaddan sembari menoleh pada Noura.
"Emang ada apa sih, kok balik nya ngedadak gitu?" tanya Lalita lagi.
"Nggak tau gue juga. Shaddan ngajak gue balik," jawab Noura.
"Emang nya cewek doang yang bisa ngumpetin rahasia. Nah termasuk Shaddan juga pasti lagi ada yang di umpetin, iya kan?" tanya Vukat yang memakai kaca mata.
"Segala ngumpetin rahasia," kata Lalita ketus.
Kinza sedari tadi yang hanya diam, namun sesekali dia menyeruput jus.
"Kinza nggak ikut kan?" tanya Lalita.
"Kenapa? Lo suka sama Kinza?" tanya Shaddan.
"Lo baru tau, kalau Lalita emang suka tuh sama Kinza." kata Vukat.
Lalita menarik ujung telinga Vukat. "Mulut lo ember banget. Jangan asal ceplos deh, gue kan cuman tanya aja,"
"Sakit, La!" Vukat menepis tangan Lalita.
"Suka juga nggak pa-pa kok. Tinggal gue nya yang belajar mencintai lo," ucap Kinza dengan tersenyum.
"Geer banget sih lo Kinza. Gue nggak suka sama lo! Jangan dengerin apa kata dia," tunjuk Lalita pada Vukat.
Ekspresi yang di tunjukan seseorang begitu berubah. Sesekali dia melirik pada Lalita dan bergantian pada Kinza.
Shaddan menyuapkan kentang goreng ke dalam mulut Noura. Noura tidak menolak nya dia menerima suapan dari Shaddan.
"Rahasia apa yang kamu sembunyiin dari aku?" tanya Noura pelan dengan selidik.
"Yang pasti akan buat kita berdua bahagia," balas Shaddan.
Noura memanyunkan bibir nya.
"Ntar juga kamu tau, buat sekarang kamu harus penasaran dulu ya,"
"Kok gitu?"
"I love you," ucap Shaddan.
"Nggak i love you!" balas Noura.
Shaddan terkekeh.
"Aku ke toilet bentar ya," pamit Noura.
"Mau aku anter?"
Noura langsung menggeleng kuat. "Nggak usah,"
"Yakin?"
"Shaddan jangan mulai,"
Lagi-lagi Shaddan terkekeh.
Tidak lama Noura pamit pergi untuk ke toilet.
Sampai di depan toilet Noura menyenderkan tepat di samping pintu. Dia memejamkan mata nya sejenak.
"Gue liat lo udah mulai jatuh cinta sama dia?" tanya seseorang tepat di samping kanan Noura.
Gadis itu enggan menoleh ke asal suara itu. Pasalnya dia sudah tahu siapa orang nya.
"Selama 2 tahun ini gue udah bohongin Shaddan." kata gadis itu.
"Bohong karna demi kebahagiaan dia kok. Lo nggak salah,"
"Lo udah buat dia kembali bangkit dari keterpurukan nya, Ra." sambungnya.
"Tapi kenapa dengan cara bohongin dia?"
Lelaki itu merangkul bahu gadis itu. "Yang buat alur gue, jadi gue yang akan tanggung jawab semua nya."
"Nggak Kinza. Ini salah kita berdua, gue nggak mau sampe Shaddan benci sama lo juga. Karna niat lo sebenernya baik,"
"Kita bahas lagi nanti ya," ucap Kinza.
"Sampe kapan?"
"Sampe waktu nya tiba, dan ngedorong gue buat cerita semua nya sama mereka."
Kinza menatap lekat pada Noura. "Gue rela nggak ada waktu berdua sama lo. Karna ini demi Shaddan."
"Maafin gue ya, Kinza."
"Kenapa harus minta maaf, ini kan berawal dari gue. Ya gue harus terima resiko nya, sakalipun harus relain lo buat dia,"
Gadis itu menatap sayup pada Kinza. "Kinza, lo tau gue ngerasa terkekang banget, gue juga ngerasa nggak tega sama lo,"
"Gue juga pengen ada waktu buat lo, nggak selalu sama Shaddan."
Kinza tersenyum lembut. "Yang penting gue bahagia liat lo baik-baik aja sama Shaddan."
"Apa lo juga suka sama Lalita?"
Kinza tertawa dengan terkekeh. "Iya," ucapnya sembari nyelonong.
"Kinza!" panggilnya. Namun Kinza hanya menoleh sembari memberikan senyuman lembut.
Noura membalas nya dengan tersenyum halus.
🐦🐦🐦
Jangan lupa Vote & Coment.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top