SEWINDU -7- Kenangan masa lalu!
[Klik Bintang di pojok bawah dong]
-play list : Shawn Mendes - In my blood.
---------------------------------
"If all about you. My memory is never faded"
-Greenpeanute-
♡♡♡
Gezza menelan ludah susah payah, saat ia melihat Gaby sedang berbaring seraya menutup matan, bahkan sedari tadi ia tak bisa fokus. Melihat Gaby yang hanya memakai kain sebatas dadanya saja, hingga menampakan kulit leher dan bahu yang putih dan halus itu, sukses membuat Gezza salah tingkah. Jantungnya berpacu lebih cepat dari keadaan normal.
"Hollyshit!" umpat Gezza.
Gezza menengguk ludah susah payah. Badannya terasa panas, bagaimana tidak, setan kecil dalam jiwanya mulai menggila dan membuatnya memikirkan hal yang melenceng dari norma-norma yang ada.
Beberapa kali ia juga menggeleng-gelengkan kepala, untuk menghilangkan pikiran mesumnya. sampai beberapa kali pelayan yang melakukan treatment itu terkekeh.
Setelah treatment pijit memijit selesai, kini di gantikan dengan mereka berada di kolam renang air panas dan sauna.
"Eh! Lo jauh-jauh dong dari gue! risih deket-deket sama lo," Gezza jadi keki sendiri.
Mereka tengah berada di dalam ruang sauna. Gaby yang sedang menikmati sensi menenangkan itu terganggu oleh ocehan Gezza yang tak ada habis-habisnya. Gadis itu membuka sedikit matanya dan menatap lelaki cerewet itu.
Dengan rasa jengkel, Gaby menepukkan air hingga mengenai wajah lelaki itu "Gezza itu nyerocos aja kerjanya, suruh Gaby ini-lah, itu-lah. Gak bisa apa, diem sebentar? Rempong banget."
"Gak bisa! lagian ngapain di tempat ini sih? pengap!"
Gaby mendengus "Namanya juga sauna, jangan katrok deh! Bikin malu aja."
For a god shake, gadis ini sudah berani melawan Gezza sekarang, lelaki itu menepukkan air dengan keras, hingga ciprataan air itu mengenai wajah Gaby.
"Gezza bisa diem gak sih? Kalo gak suka keluar aja sana!" ujar Gaby, lalu kembali menutup mata.
Gezza menjadi keki sendiri, apa yang dikatakan gadis ini benar juga, kenapa dia tidak keluar saja dari tadi.
"Ya udah! untung lo ngingetin gue! Gerah gue lama-lama di sini. Gak bisa napas," gerutunya.
Gezza berdiri dan memakai Kimono nya, ia berjalan ke arah kamar ganti.
Di ruangan ganti itu, Gezza menatap wajahnya yang memerah. Ia menyempatkan diri untuk mandi, ia memandang wajahnya di wastafel, lalu menggeleng-geleng.
"Gak! Gue gak grogi! Ini pasti merah karena ruang sauna itu panas, iya! gue yakin!" rapalnya.
Dengan cepat Gezza langsung memakai pakaiannya, dan berlalu ke luar. Ia memilih menunggu Gaby di luar saja.
***
"Oh ya? Genta gak lagi becanda kan?"
"....,"
"Udah biarin aja, nanti aku coba ijin deh,"
"....,"
"Kalo dia gak bolehin, ya. Aku maksa aja, atau gak kabur aja nanti," ucap Gaby setengah berbisik.
"....,"
"Jam berapa?"
"....,"
"Oke deh. Gaby tunggu ya," ucapnya. Lalu mematikan sambungan setelah berpamitan.
"Lo gak boleh kemana-mana!" ucap suara berat itu tiba-tiba.
Gaby menatap pemilik suara itu, yang sedang duduk menonton tv di sofa "Kenapa? Kan lagi liburan, harus dinikmatin dong!" ujar Gaby.
"Pokoknya gue gak mau lo kemana mana! Titik. Pake tanda seru tiga kali!"
Gaby mendengus, ia berjalan ke hadapan cowok itu "Gezza itu kenapa sih? Gaby ini gak boleh, itu gak boleh. Gezza itu udah kaya emak-emak! Banyak larangan," kesalnya.
Gezza mendongak, dan menaikan sebelah alisnya "Ya udah kalo gitu, anggap aja sekarang gue emak lo," ujarnya dingin.
Gaby menggeleng "Gak! Gaby gak mau punya emak kaya Gezza. Udah kasar, dingin, jahat, ketus, galak, semua nya yang jelek-jelek itu punya Gezza!"
Gezza tersenyum sinis "Berarti lo juga punya gue! Kan lo jelek!"
Gaby menggeram kesal "Gezza kam--" ucapan Gaby terpotong karna Gezza menarik tangan Gaby dengan Cepat.
"Duduk!" titahnya, dengan tatapan dingin dan tajam. Namun tak menyurutkan semangat Gaby untuk melawan.
Gaby menggeleng tegas "Gak mau! Gaby mau jalan-jalan cari makanan yang enak-enak!" keukeh-nya.
Gezza melotot "Duduk gak!"
Gaby menggeleng "Gak mau!" ucap Gaby dengan penuh penekanan. Mencoba berusaha menantang Gezza.
Gezza geram, ia berdiri dan mengangkat tangannya, hendak memukul. Melihat itu sontak Gaby menutup matanya rapat-rapat, karena ketakutan.
Gaby menunggu.
satu detik..
dua detik..
tiga detik..
hingga berlanjut di detik-detik selanjutnya, namun tak terjadi apapun. Gaby memberanikan diri membuka matanya. Tiba-tiba sebuah benda basah dan kenyal menempel di keningnya. Gaby terbelalak, saat ia menyadari bahwa Gezza menciumnya.
Gezza melepas ciuman itu "Lo bisa gak sih, nurut aja apa kata gue?" ujarnya lembut.
"Gue tu gak mau lo kenapa-kenapa, lo harus sama gue kalo mau kemana aja, tanggung jawab gue buat jagain lo," ucapnya.
Gaby hanya mematung, pikirannya menerawang kemana-mana, benarkah yang terjadi barusan, Gezza menciumnya? Oh god! Jantung Gaby berpacu lebih cepat, jiwanya melayang.
Ingatkan Gaby untuk merayakan ini. Hal yang sudah lama tak Gezza lakukan semenjak lima tahun berlalu, hal yang Gaby rindukan dari seorang Marta Gezzacio Wiratmaja.
Hal manis yang dulu tak pernah Gezza lupa untuk memberikannya pada seorang Gabriella. Perhatian masa kecil yang membuat Gaby jatuh cinta teramat dalam padanya, hingga ia tak mampu melihat laki-laki manapun, selain Gezza sahabat masa kecil, bahkan rasa itu masih bertahan hingga sekarang, dan Gaby berharap tak akan pernah berubah.
"Kenapa bengong? Kaget ya gue cium?" tanya Gezza sambil tersenyum jail, membuat lamunan Gaby buyar.
Gaby hanya mengangguk sambil menatap bingung, saat ini otaknya tak bisa berfungsi dengan sempurna. Ia hanya pasrah saat Gezza menarik pelan tangannya untuk duduk.
"Jangan kemana-mana ya, sekarang lo temenin gue nonton dulu, gue janji nanti kita jalan-jalan. Jangan pergi sama si Gempa itu," ujar Gezza.
Gaby mengangguk saja, seperti orang yang terhipnotis, atau ia memang benar-benar terhipnotis. Cowok itu merangkul bahu Gaby, agar gadis itu bersandar pada dadanya. Ia meletakkan kepalanya tepat di atas kepala Gaby.
"I'm really miss the moment,"
***
"Gaby?" Panggil Gezza.
"Mhh."
"Camilan yang lo beli kemarin masih ada ga sih? Gua laper nih!"
Gaby yang berada di sebelah Gezza pun berdiri, dan berjalan ke arah kopernya, mengambil beberapa bungkus camilan. Setelah itu ia kembali lagi duduk di sebelah Gezza, dan memberikan camilan itu. Lalu kembali fokus pada film yang sedang ia tonton.
"Oh, I'm so hungry!" serunya membuka bungkus camilan itu dengan tergesa-gesa, dan langsung melahapnya.
Gaby sudah maklum saja dengan kebiasaan Gezza, cowok itu memang sering kelaparan saat malam, kalau saja ini sedang di rumah, pasti Gezza akan melahap nasi.
Gezza melirik Gaby yang hanya diam saja sedari tadi "Lo marah ya sama gue?" Gezza mengunyah biskuit itu asal-asalan.
Gaby menggeleng pelan tanpa menoleh "Gak kok!"
"Terus,kenapa dari tadi gue perhatiin lo diem doang?" tanya Gezza menatap serius.
"Kan lagi fokus nonton, masa aku ngoceh sih," jawab Gaby sekenanya.
Tiba-tiba Gezza menyodorkan, biskuit di depan mulut Gaby. Gadis itu mengerinyit heran menatap Gezza dan biskuit itu secara bergantian.
"Makan!"
Gaby yang sedang malas berdebat, lalu membuka mulutnya saja memakan biskuit itu.
"Besok kita jalan-jalan, oke! Jangan cemberut lagi. Ini udah tengah malem, gak mungkin juga kita keluar jam segini," ucap Gezza, sambil menatap televisi.
"Iya, aku gak maksa kamu kok."
Gezza melirik Gaby sekilas "Lo yakin ga marah sama gue?" tanyanya memastikan.
Gaby menggeleng lagi "Gak kok! Kamu bener, nanti kalo aku kenapa-kenapa, kamu juga yang susah," ujar Gaby dengan senyuman tipis.
Gezza tersenyum, ia mengusap kepala Gaby, dan membuat jantung Gaby berdebar lagi.
"Gue seneng kalo lo, nurut gini sama gue," ujarnya
Gaby memberanikan diri menatap Gezza, mengangguk dan balas tersenyum tipis. Tiba-tiba, Gezza membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang mereka duduki dan menjadikan paha Gaby sebagai bantal.
Gaby yang menerima perlakuan tiba-tiba itu, terkesiap "Diem bentar ya, gue pinjam pahanya sebentar," ujar Gezza, sebelum Gaby memprotes.
Gaby tidak percaya, Gezza anak mama Gishel yang galak ini bersikap manis padanya? Apakah Gezza kesambet setan penunggu hotel ya? Makanya otaknya jadi Geser.
Gezza menarik tangan Gaby mengarahkan ke kepalanya, menginterupsi Gaby untuk mengelus kepalanya. Gaby ingat, jika ini adalah kebiasaan Gezza waktu kecil. Ternyata Gezza masih sama seperti dulu. Perlahan Gaby mulai mengelus ramput tebal Gezza, hingga lelaki itu merasa nyaman dan tertidur.
***
Gezza terjaga dari tidurnya, saat udara dingin menerpa. Perlahan Gezza bangun dan melihat Gaby yang sedang tertidur bersandar di sofa. Cowok itu menatap lekat-lekat wajah cantik Gaby, hanya satu kata yang terlintas dalam benaknya, Manis.
"Gue sama sekali enggak ngerti, kenapa beberapa tahun ini gue selalu kesel ngeliat lo, mungkin karena lo dengan mudah dapat perhatian dari orang-orang kali ya," gumam Gezza menatap sendu pada Gaby.
Setelah puas memandang wajah Gaby, ia berdiri menggendongnya dan memindahkan gadis itu ke kasur, supaya bisa tidur lebih nyaman. Gezza melirik jam di nakas, sudah hampir subuh. Sebaiknya Gezza bersiap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
***
TBC
VOTE AND COMMENT ;D
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top