SEWINDU -34- Playing Victim
"Aku pernah merasa jadi seseorang yang paling buruk perangainya dan selalu dibandingkan dengan dia.
Namun sekarang, alam membuktikan, jika dia yang terbaik, dia juga yang mendatangkan aib."
•••
Gaby dan Yasmine tertawa bahagia bersama saat mereka membuat kue di dapur.
Gaby yang pada dasarnya memiliki pribadi yang usil dan jail selalu saja menggoda Yasmine dengan berbagai guyonan garingnya. Salah satunya yaitu dengan mempraktekkan gombalan maut ala Gezza.
"Bunda, kayanya Papa Gaby naksir deh sama bunda," ujar Gaby sambil meninju pelan adonan.
Yasmine menatap Gaby dengan wajah memerah, lalu sekilas melihat Gemma yang juga sedang memperhatikan kearah mereka. Entah itu pada Gaby atau dirinya. Padahal di sebelahnya ada Megan yang menemani.
"Jangan gosip, inget gosip itu dosa lho." Yasmine mencubit gemas hidung Gaby hingga tepung yang di tangan Yasmine ikut menempel.
"Ih bunda mah dosa mulu, pacaran dosa, kasi pendapat dosa. Atau jangan-jangan, bunda juga naksir ya sama Papa?" Gaby memutar-mutarkan jarinya di depan wajah Yasmine.
Wanita berhijab itu menangkap jari Gaby, wajahnya semakin memerah karenanya.
"Udah ah, kok jadi ngobrol terus sih kita? Lagian kalo tante Megan dengar, dia bakalan marah lho sama kita," ucap Yasmine.
"Kok marah? Kan kita gak deketin Papa, kita cuma liat dari jauh aja. Kita bukan pepacor."
"Pepacor? Apa itu? Jenis kue baru?" tanya Yasmine runtun.
Gaby terkikik geli "Pepacor itu, perebut pacar orang bukan kue bunda, Hihi."
Yasmin hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan Gaby. "Ada-ada aja deh istilahnya."
"Bunda, Gaby mau tanya sesuatu nih."
"Tanya apa? Awas ya kalo nanya pacar bunda lagi. Inget pacaran itu dosa." Yasmine langsung memeringati sebelum gadis itu kembali meledeknya.
"Iya, iya bunda ku. Gaby tau kalo bunda jones dan lagi nunggu jodohnya yang masih dijagain orang."
"Gaby ... Mau tau gak rasanya bobo di oven kaya apa?" tanya Yasmine dengan wajah yang dibuat segalak mungkin.
"Hehe peace bunda. Damai nih! Kaya Slankers cinta damai."
"Iya udah, tadi mau ngomong apa?" tanya Yasmine yang secara otomatis membalikkan topik ke awal.
Gaby menautkan ujung telunjuknya, gugup. "Umm ... Gaby cuma mau bilang, kalau nanti bunda udah punya suami dan anak, ijinin Gaby tetap panggil bunda ya, ke bunda." ucap Gaby menahan rasa sedihnya.
"Kenapa?"
"Gak papa, Gaby terlanjur sayang sama bunda. Jadi ... Walaupun harapan Gaby tentang bunda akan menjadi mama baru buat Gaby enggak dikabulkan, setidaknya Gaby masih bisa dekat sama bunda," cicit Gaby dengan suara pelan.
"Sini sayang!" seru Yasmine.
Gaby berjalan lebih dekat dan tubuh kecilnya langsung ditarik dan dipeluk erat oleh Yasmine.
"Gaby sayang, walaupun bunda nanti gak bisa jadi ibu sambung buat kamu. Kamu akan tetap jadi anak bunda, gak ada yang bisa merubah itu, karena apa? Karena bunda sayang sama kamu," ucap Yasmine terharu.
"Bunda, hati Gaby yang lembut ini bisa baper kalo diginiin," ucap Gaby terisak kecil.
"Gak papa, nanti bunda tanggung jawab kok."
Wanita itu senang dan merasa sangat bangga bisa mengenal Gaby yang mencintainya dengan setulus hati.
Gadis itu selalu menghangatkan hati Yasmine saat berdekatan dan bercanda dengannya.
Yasmine bersumpah, ia sangat menyayangi gadis dalam pelukannya ini.
Tanpa mereka sadari seorang wanita dengan penampilan glamor menatap tajam keduanya. Sambil tersenyum miring.
"They look's so sweet!" Senyum iblis itu mengembang di wajah cantiknya.
***
"Eh anak aneh!" seru Megan dengan tatapan bengisnya.
Gaby yang sedang melakukan rutinitasnya di sore hari, yaitu menyirami tanaman.
Gadis itu menoleh kebelakang, ke sumber suara. Gaby menatap santai wanita berpenampilan mencolok itu.
"Tante manggil siapa? Hantu?" tanya Gaby ogah-ogahan.
Kalau bukan karena wanita itu kekasih Papanya, sudah pasti Gaby kacangin.
Gaby sangat bingung dengan sifat Megan ini, tidak hanya celamitan, tapi dia juga sering bertandang ke rumah orang dan pulangnya pasti lama. Terlebih lagi jika ke rumah Gaby, kalau boleh menginap, sudah bermalam-malam wanita itu numpang tidur di rumahnya.
"Saya manggil kamu anak aneh. Anak sama ibu sama aja, gak berguna dan aneh," sindir Megan dengan kata-kata yang menusuk jantung Gaby.
"Tante ini gaulnya sama berandalan ya? Kok mulutnya kasar banget kalo ngomong?" ujar Gaby, berusaha tidak terpancing emosi.
Wajah Megan memerah "Jaga omongan kamu ya, saya ini lebih tua dari kamu, tolong hargai sedikit!" tandasnya.
"Ya udah, tante buka dari harga berapa? Eh, kok kaya acara lelang ya?" Gaby terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.
Megan yang sudah sangat geram dengan tingkah laku Gaby pun menjambak rambut gadis itu.
"Aww ... Tante ngapain sih? Lepasin! Sakit tau," rintih Gaby memegang rambutnya.
Sebuah ide terlintas di otak Gaby, selang kran yang tadinya dikunci di bagian kepala, kini ia lepaskan dan semprotkan pada wajah Megan, hingga jambakan di rambut Gaby otomatis terlepas.
"Mamam tuh air! Masih untung Gaby gak balas jambak juga ke tante."
"Dasar anak membawa sial. Semua kebahagian orang terhalang karena ada kamu. Termasuk Gemma yang gak mau nikahin aku, itu juga karena kamu!" hardik Megan dengan baju basah kuyup.
"Dari pada tante, pengemis. sukanya minta dibeliin mulu sama orang, usaha dong! Kerja kek, gak bergantung terus hidupnya sama orang," balas Gaby sarkastik.
Megan tersenyum iblis, lalu dengan cepat dia mengacak-acak rambut, pakaian dan wajahnya sendiri sambil berteriak alay.
"Gaby lepasin tante sayang ... Tante cinta sama Papa kamu, gak mungkin tante nyakitin dia."
Gaby kebingungan, gadis itu celingak-celinguk melihat sekitar, mungkin saja ada jenglot yang tiba-tiba terbang di atas kepala tante Megan.
"Udah gak waras nih orang, perlu disetrum otaknya," gumam Gaby yang sesekali menyiram kaki Megan agar wanita itu tersadar dari kesurupan pura-puranya itu.
Tanpa disangka dan diduga, Megan menarik tangan Gaby hingga gadis itu limbung dan menimpa tubuh Megan.
Megan langsung berteriak kesakitan memegangi kepalanya. Bersamaan dengan kejadian itu, Gemma keluar dan melihat keadaan.
"GABY!" seru lelaki itu membentak anaknya.
Gaby berdiri ketakutan "Pa ... I ... Ini ... Ini gak kaya yang Papa lihat, Gaby bisa jelasin," ucap Gaby terputus-putus.
Gemma membantu Megan yang berpura-pura lemas dan memeluk Gemma dengan manja.
"Gaby nyerang aku mas, dia gak suka aku dekat sama kamu," adu Megan berbohong.
"Bohong! Tante Megan pembohong!" Seru Gaby tak terima. "Pa, jangan percaya Pa, Gaby gak pernah lukai tante Megan sedikit pun," jelas Gaby dengan mata berkaca-kaca.
"Masuk kamar!" desis Gemma dengan suara berat dan dingin.
"Tapi Gaby bisa jelasin semuanya, Pa."
"Papa bilang masuk kamar!" lagi, Gemma mengulanginya perintahnya.
"Pa, Gaby-"
"PAPA BILANG MASUK KAMAR, MASUK GABY! DASAR ANAK NAKAL!" kali ini Gemma meninggikan suaranya beberapa oktaf.
Mendengar bentakan kasar dan juga umpatan Gemma, gadis itu langsung berlari ke kamar dengan air mata yang bercucuran deras.
Sedangkan perempuan licik itu tengah tersenyum bahagia sambil memeluk bahu Gemma.
***
"Halo Gaby ... Ada apa sayang?" tanya suara di balik telephon.
"Gak papa bunda, Gaby kangen aja," jawab Gaby.
"Lah? Baru tadi sore kita pisah, masa udah kangen aja sih?"
"Iya, gimana lagi, hati kan gak bisa kita atur bunda," jawab Gaby dengan suara serak akibat menangis.
Gaby memutuskan untuk menelpon Yasmine agar rasa sedihnya sedikit berkurang. Setidaknya masih ada Yasmine yang selalu percaya padanya.
"Gaby kok suaranya serak gitu sih? Habis nangis ya sayang?" Tanya Yasmine khawatir.
"Enggak kok Bun. Ini tadi Gaby batuk, eh makin jadi ternyata batuknya," jawab Gaby berbohong.
"Oh iya bunda, gimana kata Umi nya bunda kue buatan kita? Enak gak?" tanya Gaby penasaran.
"Umi bunda senang banget makan kue buatan Gaby, katanya enak banget dan beliau ketagihan minta dibikinin lagi."
Benar saja dugaan Gaby, mengobrol dengan Yasmine bisa membuat hati nya lebih tenang.
Sekitar dua jam lebih kedua wanita itu berbincang, hingga Gaby ketiduran dan meninggalkan Yasmine yang masih terjaga di seberang sana.
Sedangkan di sisi lain, Gemma dengan berdiri di depan pintu kamar anaknya.
Setelah mengantarkan Megan pulang, Gemma berniat ingin menanyai kronologis kejadian tadi sore. Kejadian Gaby yang mendorong Megan hingga terjatuh.
Namun saat Gemma masuk ke dalam kamar, yang ia temui gadis kecilnya tengah meringkuk di atas kasur dengan masih memakai pakaian tadi sore.
Gemma mengambil ponsel yang masih berada dalam genggaman putrinya itu.
Pria itu bisa mendengar suara lantunan ayat suci yang diserukan oleh seseorang di balik gelombang telephon ini.
Gemma memejamkan telinga mendengar suara lembut yang mengalun indah ke dalam indra pendengarnya.
Sampai lantunan suci itu berakhir dan diakhiri dengan kata-kata manis yang bisa menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya.
"Gaby udah bobo ya? Ya udah, bunda tutup ya sayang, semoga Gaby mimpi indah, jangan sedih terus ya nak, bunda sayang Gaby. Assalamualaikum,"
Tut ... Tut ... Tut ...
"Waalaikum salam," lirih Gemma saat sambungan itu terputus.
Gemma menatap ponsel dan Gaby secara bergantian. Lalu pria itu mengelus lembut rambut putri semata wayangnya.
Hati Gemma menghangat saat melihat nama kontak yang gadis kecilnya tulis ditelpon nya itu.
Bunda❣️
***
TBC
Aku lelah, aku ingin ini semua segera berakhir 😪
Jangan lupa tetap vote dan koment ya bebeb.
See u son ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top