SEWINDU -32- Mak Lampir Jahat
"Jangan pernah berpikir bagaimana cara agar bisa seperti mereka, kita tidak tau serumit apa beban yang dia tanggung"
Greenpeanute.-
•••
"Pa, menurut Papa bunda Yasmine itu orangnya gimana?"
"Baik."
"Terus apa lagi Pa?" tanya Gaby dengan wajah penasaran.
Gemma menunduk melihat wajah putrinya yang sedang berbaring di kasur dan Gemma duduk di pinggirnya sambil mengelus rambut Gaby.
"Apalagi? Gak ada lagi," jawab Gemma.
Gaby mendengus sebal "Ish! Masa cuma baik aja sih Pa? Apa gitu, cantik, manis atau imut."
Gemma terkekeh mendengar rajukan putrinya. "Emang kamu ngapain nanya kaya gitu sama Papa? Kalo kamu tau pendapat Papa tentang fisik buk Yasmine, ya jawabannya Manis, cantik juga."
Gaby terduduk antusias menatap lekat Papanya. "Terus Papa suka gak?"
"Suka, emang kenapa?"
Gaby menggeleng "Umm, gak papa sih. Gaby cuma mau punya ibu kaya buk Yasmine." cicit Gaby pelan.
"Emang kenapa Gaby mau punya ibu kaya buk Yasmine?" tanya Gemma menatap serius.
"Gak tau kenapa, Gaby nyaman banget kalo deketan sama buk Yasmine. Itu aja sih."
Gemma tersenyum "Tapi buk Yasmine juga punya impian sayang, dia pasti ingin seseorang yang dia cintai dalam hidupnya, kita gak bisa paksa itu."
"Iya Pa, Gaby tau kok. Gaby juga gak maksa apapun, cuma keinginan aja. Hehe santai aja kali Pa," ucap Gaby lengkap dengan cengiran andalannya.
Gemma menarik Gaby kedalam pelukannya, mendekap erat tubuh kecil itu dan menghirup dalam bau perempuan yang ia sayangi sepenuh hati.
"Maafin Papa ya," ucap Gemma tulus.
Gaby membalas pelukan Gemma dengan sama eratnya. "Maafin Gaby juga Pa. Karena Gaby Papa jadi pisah sama Mama," ucap Gaby dengan suara lirih.
"Jangan ngomong kaya gitu sayang. Semua sudah diatur sama Allah, jangan bikin perjuangan Mama buat lahirin Gaby jadi sia-sia. Mama tulus nyelamatin Gaby, karena dia mau anaknya yang cantik bisa menikmati dunia."
"Iya maaf Pa. Gaby gak akan ngomong gitu lagi, Gaby selalu berdoa agar Papa bahagia dan Mama juga bahagia di surga. Apapun yang bikin Papa senang dan bahagia, Gaby bakalan turutin," ucap Gaby tulus.
Gemma menangkup kedua pipi anak gadisnya "Harusnya Papa yang turutin apa yang membuat Gaby bahagia, Papa sayang banget sama Gaby, jangan tinggalin Papa ya nak. Cuma kamu nyawa Papa sekarang." Lalu ia mencium lama kening Gaby.
Gaby menangis tersedu dalam pelukan Gemma "Makasih Pa, Gaby janji akan selalu patuh sama perintah Papa, I love you so much."
"I love you more baby. Tapi jangan bagi cinta buat Papa sama Gezza ya, Papa cemburu tau." ucap Gemma dengan kerlingan menggoda.
Gaby melepas pelukannya lalu melihat wajah Gemma dengan gugup "Ma ... Maksudnya apa ya Pa? Ga ... Gaby gak ngerti nih!" ucap Gaby terbata-bata.
Gemma tersenyum geli melihat wajah merona putrinya. Terlihat lucu, seperti anak kucing yang ketahuan mencuri ikan.
"Udah biasa aja mukanya, Papa tau kalian pacaran."
"Pa ... Pa ... Papa tau dari mana?" jantung Gaby berdebar kencang saat ini.
"Rahasia dong, sekutu dan mata-mata Papa kan banyak. Jadi Papa pasti tau."
"Papa gak marah kan?" tanya Gaby tertunduk.
Gemma menggeleng lengkap dengan senyumnya "Papa gak marah sayang, asal kalian jangan kelewat batas aja. Selagi dia jagain kamu dengan baik, Papa gak masalah kok."
"Uuu Papa tanyang, makasih Pak Gemma," ucap Gaby meniru cara bisa buk Yasmine, lalu mengecup pipi Gemma lama.
"Gaby tidur dulu pak Gemma sayang, mimpin Gaby ya, hihi." kekeh Gaby lalu berbaring.
Gemma tersenyum, mengecup singkat kening Gaby "Gak ah! Males mimpin Gaby, nanti Papa mimpin buruk lagi."
"Ya udah, Gaby tau pak Gemma mau mimpin bunda Yasmine yang manis dan cantik. Gaby ngerti kok."
"Udah, udah, tidur sana. Kasian buk Yasmine keselek kamu omongin mulu."
"Oke deh pak Gemma ku yang tampan, good nite."
"Good nite too my dear."
***
Gaby sedang asik berkutat dengan sayuran yang sedang ia potong.
Seperti biasa jika hari libur Gaby pasti akan membantu menyelesaikan pekerjaan rumah atau dia akan berkebun dan merawat bunga di halaman rumahnya.
Gaby bersenandung kecil untuk menghilangkan bosan karena di tinggal Bi Salma ke warung.
Namun, tiba-tiba tubuh Gaby terhuyung ke belakang karena ada yang menariknya.
"Tante Megan apaan sih tarik-tarik sembarangan?" tanya Gaby kesal plus terkejut.
Megan menatap dengan tatapan nyalang "Cukup ya Gaby! Tante gak suka sama sikap kamu yang deketin Gemma sana Yasmine!" ucapnya to the point.
Gaby terkejut, tentu saja. Gaby belum mulai mendekatkan Papanya dengan Yasmine dan baru memasuki tahap penghasutan secara perlahan, dan itu pun belum sukses.
"Maksud Tante apa sih? Aku gak ngerti."
"Jangan pura-pura polos ya. Kemarin tante gak sengaja liat Papa kamu anterin Yasmine pulang! Dan mereka cuma berdua. Siapa lagi kalo bukan kamu biang keroknya!" sentak Megan dengan suara lantang.
Wanita itu berani meneriaki Gaby karena ia tahu keadaan rumah yang lengang dan Gemma ada meeting mendadak.
"Lah? Kok aku yang disalahin. Itu memang Papa yang modus ke bunda Yasmine. Ya maklum lah Tante cowok mah gitu, liat yang bening dikit langsung belok," ucap Gaby santai.
"Jadi maksud kamu si Yasmine itu lebih bening dari pada Tante?" tanya Megan dengan wajah memerah.
Gaby hanya mengangkat bahu acuh "Tante Megan sediri yang berspekulasi kaya gitu, Gaby gak bilang kok."
Geraham Megan bergelatup melihat tingkah dan kelakuan Gaby yang tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Dengan penuh amarah Megan meremas pipi dan rahang Gaby sekuat tenaga, hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Denger ya Gaby. Tante gak bakalan segan-segan buat nyiksa kamu kalau sampai Mas Gemma berpaling dari Tante."
"Kenapa Tante marah ke aku? Emang salah aku apa kalo Papa berpaling?" tanya Gaby menantang Megan, mengabaikan rasa sakit di rahangnya.
"Salah kamu karena kamu deketin Mas Gemma ke guru kamu yang sok cantik itu!" ucap Megan menatap nyalang.
"Bunda aku emang cantik!"
Jantung Megan semakin terbakar mendengar panggilan itu.
"Kenapa kamu panggil dia bunda? Sejak kapan dia jadi bunda kamu?"
"Gak penting juga Tante Megan tau," ketus Gaby "Sekarang lepasin Tante, ini sakit tau."
Gaby menarik tangan Megan yang mencengkram rahangnya hingga terlepas.
Tak lama kemudian, terdengar suara seorang cowok yang sangat familier memanggil Gaby dari luar.
"Awas kalo kamu sempe bilang orang lain kalo tante ngasarin kamu, Papa kamu yang jadi taruhannya!" ancam Megan, namun tak dipedulikan Gaby sedikit pun.
Gadis itu berlari keluar, menghapus air mata yang menggenang di pelupuknya dan tersenyum lebar sambil membuka pintu.
"Hai," sapa Gaby saat melihat Gezza berdiri dengan kaos putihnya.
"Lama amat buka pintu nya," balas Gezza.
Gaby menyengir lebar "Hehe, maaf ya, aku lagi masak tadi di dapur jadi gak denger suara kamu yang kecil kaya anak buaya."
"Lah? Kok anak buaya?"
"Iya, kan kamu calon buaya darat. Hahah," ucap Gaby tergelak kencang.
Gezza mendelikan matanya pada Gaby "Biarin, buaya darat lebih mulia dari pada lintah darat?" jawab Gezza.
Gaby terkikik sambil menutup mulutnya "Iya deh iya, jangan marah dong. Kamu ngapain ke sini? Jangan bilang kalo kamu kangen." ucap Gaby menunjuk Gezza.
Gezza menoyor pelan kening Gaby "Bukan gue yang kangen, tapi Mak gue tuh nyinyir banget suruh panggil anak gadisnya," jawab Gezza.
"Ya udah, ayo kita ke rumah kamu. Mama Gishel udah nunggu lama pasti." ucap Gaby menutup pintu rumahnya.
Biarkan saja nenek lampir jahat itu terkurung di dalam, biar tau rasa! Pikir Gaby.
"Eh Gezza, sendal kamu mana?" tanya Gaby saat melihat Gezza bertelanjang kaki keluar dari rumahnya.
"Udah gue gadain di bank Manja buat biaya makan anak kita," jawab Gezza asal-asalan.
"Ih miskin banget sih kamu, buat makan anak aja sampe gadain sendal," ucap Gaby.
Gezza berhenti dan menoleh pada Gaby yang tak jauh di belakangnya.
"Ya karena harta berharga gue satu-satunya itu cuman lu, gimana dong?"
Dan setelahnya wajah Gaby berubah semerah tomat karena gombalan receh Gezza.
"Aaa so sweet!"
***
TBC
MULAI TERASA LELAH AKU BERTAHAN. TERLALU LAMA KAU TERDIAM. TERLALU LAMA KAU MEREDAM ...
VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA YA.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top