SEWINDU -30- Bunda

"No better place in the world than the warm embrace of a mother"

greenpeanute.-

•••

"Bagaimana dok?" tanya Gemma tak sabaran saat dokter yang memeriksa Gaby keluar dari dalam UGD.

Dokter wanita itu tersenyum "Tidak apa-apa Bapak Gemma, hanya asmanya yang sudah lama tidak kambuh, dan sekarang kambuh lagi. Ini mungkin karena Gaby berada terlalu lama di ruangan berdebu." ucap Dokter itu.

"Tapi tadi Gaby pingsan dan jatuh dari tangga," celetuk Yasmine dengan mata yang sudah sembab.

"Mungkin karena dia sulit menghirup oksigen hingga tubuh Gaby menjadi lemas dan juga kepala yang terbentuk membuat dia shock dan kehilangan kesadaran."

"Baik, apakah saya sudah bisa melihat putri saya?"

"Tentu saja Pak Gemma dan dengan ibu...?" dokter itu menatap heran pada Yasmine.

Yang dokter itu ketahui Gemma adalah seorang duda, dia tidak mungkin salah karena Gaby sudah menjadi pasiennya dari gadis itu masih kecil.

"Saya guru les-nya Gaby dok," jawab Yasmine setelah membaca raut wajah bertanya dokter itu.

"Oh ya sudah, nanti setelah di pindah kan ke ruang perawata Gaby sudah bisa ditemui. Kalau begitu saya permisi dulu." ucap Dokter itu sopan.

***

"Buk Yasmine, Gaby gak mau pake ini!" ucap Gaby lemah, sambil menunjuk selang oksigen di hidungnya.

"Tapi Gaby lagi sakit sayang, harus pake itu dulu sampe keadaan Gaby stabil," ucap Yasmine.

"Ya udah deh, tapi buk Yasmine temenin Gaby kan? Soalnya Gaby takut sendirian tidur di sini."

"Iya, ibu temenin kamu. sekarang istirahat dulu. cuma malam ini aja Gaby dirawat, besok udah boleh pulang kok."

"Makasih ya buk Yasmine." lirih Gaby lalu memejamkan matanya yang sudah lelah.

Yasmine juga ikut tertidur sambil menggenggam tangan Gaby. Dengan posisi duduk di kursi samping brankar.

"Buk, tidurnya di kasur aja. Masih muat kok kita berdua," ucap Gaby membuka matanya saat merasakan Yasmine merebahkan kepalanya.

"Gak papa, nanti kamu sesak kalo kita berdua," tolak Yasmine secara halus.

Gaby bergeser menepi, untuk memberi ruang agar Yasmine bisa tidur di sampingnya.

"Gak papa buk ayo tiduran di sini. Kasurnya besar kok," bujuk Gaby. Namun Yasmine menatap ragu pada brankar itu.

"Ayolah buk... Gaby pengen peluk buk Yasmine," ujar Gaby dengan wajah memohon.

Yasmine tak tega melihat wajah memohon penuh harapan itu. Akhirnya dia naik dan tidur menyamping menghadap Gaby.

"Ternyata kaya gini ya di peluk sama ibu. Nyaman banget," gumam Gaby pelan memeluk Yasmine sambil menutup mata.

Sementara Yasmine hanya bisa menahan air mata pilunya. Gaby hanyalah seorang gadis yang dibesarkan oleh satu orang tua, dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu yang utuh diberikan padanya.

Tanpa sadar air mata Yasmine mengalir begitu saja, dengan penuh kelembutan Yasmine mengerat pelukannya dengan satu tangan, dan tangan yang bebas mengelus sayang kening Gaby.

Diluar ruangan, Gemma menyaksikan kehangatan keduanya dari kaca bening yang terdapat di pintu. Senyum tulus terpancar dari wajah Gemma.

Tampak sekali Yasmine sangat menyayangi putrinya itu. Entah mengapa jantung Gemma tiba-tiba membayangkan jika dia, Yasmine dan Gaby menjadi sebuah keluarga.

"Bagaimana ini Greta?"

***

"Ternyata Gaby bisa sakit juga ya? Timo pikir cuma bisa ngerusuhin Gezza," kekeh Timothy saat membesuk Gaby di rumahnya.

Gaby terkekeh "Bisa dong Timo, Gaby kan manusia biasa yang bisa sakit kalo di sakiti."

"Cih Alay!" celetuk Gezza dengan ketus.

"Babang Za kenapa? Jealose ya Timo duduk dekat Gaby?" canda Timo sambil merangkul bahu Gaby, membuat Gezza langsung berdiri dari duduknya.

"Patah tangan lo Tit!" geram Gezza menarik Timothy menjauh dari pinggir kasur Gaby.

"Wih sangar nih pawangnya Gaby, kagak berani dedek dekat-dekat mah," kekeh Timothy.

Setelah itu Gezza menyerang Timothy dengan mengapit leher cowok itu di ketiaknya, dan menjitak kepalanya berkali-kali.

Sehingga Gaby terbahak melihat wajah Timothy yang merah karena sesak nafas.

"Kapan kelarnya sih aksi bego kalian ini? Gak tau malu banget ribut di rumah orang!" ketus Greya yang harus saja masuk membawa camilan beserta dua temannya, Amanda dan Nensy.

Pertarungan gulat Gezza dan Timothy terhenti seketika dan menoleh pada sumber suara secara bersamaan.

"Rasain lo Za! Sayang, abang Timo dijahatin sama Gezza, belain yang," Timothy mengadu dengan manja pada Greya.

Sontak Greya langsung menampilkan tatapan jijik "Ewwh, najong trulala! Jangan panggil gue sayang, lo bukan cowok gue." ketusnya.

Timothy menampilkan raut wajah kecewanya "Gila gak sih Gre, gue yang udah tiga kali nembak lo ditolak mulu, giliran Garren yang nembak langsung lo terima, kurang ganteng apa sih gue?" kesah Timothy.

"Jangan becanda mulu deh! Gak lucu tau." sentak Greya tak suka.

"Tuh kan, orang nyatain perasaan dibilang becanda. Karma baru tau rasa lo!"

Nensy duduk di samping Timothy menepuk-nepuk pelan bahunya. "Sabar aja Tit, suatu saat pasti bakalan ada orang yang suka sama lo tanpa memandang wajah lo yang pas-pasan ini. Gue yakin kok."

Timothy mengangguk setuju "Sebenernya nasehat lo agak terdengar kampret sih, tapi gak papa setidaknya lo bisa liat hati gue yang tulus ini." Timothy menjeda sejenak.

"Gimana kalo lo gue tembak? Mau gak jadi pacar gue!"

Wajah Nensy berubah jadi masam "Kagak! Berani lo nembak gue, gue tonjok lo sampe mental ke Zimbabwe!" ketusnya sambil mengacungkan tinju.

"Pernah sakiiit... Tapi tak pernah sesakiit ini, karena muka jelek makanya banyak orang yang jahatin,"

Gezza menyanyikan sebuah lagu dan mengganti liriknya untuk membully Timothy.

"Diam lo sempak setan!" bentak Timothy menatap sangar.

"Nah gitu dong, emosi," seru Gezz dan Gaby bersamaan dengan wajah lempeng dan sedetik kemudian tertawa terbahak-bahak.

Tanpa sengaja tatapan Timothy beradu dengan Amanda. Kalau biasanya gadis lain akan malu-malu saat ada lelaki yang menatapnya, berbeda dengan Amanda, 180° berbeda. Karena Timothy lah yang salah tingkah saat ditatap oleh tatapan datar nan tajam itu.

"Cantik-cantik Susana, alias horor!" gumam Timothy dalam hati.

***

"Buk Yasmine, Gaby peluk sambil tidur lagi boleh gak?" tanya Gaby pada Yasmine yang berbaring di ranjang Gaby.

Setelah permohonan panjang yang dilakukan Gaby, akhirnya Yasmine mengalah juga dan menemani muridnya itu tidur, tentu saja dengan izin Gemma dan ibunya.

"Boleh sayang, sini ibuk peluk."

Gaby bergelung manja dalam rengkuhan Yasmine. "Buk Yasmine Gaby mau curhat," ucap Gaby.

"Curhat apa? Tentang pacar kamu ya, siapa itu namanya yang di depan rumah? Gezza bukan?" tanya Yasmine menggoda Gaby.

"Iya itu namanya Gezza, tapi Gaby bukan mau curhat tentang dia."

"Terus apa dong?" tanya Yasmine penasaran.

"Sebelumnya Gaby mau tanya sama buk Yasmine, gimana sih rasanya dipeluk sama mama kandung kita sendiri? Dari kecil Gaby gak pernah ngerasain, pasti nyaman kan?" tanya Gaby dengan wajah polos bercampur pemasaran.

Yasmine tersenyum lembut "Iya, rasanya nyamaaan banget, kita merasa terlindungi kalau ada di pelukan seorang ibu."

"Umm, kalau ibunya buk Yasmine sering marah-marah gak ke Ibuk, kayak mama Gishel suka marah-marah ke Gezza yang bandel."

"Sering, malahan dulu kalo ibuk males bersihin rumah, bakalan dipukul pantatnya."

"Ih, pasti lucu liat buk Yasmine ditabok hihi." Gaby terkekeh.

"Iya, dulu ibuk anaknya bandel banget, lebih bandel dari si Gezza yang suka jailin kamu itu," ucap Yasmine bercerita.

"Tapi kadang Gaby kasihan liat Gezza ditabok Mamanya, padahal Gaby yang salah, eh dia yang kena hukuman, makanya dulu Gezza sering jahatin Gaby, katanya Mama Gishel pilih kasih. Sejak saat itu Gaby gak mau lagi manja-manja sama Mama Gishel, takut Gezza makin gak suka."

Yasmine tersenyum sambil mengusap rambut Gaby. "Itu kan dulu waktu kalian masih kecil, sekarang kan udah beda, malahan sekarang kalian pacaran kan."

"Iya, Gezza beruntung banget punya Mama yang cerewet kaya Mama Gishel, coba kalo Gaby punya juga." ucap Gaby sedikit sendu.

"Gak papa sayang, kan masih ada Papa Gemma yang sayang sama Gaby."

"Papa sekarang udah sering sibuk sama kantor dan pacarnya, Gaby jadi gak mau ganggu kesenangan Papa," ujar Gaby.

Keduanya terdiam sejenak, lalu Gaby mendongak untuk melihat wajah menyejukkan milik Yasmine.

"Buk Yasmine Gaby boleh minta satu permintaan gak?" tanya Gaby ragu-ragu.

Yasmine menunduk menatap Gaby. "Apa sayang?"

"Ummm, boleh gak Gaby panggil buk Yasmine Bunda?" tanya Gaby sontak membuat jantung Yasmine berdetak kencang.

Yasmine kebingungan dengan permintaan tiba-tiba itu.

"Tapi..." ucapan Yasmine terhenti saat Gemma berdiri ambang pintu menatap hangat keduanya.

Wanita itu menatap Gemma dengan tatapan canggung dan ragu.

"Kalau buk Yasmine keberatan gak papa kok, hehe maap ya buk permintaan Gaby aneh banget." ucap Gaby cengengesan.

"Eh, gak gitu. cuma..." cuma ibuk takut Papa kamu tersinggung. Lanjut Yasmine dalam hati.

Yasmine melirik pada Gemma, seperti meminta izin, seolah peka dengan maksud Yasmine Gemma menganggukan kepala.

"Iya sayang boleh kok," jawab Yasmine akhirnya.

Gaby tersenyum senang "Makasih bunda, Good night dear mother."

"Sleep dear, sweet dreams and get well."

***

TBC

HAI GENG! ADA YANG KANGEN GUE GAK? HEHE GAK KANGEN JUGA GAK PAPA SIH YANG PENTING KALIAN VOTE DAN COMMENT AJA UDAH 😆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top