SEWINDU -21- Gara-gara Samyang

"Aku tidak meminta kamu untuk melakukan segalanya demi diri ku. Tapi aku berharap engkau akan melakukan sesuatu yang berharga untuk masa depan kita"

-greenpeanute-

•••

"Ayo Za! Lo ditantangin tuh sama Genta. Jangan sampe lo bikin malu Gaby. Masa cowoknya kagak berani makan samyang," ucap Timothy yang duduk si samping Gezza.

Sedangkan Gezza menatap tajam pada Genta yang tersenyun sombong ke arah Gezza.

"Ayo Za. Ah elah, Cuma makan mie doang masa lo kagak mau sih?!" Timothy terus mengompori Gezza.

Suasana kantin mendadak jadi ramai, karena mereka sibuk menantikan, apakah Gezza menerima tantangan Genta, memakan samyang.

"Ayo Za! Ah, cekewa nih Timo sama bang Gez-"

Gezza langsung berdiri menghampiri Genta. Timothy juga ikut berdiri dan membuntuti Gezza di belakang dengan cengiran kudanya.

"Oke gue terima tantangan lo! Tapi setelah ini jangan lo deket-deket sama cewek gue lagi. Kalo lo ingkar janji, kepala lo gue tebas!" ucap Gezza dengan tegas.

Genta tersenyum sinis. "Mang, samyang dua plus cabe rawitnya mang!" pinta Genta pada pedagang di kantin sekolah, tanpa menghiraukan ucapan Gezza sebelumnya.

Gezza hanya diam, memikirkan bagaimana keadaannya setelah memakan mie super pedas itu. Gezza tidak suka makanan pedas, mencium aromanya saja perut Gezza sudah melintir, apalagi memakannya, ditambah tidak boleh minum apapun sampai mie itu habis.

"Tenang bro! Gue yakin lo pasti bisa. Biar abang Timo kasih bang Gezza kekuatan tenaga dalam,' ucap Timothy, mendorong sedikit bahu Gezza dengan kedua tangannya, sambil digetar-getarkan.

Gezza hanya diam, dia tidak merespon sedikitpun banyolan Timothy yang aneh itu.

"Kalo lo gak sanggup, mending gak usah terima tantangan dari gue. Lagian, gue enggak bakalan ngerebut Gaby dari lo, gue cuma mau dia jadi temen gue," ucap Genta sedikit berbisik.

Gezza menoleh pada Genta. "Gak bakalan gue biarin lo deket-deket lagi sama Gaby. Cewek gue bisa anggap lo temen, tapi lo! Gue gak yakin!" jawab Gezza tajam.

"Terserah lo Za. Tapi yang jelas, kemungkinan selalu ada. Bisa aja Gaby sendiri yang datang ke gue, tanpa gue deketin," ucap Genta lagi.

"Setan lo! Gak akan pernah gue biarin! Camkan!" umpat Gezza.

Genta hanya menanggapi dengan senyuman. Tidak lama kemudian, pesanan mie mereka datang. Gezza menghela napas berat, hati kecilnya menolak untuk memakan makanan tidak berguna itu, mengigat dia memiliki riwayat penyakit lambung.

Perlahan Gezza menyuapkan makanan berwarna merah itu ke dalam mulutnya, seketika mulut Gezza serasa terbakar, dengan susah payah cowok itu menelan makanan yang ada di mulutnya.

Berkali-kali Gezza menengadah ke atas, lalu menutup matanya. Sekarang bukan hanya mulut Gezza saja yang panas saat ini, seluruh tubunya juga memanas. Peluh bercucuran dimana-mana, hingga seragam yang Gezza gunakan menjadi basah.

Tidak ubahnya dengan keadaan Gezza, Genta pun sama, muka memerah dan peluh yang menetes seperti orang yang habis berolahraga berat.

"Huh! Bangsat!" umpat Gezza menahan panas yang mulai merambat sampai ke jantung.

"GEZZAAAA!" teriak seseorang dari ujung kantin.

"Gaby," gumam Gezza dan Genta secara bersamaan.

Gaby tidak sendirian, disana ada Greya, Amanda, dan Nensy. Mereka semua berjalan mengampiri Gezza dan Genta.

Sesampai di sana, Gaby langsung mengebrak meja, dan menyentak lengan Gezza "Kamu udah gila ya! ngapain kamu makan samyang!" bentak Gaby.

"Gaby, lo ngapain di sini? Huh hah huh hah," tanya Gezza dengan napas yang dihembuskan berkali-kali.

"Aku kesini mau gebukin kamu! Udah jangan dimakan lagi!" Gaby menarik sendok yang dipegang Gezza, dan menjauhkan sisa makanan itu dari hadapan Gezza.

Gaby menarik Gezza berdiri dari kursinya "Udah jangan dimakan lagi! gak inget apa Kamu itu sakit maag?! ?" Gaby menarik Gezza keluar dari dalam kantin, sembari terus mengomel. Bahkan gadis itu tidak memberikan kesempatan untuk Gezza minum air terlebih dahulu.

***

"Kamu itu gak mikir sebelum terima challengs kaya gitu? Lagian buat apa sih sok-sok an jago makan pedes segala? Itu muka kamu jadi merah tuh! Lebih-lebih lagi nanti kamu sakit perut!"

Gezza hanya diam saja saat Gaby mengomelinya. Bukan karena malas menjawab, hanya saja fokus untuk menghilangkan rasa panas di mulutnya, itu lebih penting dari pada mendebat Gaby.

"Engg... Gaby, sebenernya... Umm," ucap Timothy ragu-ragu.

Gaby menoleh kebelakang. Mereka semua berkumpul di dalam kelas, karena bel masuk sudah berbunyi, namun saat ini tidak ada guru yang masuk karena ada rapat mendadak.

"Sebernya apa Timo?" tanya Gaby.

Gezza langsung memberi kode pada Timothy untuk tidak melanjutkan ucapannya.

"Duh! Gimana ya ngomongnya," ucap Timothy menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Ngomon aja Timo. Nanti Gaby ngegas nih! Aku lagi mode galak on ya!" bentak Gaby.

Gezza menghelan pas berat melihat kekasihnya itu "Itu lo udah ngegas ogeb!" bisik Gezza pelan, sembari terus memimun susu untuk penghilangkan rasa pedas di mulutnya.

Timothy berdehem. "Sebenernya, dari tadi itu kaki gue pegel berdiri, kan lo dudukin kursi gue. Kalo gue maksa juga buat duduk di pangkuan lo, gue enggak sanggup ngehadapin amukan anjing pitbull yang ada di sebelah lo itu," ucap Tomothy melirik Gezza dengan matanya.

Gezza langsung menatap tajam pada Timothy. "Sue lo Tit! Selesai pedes ini ilang, lo abis sama gue!" ancam Gezza.

"Udah-udah! Gak usah pada ributin hal yang enggak penting kaya gini! Timo, lo duduk aja dulu di kursi si Gaby! ?" bentak Nensy. Gadis itu sudah muak mendengar ocehan teman-temannya.

"Tau nih Gaby! Dengerin tuh si Nensy, mendingan lo kipasin pacar lo ini! Gerah gue," ucap Gezza menimpali ucapan Nensy.

"Lo juga Za, Gen! Kalian itu udah sama-sama besar, harusnya mikir kalo makanan itu udah pedas, dan kalian masih juga tambah cabe rawit. Kaya gitu biar apa?! Biar jadi jagoan? Atau mau cari sensasi ke adik-adik kelas?" bentak Nensy menatap Gezza dan Genta bergantian.

"Mampus! Tanduk bebeb Nensy udah keluar, abis lo pada!" celetuk Timothy.

"Lo diem Timo! Gue enggak lagi ngomong sama lo!" Nensy menatap Timothy dengan tatapan lasernya. Sontak saja, itu membuat Timothy bungkam.

Kriiyyuttt...!

Gezza dan Genta saling berpandangan, setelah dengan serentak perut mereka berbunyi. Mereka masih bertatapan, lalu, secara tiba-tiba Genta berdiri dan terbirit lari keluar kelas, Gezza ikut berdiri pada mengejar Genta, sambil memegang bokongnya.

"WOI GEMPA! GUE DULUAN SETAN!" teriakan Gezza menggelegar dari koridor hingga ke kelas.

"MAMPUS AE LO ZA!" balas Genta ikut meneriaki.

Semua teman-temannya menatap aneh dua orang itu, kecuali Gaby. Gadis itu tersenyum lebar dan manis.

"Gaby kenapa dah?" tanya Timothy menatap horor Gaby.

Gaby tersenyum pada Timothy, hingga matanya menyipit. "Mereka berdua So sweet ya, sakit perut aja barengan, romantis!"

"ALLAHU AKBAR!" teriak semua orang yang ada di sekitar Gaby.

***

TBC
VOTE AND COMMENT, GIMANA-GIMANA?

MAKIN GAJE GAK?

LANJUT KALO UDAN 10 VOTE.

HEHE (*KAYA ADA AJA YANG NUNGGUIN CERITA GUE) AUTO SOK ESIS 😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top