SEWINDU-19- Keropi
"Tuhan selalu menuntun umat nya menuju jalan yang benar. Namun jika kau berada pada jalan yang salah, mungkin itu karena kau kurang akrab dengan Tuhan"
-Greenpeanute-
"Gezza, kamu kok diem aja sih? Ayo ambil kataknya!" ucap Gaby memerintah Gezza.
Gezza bergidik geli. "Ihh, gak mewe! lo aja yang ambil! Hii Jijik!" Gezza langsung berlari masuk ke dalam laboratorium.
Gaby menatap heran Gezza yang terbirit lari, lalu mengangkat kedua bahunya. "Aneh si Gezza, masa jijik sama hewan ucul ini sih," Gaby mengambil katak yang berada di dalam ember, dan membawanya masuk ke dalam laboratorium.
"Dena, ini taruh dimana?" tanya Gaby pada teman satu kelompoknya.
"Taruh di sana aja!" jawab Dena menujuk kotak kaca yang ada di atas meja praktek kelompok Gaby.
Setelah itu, Gaby menghampiri Gezza yang duduk manis di pojokan laboratorium. "Gezza, kok kamu duduk di sini?" tanya Gaby.
Gezza menggeleng. "Gak papa, lagi pengen mojok aja," jawab Gezza asal-asalan.
Gaby memicingkan mata menatap Gezza. "Hmm, Gaby tau nih!" ucapnya.
Gaby mengintimidasi Gezza dengan tatapannya. "Jangan-jangan kamu...-" Gaby menggantungkan ucapannya.
"Enggak lah! Mana mungkin Gue takut sama binatang kaya gitu, gak banget!" ucap Gezza langsung, sebagai bentuk pertahanan harga diri.
"Tuh kan! Gaby bahkan belum ngomong apa-apa, kenapa kamu malah bilang kaya gitu? Jujur aja deh, kamu takutkan?" tanya Gaby memutar-mutar jari telunjuknya di depan wajah Gezza.
"Enggak! Enggak takut! Enggaaak!" Gezza berdiri dan berjalan menjauh dari Gaby.
"Ciee, si gahar takut sama sama katak, Haha."
***
"Tit, siapa yang balakan belah itu katak?" tanya Gezza pada Timothy yang sedang menggangu teman kelompok lain.
"Lo aja Za, gue mah kagak berani," ucap Timothy bergiding ngeri.
Gezza berdecak sebal. "Gue enggak mau pegang itu hewan, jijik!" Gezza mulai berdebat dengan Timothy.
"Lo gimana sih Za? Masa nonjok anak orang berani, giliran megang katak aja kicep? "sindir Timothy.
"Itu beda lagi konteksnya, Titit!" ucap Gezza kesal.
"Nah, gimana kalo Gaby aja? Mau ya Gab, Gaby kan pemberani abis itu cantik lagi, makanya Gezza klepek-klepek sama Gaby," ucap Timothy membujuk Gaby dengan jurus rayuan buaya laut.
"Bukannya Gaby gak mau Timo, perasaan Gaby halus banget jadi enggak tega belah badan kataknya. Kasihan tahu, katak ini pasti punya keluarga yang nyariin dia. Sementara kita, mau mengoperasi tubuhnya secara ilegal, gak ada surat pemberitahuan kepada keluarga katak. Sedih Gaby tuh Timo!" Gaby mengucapkan itu dengan mata yang berkaca-kaca.
Gezza memutar mata jengah "Dia bukan manusia Gaby, jadi gak butuh surat persetujuan," ucap Gezza menjelaskan.
Gaby menggeleng "Tapi, tetep aja Gezza. Katak juga makhluk hidup yang punya perasaan, kita harus berperikekatakan."
Gezza menghembuskan napas lelah. "Terserah aja deh Gab! Dena, lo aja yang belah badan katak ini ya!" titah Gezza.
Dena yang mendengar itu, langsung mendelik kesal. "Apa-apa gue! apa-apa gue! gue aja terus yang disuruh! sama aja gue kerja sendirian!" Dena mengomel. Namun dia tetap melakukan apa yang dipinta oleh Gezza.
"Jangan gitu dong Denamon, sini abang Timo bantu liatin, tapi jangan grogi ya diliatin cowok ganteng." ucap Timothy narsis.
"Najis!" Timothy terkekeh saat Dena memberikan delikan maut padanya.
"Gezza, kamu mau tau sesuatu gak?" tanya Gaby.
"Apa?"
"Apa nama lain dari katak?" tanya Gaby.
Gezza berpikir. "Kodok?" tebak Gezza.
Gaby menggeleng. "Bukan?"
"Anura?"
"Anda masih salah, silahkan tebak kembali."
"Frog?"
"Bukan juga, Ayo semangat! Gaby kasih clue ya. Namanya itu comel!"
"Terus apaan dong? Gabriella?" Gezza menatap jenaka pada Gaby
"Ishh. Itu mah nama aku! Gimana sih!" ucap Gaby memukul bahu Gezza dan membuat Gezza terkekeh.
"Ya apaan dong Gabriella?" tanya Gezza gregetan.
Gaby tersenyum lebar "Keropi!" jawab Gaby.
Gezza mengernyit bingung. "Keropi apaan?" tanyanya.
Gaby mengambil ponsel di dalam saku dan mengetik sesuatu di sana. "Nih! ini keropi dan yang lagi dioperasi sama Dena itu juga keropi," ucap Gaby.
Gezza ternganga tidak percaya. Dia merasa seperti sedang berbicara pada anak TK. Jadi keropi itu kartun katak bermata besar yang sering nongol di acara televisi pas subuh.
"Sabar Za! Sabar! Inget dia pacar lo, jangan sampe lo jadi kriminal karena tidak ini," Gezza bergumam seraya mengelus dadanya, menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan.
"Dasar Gabriella kampret! Analis siapa sih?!" umpat Gezza pada akhirnya, dan dibalas cengiran tidak berdosa oleh Gaby.
***
Gezza berjalan menuju rumah Gaby. Hari ini mereka akan belajar bersama dengan guru les Gaby yang baru.
Gezza tersenyum tipis, dalam benak Gezza dia akan memiliki banyak waktu untuk berduaan dengan Gaby.
"Assalamualaikum, Gaby!" panggil Gezza, sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, iya bentar Za!" teriak Gaby membuka pintu rumah.
Senyum yang awalnya mengembang di wajah Gezza, kini berganti dengan kerutan di kening, pertanda jika cowok itu sedang kesal.
"Hallo bang Za. Kangen gak sama Timothy yang ganteng ini?" tanya Timothy dengan wajah jenakanya.
Gezza berdecak sebal. "Kok lo gak bilang ada mereka juga sih? Gue pikir cuma kita berdua!" sungut Gezza sambil berjalan masuk.
"Gak papa Gezza. Makin rame kan makin seru," jawab Gaby dan duduk di lantai beralaskan karpet.
Gezza mendelikan mata pada Timothy, bukan hanya Timothy saja yang datang, ada Nensy, Greya, Amanda, dan yang paling menyebalkan, yaitu... si Genta.
Genta duduk di sebelah kiri Gaby, dan Amanda duduk di sebelah kanan pacarnya itu. Gezza yang masih berdiri langsung berjalan dan duduk di tengah-tengah Gaby dan Genta, hingga membuat Genta terpaksa bergeser ke kiri.
"Kenapa? Mau marah? Ngapain lo duduk di samping cewek gue? dasar pepacor!" cerocos Gezza saat Genta menatap tak suka padanya.
"Bocah lo Za! Kalo lo takut kesaing sama gue jujur aja!" ucap Genta yang juga kesal.
"Idih? Siapa yang takut kesaing? Gue lebih ganteng dari Lo dan gue juga yakin kalo Gaby gak bakalan berpaling dari gue," ucap Gezza menantang Genta.
"Liat aja nanti, time Will teel. Akan ada masanya Gaby berbalik arah dan milih gue," ucap Genta setengah berbisik.
Gezza menatap tidak suka pada Genta. "Itu gak bakalan terjadi! Bagaimana pun dia milih gue, dari dulu hingga sekarang. Ngerti lo!" geram Gezza menatap tajam Genta.
Gaby merasa jika suasana sudah mulai tegang dan ia harus menghentikannya.
"Udah Gezza, Genta. Jangan berantem ih! Katanya mau belajar, kok malah jadi ribut?" ucap Gaby menengahi.
"Iya nih, sama-sama bocah lo berdua. Dari pada ribut mending makan cookies ini sambil nunggu guru lesnya datang," celetuk Greya.
"Waduh, tumben bebeb Greya pinter, jadi makin cinta deh!" seru Timothy menggoda Greya.
Greya menatap garang. "Diem lo biawak laut! Gue sleding baru tau rasa Lo!"
"Aih galak!"
Gezza mengabaikan kegaduhan yang terjadi di sekitarnya. Ia menatap Gaby dengan tatapan sebal. "Gue udah bilang kan, jangan deket-deket sama Gempa. Gue gak suka!" bisik Gezza di telinga Gaby.
Gaby tersenyum pada Gezza. "Kamu jealose ya?" ucap Gaby mengoda Gezza.
"Menurut lo gimana? wajar gak gue jealose liat cewek gue deket-deket sama cowok lain?" tanya Gezza dengan alis terangkat.
Gaby tersenyum hangat. "Iya deh, maaf ya. Besok-besok gak di ulang lagi "
"Janji ya! pokoknya lo enggak boleh deket-deket sama cowok manapun kecuali gue, termasuk bang Garra Si pembawa pasir!" ucap Gezza telak.
"Iya mas pacar, galak banget sih!" Gaby terkekeh geli.
Nensy, Greya dan Timothy yang berada di hadapannya, melongo menatap dua orang itu.
Greya berbisik pelan. "Kok. alay ya!" gumamnya terbata-bata.
"Kok. Gue. jijik ya?" ucap Timothy terbata-bata.
"Bucin!" timpal Nensy.
Sementara Amanda menatap datar ketiga temannya itu dengan tatapan datar alanya. "Bacot!" gumam Amanda.
***
TBC
VOTE AND COMMENT!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top