SEWINDU -17- Kita Pacaran!

"Usaha tidak mengkhianati hasil. Tuhan tidak membenci hamba Nya. Dan aku tidak akan pernah menyerah untuk mencintai hati mu"

-Greenpeanute-

♡♡♡

Gezza berjalan santai menyusuri koridor sekolah. Dengan sedikit pongah Gezza mengabaikan gunaman gadis-gadis yang ia lewati.

Gezza memutar-mutar kunci motor trail kesayangannya di jari.

Sampai langkahnya terhenti saat mendengar seseorang yang tengah berbicara di dalam ruangan osis.

Gezza mengintip sedikit di celah pintu. Gezza jadi kepo seperti ini karna cowok yang berada di dalam ruangan osis itu berbicara tentang Gaby pada temannya.

"Iya, gue udah yakin mau nembak Gaby,"

"Gue pikir besok bisa deh, gue mau bikin kejutan juga buat Gaby," ucap cowok itu.

"Wah! Berani banget si Gempa mau nembak Gaby! Gue retakiin juga ginjal lo!" gumam Gezza dengan tangan yang sudah mengepal.

Gezza berjalan cepat meninggalkan ruangan Osis itu. Sampai dia bertemu Gaby sedang memunguti sampah  yang berserakan di kelas.

"Ikut gue!" ucap Gezza, lalu menarik tangan Gaby untuk ikut dengannya.

Gaby sedikit kewalahan berjalan saat Gezza menarik tangannya.

"Gezza, kita mau kemana sih? Aku lagi piket ini, entar Si Dena marah karna aku gak piket " ucap Gaby.

"Kita ke rooftop. Ada pengen gue omongin sama lo," jawab Gezza.

Kening Gaby berkerut "Rooftop? Ngapain ke sana? Emang gak bisa apa ngomong di kelas aja?" Gaby memburu Gezza dengan beberapa pertanyaan.

Tiba-tiba Gezza berhenti, hingga Gaby yang sedang berjalan menubruk pelan bahu Gezza.

"Aduh...!!" Gaby melirih sakit, sambil mengusap-usap keningnya.

Gezza semakin menggenggam erat jemari Gaby "Gak bisa, ini urusan pribadi, dan gue mau ngomong berdua aja, tanpa ada orang yang berpotensi jadi pengganggu," ucap Gezza.

Lalu laki-laki itu kembali menarik Gaby, untuk berjalan menaiki tangga menuju Rooftop.

Sesampai di sana Gezza menyuruh Gaby untuk masuk terlebih dahulu, lalu ia menutup pintu rooftop.

"Duduk disini!" Titah Gezza menepuk sisi di sebelahnya.

Gaby menurut dan duduk di lantai, di sebelah Gezza yang sudah terlebih dahulu lesehan disana.

Gezza menatap Gaby dari samping. Sudah lama dia menyadari kalau Gaby memang manis. Gezza suka sekali dengan tahi lalat kecil yang ada di bawah mata kiri Gadis itu.

"Gezza ke kelas yuk! Nanti kita te-" ucapan Gaby terpotong karna Gezza menyentuh tahi lalat di bawah mata gadis itu.

Pipi Gaby bersemu merah sat merasakan tangan hangat Gezza menyentuh wajahnya.

"La, sejak kapan lo suka sama gue? Maksudnya secara spesifik!" tanya Gezza langsung, laki-laki itu menatap dalam ke mata cokelat Gaby.

Gaby bertambah gugup saat tangan Gezza beralih meremas pelan jemari Gaby.

"Se.. se.. sejak.. sejak Gezza. Aku enggak tau sejak kapan, yang aku tau, a.. a.. aku suka kamu, dari kita kecil," jawab Gaby susah payah karna jantungnya yang berdebar kencang.

Gezza tersenyum samar. "Alasan apa yang bikin lo suka sama gue, bahkan sampai sekarang?" tanya Gezza lagi.

Gaby menunduk malu. "Maaf, kalau waktu itu, diam-diam Gaby suka sama Gezza. Alasan aku suka sama kamu karna kamu baik, kamu teman pertamanya aku, aku merasa aman kalo deket sama kamu," jawab Gaby.

"Sikap gue sekarang udah berubah ke lo, gue udah gak sebaik dulu, tapi kenapa lo masih suka sama gue?" tanya Gezza lagi.

Gaby menggeleng pelan, masih dengan kepala tertunduk "Gaby enggak tau kenapa, tapi di sini, selalu berdebar kalo aku liat mata kamu," ucap Gaby sembari menunjuk dadanya.

Gezza tersenyum, menghela napas sejenak, lalu menarik Gaby masuk dalam pelukannya.

"Ok! Sekarang kita pacaran!"

"Hah??"

***

Gezza dan Gaby masuk ke dalam kelas sambil bergandengan.

"Inget ya, sekarang lo itu pacar gue. Lo tau kan, gue itu orangnya posesif, jadi jangan deket-deket sama cowok lain," ucap Gezza berbisik di belaian Gaby.

"Terus, sama anak kelas sini juga enggak boleh? Kalo aku mau tanya-tanya tentang tugas gimana?" ucap Gaby bingung.

"Iya boleh, kecuali si Gempa,"

"Loh? Kenapa? Dia kan temen aku juga Za," kening Gaby berkerut saat mendengar ucapan Gezza.

"Dia itu pepacor, jadi jangan deket-deket sama dia, ntar lo di rebut dari gue,"

"Perebut pacar orang. Ciee, kita pacaran beneran ya Za?" tanya Gaby.

Gezza berhenti dan menaikan sebelah alisnya "Lo pikir gue becanda? Nanti satu kelas, bahkan satu sekolah bakalan tau kalo lo itu pacar gue," ucap Gezza, lalu menyuruh Gaby duduk di bangkunya.

"Kok Gaby deg deg an ya," ujar Gaby menoleh kebelakang.

Gezza tersenyum manis "Wajar lah, karna Lo pacaran sama cowok ganteng kaya gue," ucap Gezza narsis.

Gaby mencebik "Narsis kamu!" ucap Gaby.

Gezza ternyum bangga. "Udah, sana hadap depan! Ntar kita kena marah lagi."

***

"Gab, pinjem tipe-x dong," Gaby menoleh ke samping melihat Genta.

Gaby mengambil benda yang dipinjam oleh Genta di dalam tempat pensilnya, dan menyerahakn pada Genta. Tak lama kemudian, Genta mengembalikan benda itu.

Gezza menatap jengah pada Genta yang sedari tadi selalu meminjam sesuatu yang seharusnya bisa ia pinjam pada teman sebangkunya, namun cowok itu memilih meminjamnya pada Gaby.

Gezza menghembuskan napas lelah. Dia memanggil Gaby, hingga gadis itu menoleh ke belakang. "Siniin tempat pensil lo!"

Gaby mengerutkan kening mendengar perintah itu "Buat apa, Za?"

"Siniin aja dulu."

Dengan wajah heran, Gaby memberikan tempat pesilnya pada Gezza, lalu cowok itu memasukkan benda itu ke dalam tas yang berada di atas meja.

"Loh, Za. Kok kamu masukin ke tas kamu sih?" tanya Gaby heran.

Gezza mengibaskan tangannya, sambil menggeleng. "Udah diem aja! Sana lanjut nulis lagi, ntar catatan lo enggak lengkap," ucap Gezza.

Gaby hanya mengangguk patuh, dan kembali melanjutkan menulis catatan. Tidak lama kemudian

"Gaby, pinjam penggaris dong," ucap Genta.

Gaby menoleh. "Penggaris ya? pinjem sama Gezza aja Gen, tempat pensil aku sama dia," ucap Gaby dengan senyuman.

Genta menoleh pada Gezza, dan langsung disambut dengan kata-kata ketus laki-laki itu. "Apa! Kalo mau minjem bayar!" ucap Gezza dengan wajah garang.

"Emak-emak lo Za!" ucap Genta dengan senyum meledeknya.

"Biarin emak-emak! Yang penting gue ganteng! Dan punya pacar, enggak jomlo kaya lo! Modus lo alay Gempa!" jawab Gezza mendengus kesal.

Genta terkekeh "Lo tuh yang alay! Ngapain nyimpen barang orang? Emang itu punya lo?" tanya Genta tak kalah sininnya.

Gezza tersenyum licik. "Emang bukan punya gue...-" Gezza menjeda ucapannya.

Genta tersenyum bangga, lalu senyum itu hilang seketika saat mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Gezza.

"Tapi, punya cewek gue!"

***
TU BER CULOSIS = TBC. WKWKW .
MENDING VOTE DEH BIAR KECEH. :D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top