SEWINDU -13- Cowok Lambe

"Ego adalah bagian terbesar dalam diri manusia yang sulit untuk di kendalikan"

-Greenpeanute-

♡♡♡

"Astagfirullah Gezza! Ini kenapa mukanya bonyok kaya gini?" teriak Gishel histeris saat melihat putra bungsunya keluar dari mobil dalam keadaan babak belur.

"Gezza tadi abis berantem, Ma. Dia mukul anak orang," jawab Gaby yang juga keluar dari dalam mobil.

Kening Gishel berkerut, menatap bergantian pada dua makhluk itu "Berantem?" ulangnya dengan tatapan penuh tanya.

Gaby menganggu, sambil melirik sinis pada Gezza "Iya ma, tadi Gezza itu mukul temen Gaby!" ucapnya mengadu.

Gezza melihat Gaby dengan tatapan "What the hell??? Gue kaya gini karna nolongin lo!" teriak Gezza tidak terima.

Gaby menantang Gezza, dengan berkaca pinggang "Nolongin apa? Kamu tuh main serang orang sembarang tau gak?!" Balas Gaby berteriak.

Gezza mengerinyit kesal, menunjuk muka Gaby dengan jarinya "Eh, lo itu mudah banget percaya sama orang baru, pake peluk-peluk segala naik motor. Kalo dia jahat gimana?!"

"Genta anak baik Gezza! Lagian aku nggak peluk dia kok. Aku cuma pegang jaket dia!"

Gezze menunjuk wajah Gaby "Bohong! Ma tadi dia jalan sama cowok naik motor, peluk-pelukan lagi di depan umum," ucap Gezza mengadu agar Mamanya memarahi Gaby.

Gaby mengigit jari Gezza menunjuk wajahnya.

"Gila ya lo! Dasar saudara bombom! Rabies nih gue!"

"AKU TUH BUKAN SAUDARA BOMBOM, DIA ITU ANJING JELEK! KAMU AJA-"

"UDAAAAHHH!!!" teriakan seseorang menghentikan perdebatan mereka.

Sontak Gaby dan Gezza terdiam

"Udah teriak-teriakan nya?" tanya Gishel dengan nada dingin. Mereka berdua hanya diam.

"Gaby bener kamu pulang sama cowok?" tanya Gishel.

"Gaby bisa jelaskan ma, Gaby nggak-"

"Jawab aja, iya atau tidak!" ucap Gishel memotong ucapannya.

Sementara Gezza tersenyum senang, sebentar lagi Gaby akan dimarahi oleh Mamanya. Alangkah senangnya hati Gezza melihat Gaby dimarahi.

Gaby menunduk "Iya ma," jawab Gaby lesu.

Terdengar suara helaan napas dari Gishel. Gaby takut Mama Gishel kecewa padanya.

"Ya udah kalo gitu, besok bawa temen cowok kamu kesini, kenalin ke Mama, kalo dia ganteng, dia boleh ngajakin kamu jalan," ucap Gishel.

Gezza dan Gaby menatap Wanita itu dengan tatapan tak percaya "Ma?" lirih Gezza.

"Ya udah Gaby sekarang kamu ganti baju pulang, nanti kesini lagi, makan," ucap Gishel.

Gezza menatap Gishel yang berlalu meninggalkan mereka berdua "Mak gua emang aneh!" gumam Gezza, sambil menggeleng-geleng miris.

***

"Gaby, sendokin nasi ke piring abang dong!" pinta Garra.

Gaby mendongak menatap Garra yang sedang berdiri di sampingnya. Lalu laki-laki itu menarik kursi dan duduk di sebelah Gaby "Siap Bosque," ucap Gaby semangat.

Gadis itu mengambilkan nasi lengkap dengan lauknya. Lalu memeberikannya pada Garra.

"Makasih ya," ucap Garra sambil mengelus puncak kelapa Gaby, dan itu tak pernah luput dari penglihatan Gezza. Laki-laki itu menggeram kesal. Gaby selalu dapat perhatian lebih.

Itulah salah satu alasan Gezza berubah menjadi kasar terhadap Gadis itu. Dia selalu merebut apa yang seharusnya utuh jadi milik Gezza.

Kasih sayang Mama dan Papanya, perhatian Abangnya. Semua terbagi untuk Gaby. Entah sejak kapan pemikiran ini merasuki diri Gezza, yang jelas, dia tidak suka melihat Gaby jadi pusat perhatian.

Gezza mengunyah makanan nya dengan kesal, bahkan Dia dengan sengaja membenturkan sendok kepiring, hingga menimbulkan suara nyaring.

"Za, piring itu bisa pecah kalo lo makan kaya gitu," sela Garra di tengah kekesalan hati Gezza.

Gezza hanya diam, tak berminat untuk menyela ucapan abangnya.

"Za, itu bibir kamu kenapa biru Za?" tanya Gafril.

"Itu loh Mas, tadi sore dia berantem sama cowok nya Gaby," ucap Gishel enteng.

"APA?!" teriak Garra dan Gafril, serentak menghentikan makannya.

"Kamu punya pacar dek? Kok nggak kasih tau ke abang?" tanya Garra cepat.

"Gak ada pacar-pacaran ya Gaby, sekolah dulu yang bener. Papa nggak setuju kamu pacaran. Pokoknya besok harus putus!" Ucap Gafril telak menyela sebelum Gaby sempat menjawab.

"Setuju!" sorak Gezza tiba-tiba

Semua mata yang ada di meja makan itu menatap heran pada Gezza.

Ditatap oleh empat pasang mata, membuat Gezza tergagap "Ngg... Ga.. Gaby.. Gaby nggak boleh laku duluan sebelum aku!" Gezaa menyela cepat "Kan nggak fair, masa aku yang ganteng kalah sama yang jelek kaya Gaby," Gezza menghembuskan napas lega, alasannya sangat brilian.

Gaby mendengus kasar "Sok Ganteng!"

"Kamu juga, Za. Peraturan ini gak cuma buat Gaby, tapi buat kamu juga berlaku. Sekolah dulu yang bener," kata Gafril tegas namun tetap tenang.

"Mamam tuh!" Gaby meledek Gezza dengan menjulurkan lidah kehadapan Gezza.

"Childish!"

Garra menatap lekat pada Gaby "Pokoknya nggak ada yang boleh jadi cowok kamu! Titik! Gak alasan!" ucap Garra telak.

Gaby menghela napas lelah "Papa Gafril, Bang Garra, Gaby tuh enggak punya pacar, bener deh. Serius deh!" ucap Gaby menjelaskan.

"Alhamdulillah deh kalo gitu, kamu udah takdirnya jadi mantu Mama. Jangan cari cowok lain lagi, anak Mama ada dua yang ganteng-ganteng, tinggal pilih aja ya Mas ya," ucap Gishel, lalu terkekeh pada suaminya. "Gimana menurut kamu bang?" ucap Gishel sambil melirik Garra.

Garra mengangguk, sambil tersenyum penuh arti pada Mamanya.

"Ih Mama, ada-ada aja deh. Gaby udah suka sama seseorang. Cinta Sewindu-nya Gaby," ucap Gaby lalu terkekeh geli.

"Sewindu? 8 tahun?" ucap Garra bertanya. Gaby mengangguk.

"Siapa?" tanya Garra penasaran.

Gaby tersenyum penuh arti "Adalah, Abang Kepo deh!" ucap Gaby.

Lalu mereka kembali melanjutkan acara makan malamnya. Tanpa ada yang menyadari, jika Gaby tersenyum menatap Gezza yang terlihat kesal di depannya.

***

Gezza berjalan keluar sambil memutar-mutar kunci motornya di jari.

"Mau kemana Za?" tanya Gishel yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Gafril. Sementara Garra sedang berada di kamarnya. Dan Gaby sudah pulang setengah jam yang lalu.

"Ini Ma, mau ngumpul sama temen-temen. Gezza ijin ya Ma, Pa." jawab Gezza.

"Ya udah hati-hati kamu. Batas sampe jam 9 udah sampe rumah" ucap Gafril.

"Siap Bos!" ucap Gezza, setelah itu berlalu pergi, sebelumnya Dia menyalamain kedua orang tuanya terlebih dahulu.

Gezza mengeluarkan motornya dari dalam garasi, tanpa sengaja Dia melihat seorang Gadis yang sedang mengaduk-aduk tong pembakaran sampah dengan tongkat besi.

Gezza turun dari motornya, dan bejalan mendekati Gadis itu.

"Woi!" teriak Gezza tepat di telinga gadis itu.

"Hantuuuuu!" teriak Gaby, kaget setelah Gezza berteriak di telinganya.

Gezza menyentil kening Gaby "Hantu, hantu. Mana ada hantu ganteng kaya gue. Dasar sableng lo!" ucap Gezza terkikik Geli.

Gaby memukul kesal bahu Gezza "Kurker banget sih!" kesalnya.

"Lah? Lo yang kuker. Ngapain lo malam-malam ngaduk- aduk sampah. Udah gitu ada apinya lagi, ntar kebakar tambah jelek baru tau rasa lo," kekehan Gezza, tampak menyebalkan bagi Gaby.

"Enak saja anda berbicara! Eh ngomong-ngomong ya Lambe, kamu mau kemana rapi kaya gitu bajunya? Biasanyakan kaya gembel," gantian sekarang Gaby yang terkekeh.

Kening Gezza berkerut "Lambe?" ucapnya dengan tatapan bertanya.

Gaby mengangguk "Lambeturah, kamu kan biang gosip, rempong lagi. Cowok Lambeturah, Hahaha!"

Gezza menggetok kepala Gaby, kali ini cukup keras "Sakit monyet!" umpat Gaby sambil mengusap-usap keningnya.

"Rasain tuh, enak aja lo bilang gue biang gosip, lo pikir gue banci? Kalo gue banci mah, nggak mungkin gua ikut balapan," ucap Gezza.

Mata Gaby terbelalak "Kamu mau pergi balapan? Mama Gishel tau?" tanya Gaby terkejut "Pliss, Gezza, kamu jangan balapan, nanti kalo kamu jatuh, terus mati gimana? Terus Gaby jadi janda dong. Ya Ampun Gezza, aku nggak sanggup jadi janda muda," teriak Gaby histeris.

Gezza menarik ponis wanita itu, hingga kepala Gaby terhuyung ke depan "Jangan sampe Mama sama Papa gue tau! kalo gue masih balapan ya! lagian lo kurang ajar banget bilang gue mati. Tapi lo tenang aja, hari ini gue nggak balapan kok. Jadi lo nggak usah khawatir jadi janda, karna gue nggak bakal nikahin lo!" ucap Gezza lalu terbahak.

"Yeee, gak mau ya udah sih. Kan masih bisa gebet bang Garra dokter ganteng aku," ucap Gaby lalu tersenyum bangga.

"Ya kalo bang Garra mau sama cewek kadal kaya lo sih," Gezza tersenyum miring.

"Ya udah, Gaby sama Cameron Dallas aja!"

"Ya udah deh terserah lo aja kadal imitasi, gue jalan dulu ya, mau ngumpul sama temen-temen. Lo masuk rumah gih, nanti kesenggol motor, nyungsep lo ke tong sampah," ucap Gezza, sambil mengelus kening Gaby yang merah karna getokannya.

"Ishh, ngeselin banget sih!" ucap Gaby sambil menepis tangan Gezza.

"Hahaha, Ya udah gue jalan dulu ya!" ucap Gezza.

Gaby tersenyum sambil mengangguk "Hati-hati ya lambe, jangan pulang malam-malam ya. Nanti kamu diculik dugong, Haha," ucap Gaby.

"Dugong nya kan elo!"

"Enak aja, masa dugong cantik sih," gumam Gaby.

"Iyain dah biar ceper. Bye dugong!"

"Bye bye lambe!" Gaby melambaikan tangannya pada Gezza yang sedang memakai helm nya.

Lalu Gezza menjalankan motornya. Sedangkan Gaby terlihat aneh, sambil memengang dadanya yang berdegup kencang.

"Duh cowok lambe nya Gaby bikin dag dig dug serrr!" gumam Gaby sambil terkikik geli.

***

"Lo beneran gak ada rasa apapun sama Gaby, Za?" tanya Jodi sambil menyesap sodanya.

Sontak Gezza menoleh pada si penanya "Maksud lo apa?" tanya Gezza.

"Ya, gak ada maksud apa-apa, cuma gua penasaran aja sama tuh cewek. Kok betah sih ngejer-ngejer lo terus, padahal dia kan cantik, pasti hanya cowo yang mau sama dia," jelas Fandi.

"Contohnya gue," ucap Seseorang tiba-tiba.

Gezza mendongak menatap orang yang baru saja datang itu "Garren!" desis Gezza degan rahang yang mengatup.

Garren duduk di sofa yang ada di hadapan Gezza "Kenapa Za? Kan lo gak suka sama dia, dan dia belum punya pacar, jadi gak salahkan gue deketin dia. Ya gak Di?" ucap Garren lalu menyeringai pada Jodi.

Jodi mengangguk setuju "Boleh juga tuh bro," ucapnya.

Gezza menendang meja yang ada di room karaoke itu, Dia berdiri dan menarik kerah baju Garren "Udah gue bilang sama lo jangan jadiin dia mainan!" ucap Gezza tajam sambil menunjuk Garren dengan tangan kirinya.

Garren berusaha menepis tangan kanan Gezza yang meremas kerah bajunya "Munafik lo Za! Lo gak ada hak atas dia! Lo bukan siapa-siapa!" teriak Garren lalu terkekeh masam.

Jodi yang melihat situasi semakin runyam, menjadi panik tak kala Gezza menarik Garren untuk berdiri.

"Gak ada hak lo bilang?! Dia besar diantara keluarga gue! Dan dia adalah anak kesayangan Mama gue! Jadi secara teknis gue adalah bagian penting dalam hidup dia!" tegas Gezza, dan langsung menyarangkan bogem mentah tepat di wajah Garren.

"Kacang- kacang, kacangnya mas. Mau kacang rebus atau kacang go-.." ucapan Timothy terhenti saat melihat Garren yang tergeletak di lantai, sambil memegangi sudut bibirnya.

Timothy yang baru datang dari membeli kacang pun, berlari memegangi Gezza yang hendak memukul Garren lagi "Za, tahan. Lo kenapa? Garren sohib kita bro!" ucap Timothy menyambar kan.

Garren berdiri sambil terkekeh "Oh, gue tau sekarang Za. Apa jangan-jangan lo itu gay?" kata Garren, dan langsung menerbitkan amarah Gezza.

"BANGSAT!" Gezza langsung menepis Timothy yang memeganginya, dan bergerak menyerang Garren kembali, namun kali ini Garren sudah bersiap.

BUKKHH....!!! BUKKH..!!!

Baku hantam diantara mereka tak lagi terelak kan, Timothy dan Jodi tak mampu untuk melerai.

"Lo denger ya! Gue nolak cewek yang suka ke gue, bukan berarti gue gay! Gue bukan cowok murahan kaya lo! Yang dengan seenak nya menyakiti hati perempuan! Kalo gue bilang gue nggak suka dari awal, mereka gak bakal lagi baper karna udah tau kenyataannya gimana!" Jelas Gezza, sambil terus menghajar Garren yang berada di bawahannya.

"Za udah! Garren udah lemes Za. Kalo lo hajar terus bisa mati itu anak," ucap Timothy mengingatkan.

Seolah termakan oleh ucapan Timothy, Gezza berhenti memukuli Garren.

Garren mendorong Gezza, lalu Dia bergerak duduk dengan tertatih "Gak ada jaminan. Apa lo bisa buktiin ke gue kalo lo bukan Gay?" Serigai Garren.

"Udah Ren!" bentak Timothy memperingati.

Mata Gezza berkilat marah menatap Garren "Lo mau bukti?! Oke dengan senang hati gua buktiin," jawab Gezza.

"Za!" lirih Timothy. Dia takut Garren bakal menantang Gezza untuk ONS.

Garren terkekeh "Gue bakal percaya kalo lo bukan Gay, jika lo bisa dapat first kiss nya Gaby," ucap Garren santai.

Timothy terbelalak tak percaya "Gila lo Ren! Kenapa lo libatkan orang yang gak bersalah!" bentak Timothy tak percaya.

"Oke!" jawab Gezza.

Za? gumam Timothy tak percaya.

***

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK. VOTE AND COMMENT.

@Greenpeanute

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top