Kim Nam Joon

Keributan yang terjadi di belakangnya tidak membuat Namjoon kehilangan konsentrasi pada pisau yang sedang ia pegang. Ia memusatkan seluruh perhatiannya pada [Name] yang tengah menjelaskan bagaimana cara memasak kimbap yang simpel. Percayalah, ia juga tidak ingin berada di sini, namun jika [Name] sudah memaksanya, ia tidak memiliki jalan keluar lain selain menuruti permintaan gadis itu.

“Sudah selesai memotong wortel dan danmujinya?” tanya [Name] menengok ke arah talenan.

Namjoon mengangguk dan meletakkan pisau yang dipegangnya. “Ada lagi yang harus kulakukan?”

“Kau bisa mencampur nasinya dengan minyak wijen, cuka. Tambahkan sedikit garam, tapi jangan terlalu banyak, oke? Kita tidak ingin BTS gagal tampil karena hipertensi akibat menelan terlalu banyak garam,” suruh [Name]. Namjoon mendengarkan dengan seksama seraya menggerakkan tangannya untuk menuang bahan yang diucapkan [Name]. “Aku akan menumis wortelnya sebentar.”

“Benar-benar tidak dapat dipercaya. Namjoon-hyung memasak!” seru Taehyung yang berdiri di samping Jimin.

“Aku hanya bisa berharap masakannya bisa dimakan,” ucap Jimin mencoba untuk mengangkat handycam agar ia bisa melihat apa yang Namjoon kerjakan dengan lebih jelas.

“Kenapa Jin-hyung mengizinkan Namjoon-hyung untuk memakai dapurnya? Bukankah Jin-hyung selalu sensitif jika ada yang menyentuh dapurnya?” tanya Jungkook dengan nada berbisik sambil menonton dari balik bahu Jimin.

Jimin mengangkat bahunya. “Mungkin karena [Name]-noona yang memintanya?”

[Name] membalikkan badannya sambil menempelkan telunjuknya di bibir. “Dongsaengku yang imut nan menggemaskan. Hyung kalian sedang berusaha keras untuk tidak menghancurkan wadah nasinya, jadi tutup mulut kalian atau makanan malam ini hanyalah kimchi tanpa nasi.”

Jimin, Taehyung dan Jungkook langsung menutup mulutnya, tapi masih tetap merekam sambil berbicara dengan nada berbisik. [Name] tersenyum senang lalu memperhatikan Namjoon yang masih mencampur nasi dengan penuh konsentrasi, tidak ingin merusak makan malam membernya.

“Kalau sudah tercampur semua, berikan nasinya padaku,” kata [Name] membuyarkan konsentrasi Namjoon.

[Name] menggelar rumput laut setelah menerima wadah dari Namjoon. Ia meletakkan nasi di atas rumput laut, kemudian di beri wortel, daging, telur dan danmuji. Gadis itu melirik ke arah Namjoon yang masih tetap memperhatikan tangannya.

“Kau mau mencoba menggulungnya?” tanya [Name] lagi.

“Tidak usah. Aku takut malah menghancurkan makan malam,” ucap Namjoon mengibaskan kedua tangannya, menolak keinginan [Name].

[Name] mendecak. “Kau tidak akan menghancurkan apapun, Namjoon-oppa. Kemari, biar kutunjukkan caranya.”

Gadis itu mendengar siulan menggoda dari para dongsaeng saat ia menggamit tangan Namjoon. Ia memegang kedua tangan Namjoon dan menuntunnya untuk menggulung nasi beserta isinya dengan rumput laut. Beberapa kali mereka harus mengulang karena gulungannya tidak sama, sampai Namjoon merasa ia bisa melakukannya sendiri.

“Kau yakin?” [Name] mencoba meyakinkan dirinya.

Namjoon mengangguk. “Kurasa kalau hanya menggulung aku bisa sendiri. Lebih baik kau memotong kimbapnya, kan? Aku bisa mendengar suara perut Jin-hyung berbunyi dari sini.”

[Name] tertawa kecil. Ia meraih pisau untuk memotong kimbap yang berhasil digulung oleh Namjoon, kemudian menatanya rapih di atas piring. Ia berjinjit untuk menyapukan bibirnya di pipi Namjoon cepat lalu mengukir senyum.

“Kau sudah berusaha dengan sangat baik hari ini, Namjoon-oppa. Aku bangga padamu,” ucap [Name].

Suara ‘aww’ dan siulan sekali lagi memenuhi seluruh penjuru dapur. Siapa lagi pelakunya kalau bukan barisan maknae. Namjoon tersenyum kecil lalu mendorong punggung [Name] pelan.

“Cepat sajikan makanannya atau mereka akan semakin gencar menggoda kita,” Namjoon menekan kata ‘mereka’ sembari melirik ke arah tiga member yang masih setia merekam keduanya dari pintu dapur.

“ARMY-ah. Kalian tidak akan percaya ini. Namjoon-hyung benar-benar membuat kimbap dengan tangannya sendiri! Apakah musim panas akan datang lebih awal ataukah akan ada badai salju malam ini!?” seru Taehyung dengan berlebihan.

[Name] menggelengkan kepalanya. “Jangan mengganggu hyungmu lagi, dongsaeng. Panggil hyung kalian yang lain, bilang makan malamnya sudah siap.”

Begitu ketiganya menghilang dari dapur, Namjoon langsung meraih pinggang [Name] membawa gadisnya dalam pelukan singkat. Punggung [Name] menabrak dada Namjoon, tidak menyisakan ruang diantara keduanya. Bibir Namjoon menyapu pelipis [Name], kemudian turun ke pipi gadisnya.

“Terima kasih karena sudah membantuku hari ini, Jagi. Mungkin setelah ini mereka tidak akan melarangku untuk memasak lagi. Aku benar-benar beruntung memilikimu dalam hidupku,” bisik Namjoon di telinga [Name], sama sekali tidak menyadari kehadiran seseorang di pintu dapur.

“Astaga! Jangan bermesraan di dapur, kita membuat makanan di sini. Kalau mau bermesraan di kamar saja sana,” omel Seokjin seraya menyuruh keduanya untuk keluar dapur.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top