Jung Ho Seok

Selama Hoseok mengenal [Name], tidak pernah sekalipun [Name] melewatkan hari kelahirannya. Tidak. Bahkan saat gadis itu terjebak di Ilsan bersama dengan keluarganya, [Name] akan berusaha mencari cara agar bisa menghabiskan hari ulang tahunnya bersama. Itulah salah satu alasan mengapa Hoseok sangat mencintai [Name].

Gadis itu selalu menjadi yang pertama saat mengucapkan selamat ulang tahun padanya. [Name] juga menjadi orang pertama yang akan ia lihat di hari kelahirannya. Karena itu perasaan Hoseok tidak terlalu baik saat mendapati gadisnya masih berada di luar Korea untuk pekerjaannya.

“Selamat pagi Hoseokie-oppa,” suara seseorang membangunkan Hoseok dari mimpi indahnya.

Bibir Hoseok melebar membentuk seulas senyum kala melihat [Name] berada dalam jarak pandangnya. Gadis itu memamerkan senyum terbaiknya lalu menempelkan bibirnya pada dahi dan pipi Hoseok.

“Selamat ulang tahun. Aku berharap agar kau semakin sukses di umurmu sekarang, hilanglah kebiasaan burukmu dan semoga keberuntungan selalu menyertaimu. Aku juga berharap agar semua yang kau inginkan bisa kau dapatkan selama hal itu positif. Aduh... aku tidak tahu apa yang ingin kukatakan padamu lagi,” [Name] terkekeh pelan. “Sekali lagi selamat ulang tahun oppa. Aku sangat mencintaimu.”

Hoseok meraih tangan [Name] yang memainkan helaian rambutnya. “Kau bilang agar semua keinginanku dikabulkan, kan? Kau mau mengabulkan permohonan kecilku?”

“Selama tidak melanggar hukum dan norma asusila sih tidak masalah untukku,” balas [Name], membiarkan jemarinya dimainkan oleh Hoseok.

“Aku yakin memeluk kekasihku sendiri saat pagi di hari ulang tahunku bukanlah tindakan kriminal. Jadi bagaimana? Apa kau akan mengabulkannya atau aku harus mencari Taehyung untuk kupeluk?” Hoseok tertawa saat [Name] merengut kecil.

Ia menarik lembut tangan [Name] hingga gadis itu menjatuhkan diri di atas tubuhnya. Detik selanjutnya Hoseok sudah melingkarkan kedua lengannya di pinggang [Name], menyelimuti gadisnya dari angin Februari yang masih terasa dingin di pagi hari.

“Apa aku harus cemburu pada Taehyungie karena ia adalah pilihanmu untuk dipeluk saat aku tidak ada?Aku tidak percaya harus cemburu pada orang yang sudah kuanggap sebagai dongsaengku sendiri?” suara [Name] tidak terlalu jelas karena tertahan oleh kaus yang Hoseok pakai untuk tidur.

Hoseok tertawa keras.

“Oh Jagiya, kau tidak perlu cemburu pada satu orang pun di dunia ini. Pelukanmu tidak ada bandingannya. Lebih baik kesepian daripada harus berada dalam pelukan orang lain, Jagi,” Hoseok menempelkan bibirnya di puncak kepala [Name] lalu menaik turunkan tangannya, mengusap punggung gadisnya.

“Dasar gombal,” cibir [Name]. Bertolak belakang dengan nada bicaranya, [Name] malah semakin dalam mengubur wajahnya di dada Hoseok.

Keduanya menoleh saat pintu kamar terbuka. Hal pertama yang mereka lihat adalah cengiran khas Taehyung dan senyuman dengan mata sipit ala Jimin. Hoseok mengerang lemah saat menyadari tatapan penuh arti dari maknae dan member yang lain.

Wooo... Hoseokie-hyung sudah mendapatkan hadiah dari [Name]-noona,” seru Taehyung. “Tapi kenapa kita tidak mendengar suara-suara aneh ya?”

Hoseok melempar kuat bantal ke arah Taehyung. Matanya memicing ke arah Namjoon dengan tatapan menuduh yang kentara, begitu juga dengan Seokjin.

“Ini semua karenamu Namjoon-ah. Kau sudah meracuni pikiran anak polos di bawah umur!” tuduh Hoseok dengan berapi-api.

Namjoon mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah. “Aku tidak menyuruh kalian ikut menonton ‘itu’ bersamaku, kan? Jangan salahkan aku kalau anak polos di bawah umur seperti mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang berlebih. Aku tidak bisa menghentikan mereka.”

“Astaga... jangan membicarakan hal seperti ini saat ada seorang gadis di antara kalian,” lerai [Name].

Hoseok tersadar dari lamunan kala Namjoon menepuk bahunya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memamerkan senyum paksa. Seharian ini tidak ada satupun orang yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya atau bahkan terlihat mengingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

“Bersemangatlah sedikit, hari ini kita mulai promosi album baru yang sudah dikerjakan dengan susah payah, kan?” ujar Namjoon berusaha menyemangati hyung berbeda bulannya itu. “Tidak ada satupun ARMY yang ingin melihat wajah kusutmu itu.”

Hoseok menghela nafas berat lalu memejamkan mata. Benar kata Namjoon, ia harus fokus dengan promosinya hari ini. Ia tidak boleh bersikap kekanakkan hanya karena gadis yang ia sayangi tidak berada di sampingnya atau mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Tidak boleh kekanakkan.

Anehnya, saat Hoseok memejamkan mata, ia merasa ada seseorang yang memeluk lehernya lalu mencium dahi dan pipinya. Semua itu terasa sangat familiar bahkan Hoseok mengenali aroma parfum sosok yang tengah memeluknya ini.

“Selamat ulang tahun Hoseokie-oppa. Maafkan aku karena terlambat mengucapkannya padamu, tapi aku tetap menjadi yang pertama, kan?” ucap sosok itu. “Aku meminta yang lainnya untuk jangan mengucapkan selamat padamu karena tetap ingin menjadi yang pertama memberikan ucapan selamat padamu. Aku mencintaimu oppa. Sangat mencintaimu sampai selalu ingin menjadi yang pertama untukmu.”

Saengil chukhae Jung Hoseok... Semoga apa yg diinginkan terkabul. Terus bikin ARMY jantungan tiap kali ngeliat dirimu dance, dan tetap jadi Jung Hoseok yg ARMY kenal..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top