0.0 PROLOG
Happy reading!
•
•
•
Seorang wanita tengah duduk di tepi ranjang dengan menatap kosong sebuah bingkai di tangannya. Alisha Helena Dimitria, masih setia menatap foto dirinya bersama seorang pria yang ia cintai. Wajahnya terlihat gelisah dengan kedua tangan yang saling bertaut memegang kedua kakinya yang ia tekuk. Sesekali ia membenarkan rambutnya yang terjatuh karena terus menunduk.
Sudah tiga tahun wanita itu menunggu kabar dari tunangannya. Ia mengingat terakhir kali bertemu dengan tunangannya, di hari Valentine mereka mengikat janji akan tetap bersama dengan bertukar cincin. Namun beberapa hari kemudian, tunangannya mendapat jabatan baru dan dipindah kerjakan di luar Negeri. Mereka sempat berbicara beberapa kali, dan pada akhirnya Reiga menghilang begitu saja.
Selama ini Alisha terus menanyakan keberadaan Reiga pada keluarganya, namun mereka juga mengatakan tidak mengetahui itu. Bukan hanya Alisha yang khawatir dengan keadaan Reiga, keluarga Reiga lebih menghawatirkan pria itu. Mereka pernah mendapat kabar bahwa Reiga mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat, namun itu tidak bisa membuktikan kebenaran karena tidak ada yang melihat jasad Reiga ketika salah satu keluarga Reiga pergi ke sana.
Alisha mendengar suara pintu yang terbuka, dan langsung mendongak melihat siapa yang datang.
"Kakak ...."
Panggil Zianka, adik Alisha yang kini sudah menghampiri sang kakak. Umur Zianka hanya dua tahun lebih muda dari Alisha, jika pertama kali melihat mereka duduk bersampingan, tidak ada yang bisa membedakan siapa adik, dan siapa kakak karena wajah mereka yang begitu mirip, dan bentuk tubuh yang hampir sama.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ujar Zianka dengan nada yang sangat hati-hati. "Janji, kakak tidak akan marah!"
"Bicaralah!" Alisha tersenyum kemudian meletakkan bingkai yang masih ia pegang di atas nakas di samping ranjangnya.
"Tadi aku ke rumah Zoi," ucap Zianka mulai bercerita.
Mendengar nama Zoi tidak asing lagi bagi Alisha, pria seumuran dengannya yang kini bersetatus sebagai tunangan adiknya.
"Mereka meminta untuk menentukan tanggal pernikahannya segera." lanjutnya kemudian menarik pelan tangan Alisha untuk ia pegang.
Alisha tahu ke mana arah pembicaraan adiknya. Kali ini, wajah Alisha mulai menegang, sudah berkali-kali Zianka mengatakan itu karena tidak ingin melangkah kakaknya. Zianka selalu meminta kakaknya untuk mengembalikan cincin yang Reiga berikan, dan melupakan pria itu dengan memulai hubungan baru. Namun Alisha selalu menolak, dan meminta Zianka untuk menikah tanpa mempedulikan keadaannya.
Alisha masih berpegang teguh dengan keputusannya untuk tetap bertahan menunggu keadaan tunangannya. Ia tidak akan percaya kabar buruk apa pun sebelum memastikan sendiri.
"Apakah aku harus selalu menunda pernikahan lagi demi kakak yang keras kepala ini," desis Zianka kemudian memegang kedua pundak kakaknya. "Sadarlah, Kak. Kakak itu sudah di-ghosting oleh Kak Reiga. Mau sampai kapan kakak akan terus menunggu kabar dari laki-laki yang bahkan tidak tahu di mana ia berada."
"Kau bisa menikah duluan, dan jangan pikirkan keadaan kakak. Kakak bersedia dilangkah," ujar Alisha seraya memeluk adiknya, tanpa ia sadari air matanya sudah keluar begitu saja dari pelupuk mata. Ia terlalu putus asa dengan perasaannya, wanita itu juga berharap bisa melupakan tunangannya dan mulai mencintai pria lain. Namun hatinya terus menolak untuk itu.
"Aku ingin seperti itu, dan kakak tahu mama tidak akan mengizinkannya." Zianka langsung melepas pelukan kakaknya, kemudian berdiri memalingkan wajahnya. "Kenapa jawaban kakak selalu seperti ini? Aku benci kakak! Kenapa aku yang harus menanggung apa yang kakak lakukan? Apakah ini hukuman karena menjadi adik kakak?" ujarnya kemudian pergi meninggalkan Alisha dengan tangisnya yang mulai pecah.
Alisha menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi antara dia dan adiknya, wanita itu tidak tahu lagi tentang pemikirannya, ia kemudian berdiri seraya mengusap air matanya kasar.
"Inilah saatnya aku harus membuktikan bahwa Reiga itu masih hidup, aku akan mencarinya sendiri."
•
•
•
TBC
Mohon maaf, apabila ada suatu kesalahan dan kekurangan. Karena saya hanya manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. T_T
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top