{ 06 }

Credit @Hananene_tete on twitter

◈ ━━━━━━━ ⸙
𝕿𝖍𝖆𝖓𝖐𝖘 𝖋𝖔𝖗 𝖇𝖊 𝖆𝖑𝖜𝖆𝖞𝖘 𝖇𝖊𝖘𝖎𝖉𝖊 𝖒𝖊
⸙ ━━━━━━━ ◈

Semenjak Kou mengatakan hal itu  lambat laun kehidupan Nene mulai berubah.

Walau berat Nene berusaha untuk mengikhlaskan kepergian Hanako, liburan sekolah juga sedikit membantu Nene untuk tidak mengunjungi toilet gedung tua cukup lama.

Besok adalah hari terakhir sebelum tahun baru dan salju sudah turun sejak hari natal lalu dan sekarang jalanan sudah mulai tertutup salju layaknya karpet putih.

Nene sudah selesai merajut scarf untuk Kou dan hari ini dia berniat bersiap untuk besok karna dia akan menghabiskan malam tahun baru dengan Kou.

Nene meniup-niup tangannya beberapa kali, sialnya ketika keluar dia lupa memakai sarung tangan padahal udara sedang dingin-dinginnya.

"Astaga bagaimana bisa bodohnya aku tidak membawa sarung tangan"Keluh Nene sebelum akhirnya memutuskan menyelipkan tangannya pada saku jaket.

"Yashiro-san?"

Nene berjengit lalu menoleh dan mendapati Akane sedang menenteng 2 plastik berisi belanjaan isi kulkas yang penuh.

"Akane-kun!"

Akane tersenyum.

"Tidak kusangka aku akan bertemu denganmu disini Yashiro-san, kau baru belanja isi kulkas untuk tahun baru juga?"

Nene nyengir lalu mengangguk walau sebenarnya tujuannnya bukan untuk membeli isi kulkas, nyatanya kantung belanjaan Nene berisi bahan-bahan kue.

"Karna kita sama-sama akan ke halte bagaiman kalau kita kesana bersama?"Tawar Nene, Akane mengangguk lalu mengikuti langkah Nene menuju halte terdekat.

Setelah menunggu beberapa saat, bus yang mereka tunggu pun akhirnya sampai mereka pun segera mencari tempat duduk yang bersebelahan.

"Astaga barang belanjaanku berat sekali"Keluh Akane sedikit meregangkan otot kedua tangannya.

Nene terkekeh, hubungannya dengan Akane memang pernah memburuk karna Nene yang terikat dengan Hanako ditambah Akane sendiri sangat membenci supranatural.

Tapi setelah mereka sempat berkerja sama dengan Teru untuk menyelamatkan Aoi (walau gagal) hubungan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Kau terlihat lebih baik ya sekarang Akane-kun"

Akane terdiam beberapa saat lalu menghela nafas berat.

"Aku berusaha untuk itu Yashiro-san, karna Aoi-chan bilang padaku agar aku tetap tersenyum tanpanya jadi aku tidak bisa mengecewakannya"

Nene termenung beberapa saat mendengar balasan Akane.

Berbahagialah Yashiro, walau itu tanpaku.

"Yashiro-san? Kena— Kau menangis?!"

Nene tersadar dan cepat-cepat menyeka air matanya sambil tertawa kecil.

"Maaf Akane-kun, aku hanya baru saja mengingat ucapan Hanako-kun"

Akane menghela nafas berat, sedikit muak karna mendengar nama itu tersebut.

"Kita memang berada di posisi yang berat ya Yashiro-san?"

"..."

"Tapi mau bagaimana pun waktu tidak akan menunggu kita membaik, dia akan terus melaju tanpa persetujuan kita jadi.."

Akan tersenyum menyodorkan kepalan tangannya.

"Kita harus mulai merelakan mereka kan?"

Nene tertawa kecil lagi-lagi matanya terasa panas ingin meneteskan air mata lagi, tapi Akane benar.

Merelakan tidak selalu berarti melupakan, tidak sama sekali!

Karna selamanya Amane akan tetap di hati Nene begitu sebaliknya dengan Aoi yang akan tetap hidup dalam hati Akane.

"Hm, kau benar Akane-kun! Terima kasih"

¤ ◎ ♡ ◎ ¤


"Baiklah hati-hati dijalan, ini sudah malam jadi cepat kembali sebelum tengah malam"Omel Teru, Kou mengangguk mengacungkan jempolnya.

Teru menghela nafas berat lalu menutup pintu rumah meninggalkan Nene dan Kou yang tertawa kecil melihat ekspresi Teru barusan.

Seharusnya mereka akan tetap di rumah Kou hingga pergantian tahun tapi Nene bilang dia ingin mengunjungi Hanako untuk terakhir kalinya pada Kou dan setelah mendengar alasannya Kou pun bersedia mengantar Nene kesana.

Selama perjalanan mereka sempat tidak saling berbicara satu sama lain sampai akhirnya Kou menghela nafas berat sebelum mengatakan sesuatu.

"Maaf senpai"

"Eh kenapa tiba-tiba minta maaf?"

Kou menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan wajah sedikit memerah lalu memalingkan wajahnya.

"T-Tentang ucapanku beberapa minggu lalu"

"Ah soal itu, ya ampun aku bahkan sudah melupakannya! Tidak apa-apa kok, lagipula ucapanmu memang benar"

"BUKAN BEGITU!"

"..."

"M-Maaf karna aku kurang sabar soal itu padahal aku tahu senpai baru saja kehilangan orang yang berharga buat senpai"

Nene tertawa kecil.

"Tapi Kou-kun, aku justru berterima kasih untuk itu Kou-kun"

"M-Maksud senpai?"

"Seandainya kau tidak mengatakan soal itu maka selamanya aku akan tetap tenggelam dalam kesedihanku sendiri"

"..."

Nene melempar senyuman hangat pada Kou, Kou membulatkan matanya setelah sekian lamanya akhirnya Kou bisa melihat senyum Nene sehangat ini lagi.

"Arigatou ne Kou-kun - !"

Kou terdiam beberapa saat, pipinya terasa panas padahal udara sedang dingin-dingnnya dan Kou pun membalas tersenyum.

Tak terasa sampailah mereka di depan sekolah, Kou memutuskan untuk menunggu di depan gerbang sekolah sedangkan Nene pergi masuk ke gedung tua dimana toilet Hanako berada.

Begitu sampai di toilet, Nene mengetuk pintu ke-3 sebanyak 3 kali lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskanya sembari tersenyum.

"Hanako-kun apa kabar?"

Nene menyentuh pintu toilet tersebut, sejenak memorinya bersama Hanako selama ini menari bebas layaknya sebuah rol film yang di putar beruntun.

Ah betapa Nene begitu merindukan hantu itu.

Nene mulai bercerita banyak tentang hari-hari berat yang dia lewati selama liburan, suaranya menggema seakan menyahut semua celoteh gadis itu.

Sunyi senyap, hanya ada suara Nene yang memenuhi ruangan itu.

"Nee Hanako-kun, aku tahu aku ini bodoh karna masih meratapimu padahal sudah jelas kau menyuruhku bahagia meski tanpamu"

Nene kembali menghela nafas.

"Aku merindukanmu Hanako-kun"

Mendadak tenggorokan Nene tercekat dan hatinya sakit mengingat bagaimana Nene terakhir kali bertemu dengan Hanako.

Seandainya bisa, aku ingin hidup denganmu lebih lama Yashiro.

Nene menyeka air matanya dan kembali tersenyum.

"Aku janji akan menggunakan kehidupan yang sudah kau berikan ini dengan baik, sampai jumpa disana"

Nene pun mengeluarkan kantung kertas berisi beberapa donat yang masih hangat dari tasnya lalu meletakkannya di jendela toilet, setelah meletakkannya gadis itu pun berlari kecil-kecil menemui Kou yang sudah pasti menunggu cukup lama.

"Kou-kun!"

"Ah senpai, okaeri"

"Maaf apa aku lama?"

"Yah lumayan"

Nene menggosok kedua tangannya agar merasa hangat, salju mulai turun lagi membuat udara bertambah dingin daripada tadi.

"B-Berikan tanganmu senpai"

Nene bingung namun tetap menyodorkan tangannya, Kou menggenggam tangan Nene lalu meniup-niupnya beberapa saat.

Pipi Nene memanas tapi hatinya menghangat, bagaimana bisa Nene bisa begitu bodoh mengabaikan seberapa perhatiannya Kou padanya?.

"S-Sudah lebih baik senpai?"

Nene mengangguk tertawa kecil.

"Terima kasih Kou-kun, ayo kita cepat kembali kerumahmu sebelum kita terlambat untuk acara pergantian tahun baru!"

Kou mengangguk semangat, mereka pun berjalan beriringan kembali ke kediaman Minamoto.

Terima kasih Hanako-kun, aku sudah baik-baik saja sekarang! Sampai bertemu disana!.

•❅•°• ♡ •°•❅•

Ceklek

Beberapa saat setelah Nene meninggalkan toilet, pintu ke-3 dari toilet itu terbuka memunculkan sebuah bola-bola hantu di ikuti sesosok pemuda keluar dari sana.

Hanako mengambil kantung kertas tersebut lalu membawanya ke atap sekolah, pemuda itu duduk di pagar atap sekolah sembari menikmati donat Nene.

Air mata Hanako meleleh sambil tersenyum melihat Nene yang tertawa bebas dengan Kou dari kejauhan.

"Kau memang bodoh Yashiro masih
mengharapkanku"

Hanako menyeka air matanya.

"Aku pun merindukanmu, tapi kalian sudah tidak bisa melihatku dan aku pun hanya bisa melihatmu"

Hanako tersenyum, harusnya jantung Hanako sudah mati tapi rasanya Hanako bisa merasakan ada sesuatu yang sakit disana.

"Aku akan menunggumu Yashiro, selamat tinggal".

✩。:•.─────  ❁ The End ❁  ─────.•:。✩

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top